A Pure Paki Theme

Friday, August 5, 2011

City Hunter episode 7

Share it Please
The events depicted in this drama are fictitious. Any similarity

to any person, institutions or events is merely coincidental.

City Hunter 7



Setelah pertemuan mengejutkan di kamar suite Hotel itu, Nana bergegas pergi karena dipanggil rekan Seo. Yoon Sung memanggilnya, tapi Nana tidak berhenti.



Soo Hee berkata kalau Nana menjadi pengawal Seo Yong Hak, dia mungkin disini karena tugas itu.

Jaksa Kim terlihat marah, tapi diam saja. Ia tanya ke Soo Hee apa yang dilakukan Soo Hee disini.



Soo Hee menunjukkan kemeja Yoon Sung yang basah. Kau bisa lihat sendiri.

Lalu berkata ke Yoon Sung kalau ia minta maaf dan terima kasih atas bantuan Yoon Sung hari ini.

Soo Hee pergi dengan Yeong Joo.



Yoon Sung masih menunggu kemejanya kering, ia telp Nana. Nana tidak mengangkatnya.



Jaksa Kim jalan bersama Soo Hee, ia marah. Kau pergi minum? bersama Lee Yoon Sung?

Soo Hee membenarkan.



Yeong Joo : Apa kau tidak tahu aku menunggumu?



Soo Hee : Kau yang memperlakukanku seperti tokoh wanita yang tidak terkalahkan dalam game.

Yeong Joo : Soo Hee..

Ponsel Yeong Joo bunyi. Soo hee menghela nafas, jawab saja.



Yeong Joo mengangkat telp, dari kantornya. Mereka berkata telah menemukan orang yang mirip tersangka di lift yang baru saja masuk ke negeri ini.

Yeong Joo sangat tertarik, baiklah aku akan segera...



Yeong Joo ragu dan melihat ke arah Soo hee dengan pandangan bersalah. Sae Hee berkata Yeong Joo pergi saja, jangan melihatnya seperti itu.



Yeong Joo segera kembali ke kantornya. Apa kau sudah menemukan-nya?

Petugas Jang menunjukkan profile di layarnya, Orang ini profilnya mirip dengan orang dalam catatan kita.



Itu profil Jin Pyo. Jang menjelaskan, namanya Steve Lee, warga Amerika keturunan Korea. Dia membidik orang Asia dengan bisnis tanduk-nya di Amerika dan jadi kaya. Dia tidak punya keluarga.

Yeong Joo ingin tahu alamat Jin Pyo sekarang.



Yoon Sung masih memikirkan Nana, lalu Jin Pyo telp, ia ingin bertemu Yoon Sung.

Jin Pyo langsung tanya masalah Yoon Sung, apa karena wanita? Yoon Sung menyangkal. Jin pyo mengingatkan, jangan jatuh cinta dengan siapapun.



Jin Pyo : Saat kau jatuh cinta, rencana kita akan kacau.

Yoon Sung : Karena ada serangan mendadak dari sumber luar maka Blue House lebih waspada.



Jin Pyo berkata ia mengirim Yoon Sung ke Blue House karena Yoon Sung akan mendapatkan informasi mata2 terbaik disana. Jin Pyo tanya tentang Seo Yong Hak, ia dengar Hodson datang.

Jin Pyo ingin Yoon Sung menyebarkan informasi yang diperolehnya ke publik. (Tentang konspirasi Seo dan Hodson)



Jin Pyo : Buatlah sampai dia tidak bisa berkampanye. Biar orang seluruh negeri tahu kalau dia itu sampah.

Yoon Sung : Sekarang belum tepat waktunya.



Jin Pyo kesal, kenapa Yoon sung masih juga menundanya. Apa ini?

Yoon Sung : Hanya membuatnya tidak bisa ikut pemilu tidak akan membuat kebencianku berkurang. Aku akan membuatnya tahu kalau setiap orang itu sama di depan hukum.

Jin Pyo : Sama?



Lalu mereka mendengar bunyi bel dan melihat kedatangan Jaksa Kim dan petugas Jang. Yoon Sung, Jin Pyo dan Shik Joon heran, apa yang dilakukan Jaksa Kim disini?



Yoon Sung dan Shik Joon sembunyi dulu. Jin Pyo membukakan pintu untuk Jaksa Kim dan stafnya.



Jin Pyo menyambut Jaksa Kim dengan ramah. Jaksa Kim mengenalkan diri, saya dari Kepolisian Istimewa Seoul, Jaksa Penuntut Kim Yeong Joo.

Jin Pyo tersenyum dan bersalaman, saya Steve. Silahkan duduk.



Jaksa Kim berterima kasih dan heran melihat mainan pororo. Itu milik Yoon Sung, hadiah dari Do Jin (anak kecil tetangga Nana). Ini mainan anak2, setahu saya anda tidak memiliki anak.

Jin Pyo hanya berkata, mungkin stafnya menjatuhkannya. Lalu ingin tahu apa alasan Jaksa Kim menemuinya.



Jin Pyo jalan dan akan mengambilkan mereka minum. Saat Jin Pyo menjauh, Jang Pil Jae dengan cepat mengambil sidik jari Jin Pyo dari gelas juice-nya dengan selotip.

Jin Pyo kembali dengan minuman, silahkan.



Yeong Joo tanya tentang bisnis Jin Pyo, pasti sulit sekali. Jin Pyo berkata sama sekali tidak sulit, para petani yang melakukan untuknya, dia hanya menjual hasilnya di Korea Selatan dan negara Asia lainnya.



Yeong Joo memuji rumah Jin Pyo, bagus sekali. Bahkan ada pianonya. Sepertinya Anda punya banyak hobi.



Jin Pyo berkata kadang menyanyi sambil memainkan piano (what? asyik juga), dan karena kondisi kakinya, Jin Pyo jarang jalan. Tapi kadang mengeluarkan motornya untuk mencari udara segar.

Yeong Joo kagum, lalu tanya apa Jin Pyo latihan menembak.



Jin Pyo kaget, menembak? Aku tidak pernah menembak sebelumnya. Aku tidak menyukai hal-hal mengerikan itu (gubrag!)



Yeong Joo berkata mereka sedang menyelidiki kasus penembakan Seo Yong Hak dan senjata yangg digunakan termasuk langka, makanya ia berpikir kalau kemungkinan pelakunya adalah orang asing.



Jin Pyo mengangguk-angguk, ah begitu ya.



Jaksa Kim dan Petugas Jang pulang. Jang berkata akan membandingkan sidik jari di gelas dengan sidik jari di lift.



Jaksa Kim minta Jang melakukan penyelidikan lebih lanjut.



Tapi Jin Pyo juga bukan orang sembarangan, dia mantan mata-mata terbaik Korea. Jin Pyo sudah punya persiapan dalam menghadapi Jaksa Kim.



Jin Pyo melepas lapisan sidik jari palsu di jari telunjuk dan jempolnya. Jin Pyo tampak kagum, bisa menemukan aku disini, sepertinya dia bukan Jaksa sembarangan.

Jin Pyo berkata ke Yoon Sung untuk lebih hati-hati dalam operasi berikutnya.



Nana kesal, ia makan tteokbokki di kantin Kyung Hee sambil ngomel. Benar2 brengsek. Kenapa harus dengan Soo Hee? Bagaimana dia tahu kalau Soo Hee suka pria tinggi?



Kyung Hee mendekat dan memberikan tas isi makanan. Nana, bawa ini ya. Sepertinya pekerjaanmu semakin berat, wajahmu semakin kurus.

Nana kaget, tidak perlu. Kau seharusnya tidak memberikan makanan yang susah payah kau buat.



Kyung Hee tersenyum, aku tidak bisa memakan-nya sendiri. Tapi ini lebih baik daripada kerja paruh, ya kan?



Nana membenarkan, karena matanya sekarang tidak pernah bengkak lagi kalau bangun pagi. Mungkin karena sekarang ia tidak pernah menangis di malam hari lagi.



Kyung Hee senang dan berharap Nana bahagia. Bawa ini.

Nana : Terima kasih. Masakan bibi selalu enak. (Jadi selama ini Yoon Sung tergila-gila kimchi buatan ibunya sendiri? oh how sweet is that..)



Nana membongkar makanan dari Ibu Yoon Sung saat Yoon Sung pulang. Ia ingin menjelaskan kejadian di hotel tadi pada Nana.



Nana berkata ia tidak peduli dan Yoon Sung tidak perlu menjelaskan segalanya padanya.



Yoon Sung : Kalau kau tidak peduli, kenapa tidak menjawab telpku?



Nana diam saja karena kesal dan Yoon Sung menarik tangan Nana.

Nana : Apa kau baru saja menarik tanganku? lepaskan!



Yoon Sung : Kau cemburu, ya kan? Kau seperti ini dan juga tidak menjawab telpku, itu namanya cemburu.

Nana tidak terima, mengapa aku harus cemburu? aku cuma kaget.



Nana berkata, tadi Yoon Sung memegang tangannya, jadi harus bayar 50 ribu Won dan 100 ribu Won karena memegang bahunya. Total 150 ribu Won.



Yoon Sung kesal, apa kau selalu memikirkan uang saja? Ya, aku akan bayar. Berapa? tangan, bahu, berapa? 250 ribu Won?

Keduanya terus saja seperti itu sampai Nana masuk ke kamarnya.



Yoon Sung menjelaskan dari luar kamar, kalau hari ini di Hotel Soo Hee menumpahkan anggur di bajunya dan berkeras membawa baju itu ke dry cleaning.



Nana tertegun, menumpahkan anggur? Ia jadi merasa bersalah.



Keduanya sudah lebih tenang. Yoon Sung ada di kamar sambil membaca file di iPad-nya. Seo Dong Sin, Seo Dong Seok, Seo Dong Hun, apa mereka benar2 sakit?



Tiba-tiba Nana muncul, ia langsung berkata, kau pasti sedang menonton film porno.



Yoon Sung jelas kaget. Hei! kau seharusnya mengetuk pintu dulu dan memberiku waktu untuk bersiap!



Nana : Akan aneh kalau playboy tidak menonton film porno. Sudah waktunya makan, berhenti menonton-nya.

Yoon Sung kesal, aku tidak mau makan, kau makan saja sendiri.



Tapi Yoon Sung tetap keluar dan ngomel, kau akan mati kalau kau tidak mengetuk lain kali!

Nana : Katanya kau tidak makan?



Yoon Sung mengambil nasi dan duduk. Nana membuka tutup sup, ah panas sekali.



Nana berkata ini makanan dari bibi di kantin. Yoon Sung tertegun. Nana menjelaskan kalau Kyung Hee selalu menjaganya selama ini, seperti ibunya.



Nana : Cepat makan, kita harus mengembalikan kotaknya.



Yoon Sung ikut mengembalikan kotak makanan dengan Nana. Keduanya menemui Kyung Hee.

Kyung Hee tampak menahan sakit.



Nana menyapa Kyung Hee. Bibi apa kau sudah selesai kerja?

Kyung Hee tersenyum dan berkata ia ingin istirahat sebentar, karena tidak enak badan.



Kyung Hee mengenali Yoon Sung, Kau Profesor yang waktu itu kan?

Yoon Sung mengangguk memberi salam. Nana menyerahkan kotak makanan dan berkata ia mengisinya dengan kacang (sebagai balasan)

Kyung Hee : Kau tidak perlu mengembalikannya secepat ini. Terima kasih.



Nana dan Yoon Sung akan pulang. Tiba-tiba Kyung Hee membungkuk dan ia tampak sakit parah.

Yoon sung yang jalan belakangan langsung mendekati ibunya, Apa kau baik-baik saja?



Nana juga lari mendekati Kyung Hee. Ia ingin membawa Kyung Hee ke RS, tapi Kyung Hee menolak, tidak perlu tidak apa-apa.

Kyung Hee akan pulang dan minum obat saja. Kalian pergilah.



Nana langsung minta Yoon Sung menggendong Kyung Hee. Cepatlah.

Yoon Sung ragu, tapi ia menggendong ibunya pulang.



Jin Pyo mengamati ketiganya.



Yoon Sung, Nana dan Kyung Hee sampai ke rumah Kyung Hee. Yoon Sung menurunkan Kyung Hee di bangku depan dan ini pertama kalinya Yoon Sung berada di rumahnya. Ia tampak blank.



Kyung Hee minta maaf pada Yoon Sung, ia pasti membuat Yoon Sung lelah. Ibumu pasti sangat bahagia mempunya anak yang bisa diandalkan seperti dirimu.

Yoon Sung : Aku tidak punya ibu. Aku tidak punya kesempatan melihat wajahnya.



Kyung Hee tampak sedih, benarkah? Jika dia masih hidup, dia pasti sangat senang. Tampan, bisa diandalkan, dan bahkan seorang Ph.D.



Setelah mengantar Kyung Hee, Nana dan Yoon Sung jalan pulang. Nana memberikan kratingdaeng dari Kyung Hee untuk Yoon Sung :) minum ini, aku meminumnya kalau kelelahan.

Yoon Sung : Aku kenyang.

Tapi tetap menerima kratingdaeng dari Nana.



Nana heran kenapa setelah bertemu Bibi, Yoon Sung jadi aneh. Ada apa?

Yoon Sung minta Nana pulang duluan, ia akan menyusul.



Yoon Sung duduk di atas jembatan sambil merenung.



Tiba-tiba Nana muncul dan duduk di samping Yoon Sung.

Yoon Sung mengeluh, aigoo! Bukankah aku minta kau pergi duluan?



Nana : Bahkan seorang playboy pun merindukan ibunya?

Yoon Sung : Pergi, cepat.



Nana berkata kapanpun ia melihat Bibi, ia jadi teringat ibunya.

Nana : Jadi, kalau aku merindukan ibuku. Aku mengunjungi kantin-nya dan meminta hal yang tidak masuk akal.

Bahkan meskipun itu tidak ada dalam daftar menu, dia akan membuatnya untukku.



Nana menyanyi dan akhirnya Yoon Sung tersenyum.



Paginya. Kyung Hee seperti biasa menyiapkan makanan di kantin. Tiba-tiba Jin Pyo muncul, lama tidak bertemu.



Kyung Hee syok dan menjatuhkan barang yang dipegangnya. Kyung Hee bagai melihat hantu.



Kyung Hee langsung menangis dan memukuli Jin Pyo, anakku, anakku! Dimana anakku!

Kyung Hee : Kenapa kau tidak membunuhku saja? Bagaimana kau bisa mengambil anakku? Bagaimana kau bisa melakukannya?



Jin Pyo berusaha menenangkan Kyung Hee. Lalu memeluk Kyung Hee. Kyung hee menangis di pelukan Jin Pyo.



Setelah tenang, Kyung Hee tanya apa Jin Pyo tahu selama 28 th ini bagaimana ia hidup?

Jin Pyo heran, kenapa kau seperti ini? Bagaimana dengan semua uang itu?



Kyung Hee : Jadi orang yang mengirim uang itu adalah kau. Aku tidak menyentuh uang itu satu senpun.

Aku akan mengembalikan semua uang itu, kembalikan saja anakku.



Jin Pyo berkata kalau putra Kyung Hee baik-baik saja dan sudah menyelesaikan pendidikannya di Amerika. Pekerjaan-nya juga bagus.



Kyung Hee tidak percaya, bawa dia padaku segera.

Jin Pyo : Dia bahkan tidak tahu kalau kau ada.



Kyung Hee tidak bisa melupakan setiap hari yang sudah berlalu. Dan dia tidak tahu keberadaanku? Ayo, biarkan aku menemuinya.

Jin Pyo : Kyung Hee.



Kyung Hee : Apa yang sebenarnya terjadi waktu itu? Kenapa Mu Yeol tidak kembali?

Jin Pyo hanya berkata akan mengatakan semuanya jika waktunya tiba. Jin Pyo berdiri dan meminta maaf.



Jin Pyo : Aku minta maaf. Aku selalu ingin mengatakan ini padamu.

Kyung Hee ingin tahu nama anaknya. Jin Pyo hanya berkata Johnny, namanya Johnny.



Go Ki Joon kembali ke Blue House. Semua staf melihatnya dengan kikuk. Kepala bagian mendekati Ki Joon.

Kepala bagian sudah mendengar dari Direktur Keamanan tentang adik Ki Joon.



Ki Joon : Dia masih dalam tahanan.



Kepala bagian berkata kalau kejahatan tetaplah kejahatan. Kau seharusnya senang karena hanya dipotong gaji enam bulan.

Kami bahkan menulis permohonan untuk adikmu.

Ki Joon mengucapkan terima kasih. Kepala Bagian minta semua kembali kerja.



Tiba-tiba Presiden Choi masuk ke ruang IT. Semua kaget dan berdiri. Presiden.

Kepala bagian : Kenapa anda kesini Pak Presiden?



Presiden : Aku kesini karena peristiwa hacking yang baru saja terjadi. Aku khawatir dengan moral Kementrian Informasi.



Tidak, kita seharusnya lebih fokus pada keamanan kita. Semuanya harus kerja dengan keras. Ini adalah jantung Agen Rahasia Korea, jangan meremehkan pekerjaan ini. Tolong, pikirkan ini sebagai pertahanan terakhir negeri kita.

Semua mengiyakan.



Presiden Choi memanggil Yoon Sung secara pribadi, kita bicara sebentar DR. Lee Yoon Sung.



Presiden dan Yoon Sung jalan-jalan. Presiden tanya, Ayah Yoon Sung di Amerika, benar kan?

Yoon Sung membenarkan. Presiden berkata ia iri pada ayah Yoon Sung.



Karena berhasil membesarkan anak sebaik Yoon Sung tapi tetap mengirimkan Yoon Sung ke Korea Selatan.



Presiden mengeluh, ia tidak tahu kalau membesarkan anak itu bisa sangat sulit. Kau sudah bertemu Da Hye, putriku kan?

Dia itu anak yang akan lari begitu mendengar kata "belajar." Aku tidak tahu mengapa ia tiba2 berkata ingin belajar selama dua hari ini.



Presiden membujuk Yoon Sung untuk bersedia jadi guru les Da Hye. Jangan menganggapnya sebagai kata2 Presiden, tapi sebagai permintaan dari ayah seorang anak yang akan ujian.



Yoon Sung tidak bisa menolak. Presiden tersenyum dan menepuk lengan Yoon Sung, sampai ujian saja, tidak apa-apa kan DR Lee?



Da Hye mengeluh, kenapa tidak ada libur atau hari ulang tahun sekolah. Nana minta Da Hye bertahan saja.

Da Hye : Kakak, apa kau tahu pedihnya jadi murid yang mengulang?

Nana : Aku sudah membacanya dua kali saat aku direkrut (jadi pengawal). Itu bukan sesuatu untuk dibanggakan.



Da hye dapat telp dari Presiden, Ayah? lalu bersorak gembira, benarkah? Apa itu benar? Ayah, kau yang terbaik!



Da Hye langsung lompat2 dan memeluk Nana. Nana heran, kau mau kemana? Bagaimana sekolahnya?



Da Hye justru heran dengan parfum sabun Nana, ini harum shower gel Chanel no. 4, kau tahu merk ini? Aku pernah membelinya sekali dan dimarahi ibuku habis-habisan. Dia berkata aku terlalu berlebihan. Kakak, sepertinya kau kaya.



Da Hye bergegas menemui Yoon Sung. Tidak peduli larangan Nana. DR. Lee Yoon Sung, karena kau sudah setuju, kenapa tidak kita mulai hari ini?



Yoon Sung kesal. Da hye juga mencium harum parfum sabun yang sama. Ia heran. DR. Lee Yoon Sung juga pakai shower gel Chanel? Ada apa dengan mereka?



Da Hye : Sepertinya tinggal di rumah yang sama?

Nana kaget.



Yoon Sung menentukan waktu les, Selasa dan Kamis, jam 6:30 sampai 8:30.

Da Hye ingin les tambahan di hari Sabtu. Yoon Sung menolak, kerja lima hari, istirahat dua hari. Aku tidak pernah melanggar prinsip ini.



Da Hye ingin mengundang Yoon Sung makan, bahkan ia akan minta ibunya untuk masak. Yoon Sung menolaknya, aku sudah pernah bilang. Aku sibuk kalau malam.

Yoon Sung memperingatkan, jangan jatuh cinta padaku. Anak kecil seperti kau, jelas bukan tipeku.



Da Hye : Guru, kalau begitu apa tipemu?

Yoon Sung : Aku suka gadis berambut panjang, dengan senyum manis, pintar masak sup kimchi, suka anak anjing dan pintar menyanyi.

Yoon Sung mengatakannya sambil melirik Nana hahaha..

Da Hye : Itu aku! itu aku!

Yoon Sung : Sudah kubilang aku tidak suka anak kecil sepertimu.



Da hye mulai belajar, ia minta Nana menyiapkan kopi untuknya. Nana akan mengambilnya dan minta Da Hye benar2 belajar.



Yoon Sung juga meminta Nana membuatkan kopi untuknya. Nana menemui Yoon Sung dan memberikan kopi yang diminta.



Yoon Sung sekali lagi minta resep kopi Nana, kenapa aku tidak bisa membuat kopi dengan rasa seperti ini?



Nana kesal, katakan rayuan itu untuk kak Soo Hee saja.

Yoon Sung heran, kau tampaknya masih terganggu dengan itu. Dan masih pura2 kalau kau tidak terganggu.



Nana menyangkal, apa? omong kosong! Nana langsung pergi.



Yoon Sung geli, kau melarikan diri? Panik sekali.



Malamnya, Yoon Sung dan Paman Shik Joon membahas rencana untuk membuktikan kalau ketiga anak Seo baik2 saja kesehatan-nya.



Anak tertua tidak ikut Wamil karena tekanan darah yang tinggi.

Tapi justru mengirim lamaran ke Institut Penelitian Laut Montreal - Amerika.



Yoon Sung : Orang dengan tekanan darah tinggi jelas tidak bisa menahan tekanan air yang lebih kuat, jadi mereka pasti bagus kesehatan-nya.

Shik Joon : Jadi?

Yoon Sung : Siapkan jebakan!

Shik Joon menyeringai setelah mendengar ide Yoon Sung. Yoon Sung bangga, cukup pintar kan?



Presiden Choi memanggil Seo Yong Hak. Ia berkata saat Seo bekerja bersama Lee Kyung Wan, mereka memasok Kementrian Pertahanan dengan sepatu boot sogokan. Apa itu benar?



Seo menyangkal, pengacau itu hanya ingin menjatuhkan aku menjelang pemilu.

Presiden : Benarkah? baiklah, kita tidak bahas itu.



Presiden mengeluarkan sepatu boot rusak dan marah, bagaimana kau bisa memasok sepatu boot rusak ini? Ini adalah sepatu boot yang dipakai oleh anggota militer Republik Korsel!

Kau juga mantan tentara, ini seharusnya kau pikirkan.



Seo masih membela diri dan berkata kalau produk seperti ini hanya ada sedikit. Presiden Choi tidak percaya, kita tidak membahas hukum dan UU disini, aku tanya kau sebagai mantan tentara. Apa tentara Republik Korsel bisa memakai sepatu boot seperti ini!

Presiden membanting sepatu itu ke mejanya.



Seo balik marah, kau sebenarnya mendukung siapa? Kau mau mendorong patriot tua yang putus asa kedalam kekalahan, iya kan?

Presiden : Capres Seo!



Seo : Ya! Lakukan apa yang ingin kau lakukan. Tapi aku akan mengatakan ini dulu. Kau menang dan kau kalah. Apapun kasusnya, Aku punya kemampuan meraih puncak kekuasaan. Kukira kau sudah tahu itu.



Seo Yong Hak pergi karena masih harus menyiapkan pidato untuk kampanye bersama.



Seo Yong Hak kampanye : Perkembangan masa depan Korea Selatan bergantung pada Teknologi untuk kekuasaan. Bagaimana kita bisa membangun negeri ini dengan rakyat kita? Dengan kepercayaan sosial.

Bagaimana kita menjaga kepercayaan ini dengan pemerintah? Hanya dengan terus percaya kalau mereka bisa memperjuangkan mimpi dan harapan rakyat. Bla bla..



Setelah kampanye, Seo Yong Hak beserta rombongan berdiri untuk menyalami hadirin. Jaksa Kim juga datang dan memberi salam.

Seo berterima kasih dan tanya apa yang dilakukan Yeong Joo disini.



Yeong Joo menunjukkan foto Jin Pyo, saya ingin tanya apa anda tahu orang ini.

Ny. Seo heran dan tanya siapa orang itu ke suaminya. Seo Yong Hak juga tidak tahu.



Yeong Joo minta Seo melihatnya lebih jelas. Saat kau diserang penembak gelap di restoran itu, apa kau tidak pernah melihat orang ini?

Semua berkata tidak pernah melihatnya, siapa dia?



Yeong Joo : Bukan siapa-siapa, hanya orang yang ada dalam daftar tersangka.

Seo : Kau datang hanya untuk tanya ini? Kau ini benar2 serius menangani kasusku. Terima kasih.



Rombongan Seo pergi. Nana sempat bertukar pandang dengan Yeong Joo.

Shik Joon juga diam-diam mengamati Yeong Joo.



Nana pulang setelah selesai dengan pekerjaan-nya. Ia duduk sendiri di halte bis.

Tiba-tiba sebuah mobil mewah mendekat, gadis cantik. Naiklah! Aku akan memberimu tumpangan.



Nana kesal, itu putra ketiga Seo Yong Hak. Seo Dong Hun.



Nana menolaknya, tidak perlu. Aku akan naik bis. Kau duluan saja.

Dong Hun masih berkeras, apa kakimu tidak sakit?



Nana : Aku tidak apa-apa. Pergilah.



Dong Hun keluar dari mobil dan mendekati Nana, ia bahkan menarik Nana untuk masuk ke mobilnya.



Shik Joon ada di dekat mereka dan telp Yoon Sung. Hei, Yoon Sung! cepat kesini. Nana sedang mendapat masalah.

Yoon Sung sedang di jalan, ia langsung tancap gas.



Dong Hun masih mencoba mengajak Nana ke dalam mobil. Nana berkata jika Seo tahu kalau putranya memperlakukan pengawalnya seperti ini, pasti dia malu sekali.



Dong Hun : Kau ini jual mahal ya, sini.



Dong Hun menarik tangan Nana. Yoon Sung datang dan menepis tangan Dong Hun.



Yoon Sung teriak ke Nana, Hei! Apa aku harus menempelkan stiker untuk mengatakan kalau kau adalah pacarku?

Dong Hun : Apa ini? Pacarmu?



Dong Hun berkata Yoon Sung tidak tahu siapa dia berani ikut campur.



Yoon Sung : Aku tidak peduli siapa kau, sana pergi cari ayahmu kalau kau mau cari masalah.



Yoon Sung menarik Nana, Ayo. Lalu pergi meninggalkan Dong Hun yang memaki Yoon Sung di jalan.



Nana berterima kasih pada Yoon Sung. Hey!

Yoon Sung kesal, kenapa Nana tidak membanting saja pria itu.



Nana berkata sudah beberapa kali dimarahi gara2 terlalu berlebihan dalam keamanan. Bagaimana jika aku melakukannya lagi?

Yoon Sung : Jadi karena kau takut kena marah, kau biarkan saja pelecehan itu?



Nana : Pelecehan? Lee Yoon Sung, apa kau marah? Ah tapi, bagaimana aku tahu apa pikiranmu.

Kenapa kau disini?



Yoon Sung : Aku hanya ingin melihat pidatonya. Mengapa? Aku ingin tahu apa bedanya pemilu Amerika dan Korea Selatang.

Nana : Jadi kau benar2 punya aspirasi?

Yoon Sung hanya ketawa.

Lalu ia menerima telp, dari Ki Joon yang mengajaknya makan.



Yoon Sung dan Nana tiba di resto. Sudah ada Ki Joon, Eun Ah, Ki Huk dan Da Hye!

Da Hye langsung protes, Eonni, kenapa kalian bisa datang bersama?



Nana berkata mereka hanya kebetulan bertemu. Hanya kebetulan.

Da Hye : Benarkah?



Da Hye menarikkan kursi untuk Yoon Sung agar bisa duduk di sampingnya.



Ki Joon berkata ia berterima kasih pada semuanya yang sudah menulis petisi sehingga Ki Huk bisa dibebaskan. Paling tidak aku hanya bisa mentraktir kalian makan.



Ki Joon juga berterima kasih karena Da Hye bersedia hadir. Da Hye berkata ini karena Kak Eun Ah ingin sekali datang. Eun Ah langsung mendiamkan Da Hye.

Eun Ah : Kapan aku berkata seperti itu?



Ki Joon mengucapkan terima kasih pada adiknya dan juga Yoon Sung karena akhirnya orang yang bertanggung jawab untuk sepatu boot rusak itu akhirnya turun.

Mereka bersulang. Lalu Ki Huk berkata ini semua adalah kesalahan-nya.



Ki Huk : Aku sudah menimbulkan masalah untuk semuanya. Sebenarnya aku sangat tertekan, selalu mencari seseorang untuk mendengarkan ceritaku. Paling tidak dengan cara ini, tidak akan ada lagi orang yang harus menderita seperti aku.

Meskipun aku tidak ingin kehilangan kaki, aku sama sekali tidak menyesal pergi Wamil, hanya saja aku tidak beruntung.



Yoon Sung mendengarkan semua kata2 Ki Huk dan tidak mempedulikan Da Hye.



Setelah makan, Da Hye pura2 mabuk karena ingin selalu berdekatan dengan Yoon Sung.



Eun Ah kesal, hentikan. Semua tahu kalau kau tidak mabuk.

Da Hye langsung berhenti, apa jelas sekali ya? Da Hye masih ingin mengejar Yoon Sung tapi Eun Ah menahannya.

Sedangkan Nana dan Yoon Sung langsung menghilang.



Keesokannya, Yoon Sung pura2 menjadi Johnny, Manager dari Institut Kelautan Montreal.

Astaga..Lee Min Ho dengan kaca matanya, tapi kenapa tetap keren hahaha...



Sedangkan Shik Joon sebagai Park Jin, dari perusahaan asuransi Trust Life. Mereka menemui Seo Dong Sin dan Seo Dong Seok. Anak tertua dan kedua Seo Yong Hak.



Shik Joon berkata perusahaan-nya ingin mengurus semua asuransi keluarga Seo karena ini adalah keluarga Calon Presiden.

Shik Joon akan memberikan pelayanan yang terbaik untuk keluarga Seo.



Sedangkan putra tertua Seo berkata ini pertama kalinya ia mengirimkan resume ke organisasi peneliti kelautan.

Yoon Sung memujinya, seorang berbakat seperti Tuan Seo Dong Sin ingin bergabung dengan institusi kami, ini sungguh satu kehormatan.



Shik Joon berkata kalau asuransinya juga meliputi perjalanan keliling dunia, tidak peduli apa yang terjadi di negara yang dituju (asuransi mana yang kaya gini, hahaha)



Shik Joon : Dibanding dengan kedutaan, kami jauh lebih cepat dan sangat bersahabat. Kalau ada penyakit kanker yang ditulis dalam catatan medis, perusahaan kami akan membayar 100% tidak peduli kanker apa itu. Tidak akan diperiksa.

Dong Seok langsung tertarik dan akan mempercayakan asuransi keluarga pada Shik Joon.



Setelah berhasil membuat keduanya tertarik, Yoon Sung dan Shik Joon mulai menyinggung tentang Wamil.

Seperti yang diduga, keduanya juga menyangkal kalau sakit sehingga tidak bisa Wamil. Ah masalah itu ya..sebenarnya...aku tidak sakit hipertensi.

Bahkan keduanya berhasil dibujuk untuk melakukan pemeriksaan kesehatan ulang di RS!



Shik Joon masuk ke mobil Yoon Sung dan menyerahkan laporan kesehatan putra kedua Seo, tulangnya kokoh! Bagus sekali. Padahal sebelumnya katanya ia terluka.



Yoon Sung puas, paman kau hebat juga. Kemampuanmu hebat sekali.



Shik Joon menghela nafas, Nak, apapun itu, mahyong atau poker ...mata akan mengungkapkan segalanya. Meskipun ia menunjukkan wajah yang polos, semuanya akan tergambar di wajahmu. Kita makan, ok?



Yoon Sung dapat sms, dari Da Hye. Baru kali ini ada murid yang sms guru minta les hahaha...

Yoon Sung ngomel, ah aku bisa gila! Paman kita makan lain kali saja.

Shik Joon : Hei Yoon Sung, apa kau menyuruhku makan sendirian?



Yoon Sung mengajar Da Hye bahasa Inggris (Yang hanya memperhatikan wajah Yoon Sung haha), Kau harus belajar lebih banyak kata2 dan kau tidak perlu mencemaskan lainnya. Kata kerja dan kalimat pasif.



Yoon Sung kesal karena terus dilihat Da Hye, hei anak kecil! Apa kau punya mata sinar-X? Kau hampir melubangi kepalaku.

Da Hye protes dan tidak mau dipanggil anak kecil. Yoon Sung tidak peduli, kau memang anak kecil.



Yoon Sung : Tadi aku bilang apa?

Da Hye : Guru! bagaimana mengatakan tampan dalam bahasa Inggris?



Yoon Sung : Apa?

Da Hye : Guru, kalau kau melihat kaca kau pasti kaget, ya kan?



Yoon Sung marah, hei!, kau masih tidak mau fokus? Dan menjitak kepala Da Hye.



Nana yang dari tadi berjaga protes, Tuan Lee Yoon Sung, saya tidak setuju dengan hukuman seperti ini.



Yoon Sung : Tapi aku mendapat ijin Presiden untuk menggunakan cara pembelajaran apapun yang kuinginkan.

Nana diam saja dan mundur.



Yoon Sung dapat sms dari Shik Joon, kalau putra bungsu Seo ada di Hongdae. Di Meimei night club.

Yoon Sung bergegas pergi, aku pergi dulu. Ia menolak ajakan makan malam Da Hye.



Yoon Sung : Aku ini sibuk kalau malam hari.



Yoon Sung sengaja menoleh ke Nana sebelum keluar dari ruang belajar Da Hye.



Da Hye kesal, aku sedang bad-mood. Kakak, siap-siap.



Mereka pergi disko! ternyata sama, mereka ke Hongdae.



Nana dan Eun Ah juga ikut menari dengan gembira, mungkin stres juga. Seo Dong Hun sedang minum dan melihat Nana.

Nana sempat mencegah seorang pria tampan yang ingin mendekati Da Hye.



Tapi Nana tidak sadar saat Seo Dong Hun merangkul pinggangnya. Nana reflek menelikung DOng Hun. Lalu melepaskannya saat tahu siapa orang itu.

Dong Hun ingin menarik Nana lagi, ayo kita bicara di tempat yang lebih sepi.



Nana teriak, lepaskan aku. Yoon Sung datang lagi dan melepaskan tangan Dong Hun.

Dong Hun tidak percaya, kau lagi?



Yoon Sung : Aku sudah bilang, kalau kau menyentuh pacarku, aku akan marah.

Dong Hun menantangnya, kau marah? baik tunjukkan kemarahanmu hari ini. Kalau aku melihat wanita yang kusukai aku akan mendapatkannya, bagaimanapun caranya.



Yoon Sung ketawa. Ini membuat Dong Hun panas, kau berani tertawa? keluar dengan aku. Keduanya keluar.

Da Hye panik, guru! jangan!



Ketiga gadis itu langsung keluar dan tertegun dengan apa yang mereka lihat diluar.



Yoon Sung sama sekali tidak melawan saat Dong Hun memukulinya. Membuat gemas Nana. Ia bahkan mengepalkan tangannya.



Yoon Sung tersungkur dan berdiri lagi, ia sengaja nyengir menyebalkan. Dong Hun marah dan menendang Yoon Sung dengan kaki.



Ini semua direkam oleh Shik Joon.



Shik Joon tidak percaya, orang ini..benar2..



Da Hye panik, kakak! pikirkan sesuatu, cepat! Aku tidak akan melarikan diri. Selamatkan guruku.

Eun Ah berkata ini bukan tugas mereka.



Nana kesal sekali, Yoon Sung bodoh! aku sudah mengajarimu banyak hal! kenapa kau bahkan tidak bisa menendang!



Sementara itu, Yan Rong juga telp Chun Jae Man. Yan Rong lapor kalau pria itu sepertinya bukan City Hunter yang dicari, tapi ia akan tetap mengawasinya.



Da Hye tidak sabar dan maju. Ia memukul Dong Hun dengan tasnya. Dong Hun kesal, kau siapa? ia melempar Da Hye.



Ok, kali ini Nana dan Eun Ah langsung turun tangan. Eun Ah melempar Dong Hun ke Nana yang langsung membantingnya.

Yoon Sung langsung menghilang.



Eun Ah minta Nana memanggil polisi. Tapi Nana berkata percuma membesarkan masalah ini. Dia putra bungsu Capres Seo.

Eun Ah baru sadar, benar juga.



Nana : Dengar, Tuan muda, sebaiknya kau segera pergi. Tadi ada beberapa orang yang memanggil polisi dan bagaimana rasanya mendengar sirene polisi?

Dong Hun langsung pergi.



Nana mencari Yoon Sung dan Da Hye berkata kalau Yoon Sung sudah lari, ia mungkin malu karena sudah terlihat dipukuli oleh kita bertiga.



Yoon Sung ada di rumah. Ia sedang melihat lukanya di cermin. Yoon Sung sudah memakai plester biasa.

Nana pulang. Tanpa bicara. Nana langsung buka laci dan mengambil plester dari Yeong Joo.



Nana kesal sekali, kau berkata agar aku hati2 dengan luka dan menggunakan plester yang bagus. Tapi coba lihat dirimu. Singkirkan tanganmu.

Nana melepas plester Yoon Sung dan menggantinya dengan plester miliknya.



Yoon Sung : Aku tidak suka menggunakan barang yang sudah dipakai orang lain.

Nana : Diam.

Yoon Sung : Tidak perlu.

Nana : Kubilang diam!



Nana marah, aku sudah mengajarimu dengan serius. Bagaimana bisa kau bahkan tidak meninjunya? Apa kau tahu yang kau lakukan didepan Shin Eun Ah dan aku tadi itu sangat memalukan?



Yoon Sung cemberut, kenapa kau dan Shin Eun Ah harus merasa malu?



Nana : Karena kau tidak sebagus Go Ki Joon.

Yoon Sung : Kupikir kau mencemaskanku.



Nana langsung berkata akan memberikan pelatihan khusus pada Yoon Sung. Aku harus mengajarkan padamu apa yang harus dilakukan saat kau dipukuli.

Yoon Sung hanya mencibir, bagaimana kalau aku mau dipukuli?



Malamnya, Yoon Sung menonton rekaman video karya Shik Joon dan memujinya, paman, kau bagus mengambil gambar!

Yoon Sung : Wajahku sama sekali tidak terlihat.



Shik Joon : Tentu saja, tidak ada yang tidak bisa kulakukan.



Shik Joon mencemaskan Yoon Sung, kau tidak apa-apa dipukuli seperti itu? Aku rasa dia berlebihan saat memukulimu.



Yoon sung hanya ketawa, tidak apa-apa. Tidak akan luka kalau hanya satu orang saja. Paman, Seo Dong Sin berkata ia mengikuti instruksiku dalam e-mail.

Shik Joon geli benarkah? idiot itu benar2 bisa dibodohi!



Yoon Sung juga geli, idiot. Dia tidak akan pernah membayangkan kalau semua informasinya terkirim ke bagian SDM Militer.

Kita pastikan agar mereka tahu kalau semua sama di depan hukum.



Paginya, Seo Yong Hak mengantar putra tertuanya ke gerbang. Ia memberi selamat karena berhasil meraih impian-nya menjadi anggota institut kelautan Amerika.



Dong Sin berkata akan telp kalau sudah mendapatkan rumah di Amerika. Ia menyesal tidak bisa membantu ayahnya. Seo berkata tidak masalah.

Dong Seok dan Dong Hun akan mengantar kakaknya ke bandara. Mereka komen, banyak sekali bawaan-nya.



Belum sempat mereka berangkat, tiba2 ada mobil militer diikuti banyak mobil dari media berhenti di depan mereka.

Seo Yong Hak kaget. Semua turun dan mengarahkan kamera serta mike. Ada apa ini?



Seorang tentara memberi hormat. Seo heran.

Tentara itu menjelaskan kalau dia dari SDM Militer dan sudah menerima surat lamaran untuk bergabung dengan Militer lewat internet yang sudah dikirim oleh ketiga Putra Seo Yong Hak.



Seo kaget, ketiga putranya pucat. Apalagi saat tentara itu berkata kalau laporan kesehatan yang dikirim menunjukkan kalau ketiganya tidak ada masalah kesehatan.



Apalagi saat melihat putra bungsu anda di video. Kami yakin kalau kakinya sudah sembuh total. Dia akan bisa beradaptasi dengan kehidupan militer.

Tentara itu juga menambahkan kalau dengan sukarela masuk Wamil setelah kesehatan-nya pulih akan menjadi contoh yang sangat bagus untuk masyarakat.



Mereka tidak bisa berkutik. Tidak bisa banyak membawa barang karena sebagai militer tidak perlu punya banyak barang.



Pers langsung menyerang Seo dengan pertanyaan. Apakah ini taktik menjelang Pemilu, kenapa ketiga putra anda bisa masuk Wamil bersamaan?

Banyak orang percaya kalau mereka sengaja menghindar dari Wamil di masa lalu. Seo kelabakan memberikan jawaban.



Seo berkata keluarga awalnya ingin mengirim mereka masuk Wamil diam2 tapi sekarang semua sudah tahu. Ini benar2 membuatku malu.

Seo : Semua pria di Republik Korea Selatang tidak peduli siapa mereka, harus ikut Wamil. Inilah mengapa aku membiarkan putra tertuaku agar sehat dulu sebelum masuk Wamil.



Tapi tentara itu berkata kalau ketiganya harus pergi sekarang. Semua setengah diseret masuk ke mobil militer dan Seo Yong Hak tidak bisa apa-apa. Istrinya juga hampir pingsan.



Biarpun ini pukulan untuk ketiga anak manja itu, tapi justru membuat popularitas Seo Yong Hak sebagai Capres meningkat.



Jin Pyo marah, apa ini? Bagaimana bisa mengajukan Wamil secara sukarela?

Yoon Sung mengaku itu perbuatannya.



Jin Pyo : Saat kau berkata kau ingin semua sama di depan hukum, apa ini maksudmu? Ini hanya meningkatkan dukungan bagi Seo Yong Hak!



Tujuan Yoon Sung adalah untuk menenangkan hati rakyat, mereka mengeluh karena anak2 mereka menderita di militer, tapi anak2 orang itu tidak pergi. Siapa yang akan menghibur mereka?



Jin Pyo : Menghibur? Jika terus seperti ini, apa yang akan kita lakukan jika Seo Yong Hak menang pemilu?

Yoon Sung : Bawa dia ke posisi tertinggi...lalu, biarkan ia jatuh.



Jin Pyo : Aku tidak lama melihatmu kau sudah jadi arogan. Kesempatan tidak selalu datang dan karena ini, Seo Yong Hak sudah belajar bersembunyi dibalik opini publik.

Yoon Sung minta Jin Pyo tidak mencemaskan ini, aku pasti akan membuatnya jatuh dalam pemilu, tiga hari dari sekarang.



Jaksa Kim juga mendapatkan bukti baru. Jang memberikan laporan, perusahaan yang mentransfer uang 7 kali ke rekening putri Seo Yong Hak - Seo Dong Hui adalah perusahaan tas kulit HNC yang didirikan sebagai pengalih pajak.

Singkatnya ini perusahaan siluman yang dibuat Mars Inc.



Mereka juga menemukan rekening2 palsu. Jaksa Kim segera mengeluarkan surat perintah penahanan untuk Capres Seo Yong Hak.

Jaksa Kim tidak peduli meskipun besok adalah hari terakhir kampanye.



Shik Joon dan Yoon Sung bersiap untuk misi. Mereka bertemu di hotel tempat jumpa pers Seo Yong Hak.



Yoon Sung memberikan ID untuk Shik Joon, masuk ke lantai dua. Ke ruang pengendali utama. Saat aku beri tanda, pasang ini/flash disk ke komputer. Yoon Sung sudah mengatur programnya agar bisa langsung jalan secara otomatis.

Shik Joon sedikit ragu, apa akan sukses?



Yoon Sung meyakinkannya, jangan gugup, kau harus berani. Yoon Sung merapikan jas paman Shik Joon, ia minta paman mengancingkan jasnya.

Shik Joon : Tidak bisa..

Yoon Sung geli, turunkan berat badanmu! dasar...



Jaksa Kim dan tim pergi ke Seocho Industries. Aku Jaksa Kim dari Kepolisian Khusus Seoul, aku punya surat perintah penggeledahan. Tolong semuanya kerjasama.



Shik Joon dengan penuh percaya diri masuk ke ruang kendali dan berkata kalau cahaya-nya terlalu gelap sehingga tidak bisa melihat wajah para Capres.

Shik Joon minta cahayanya diatur. Ia mengamati ruangan itu.



Petugas sedikit heran melihat Shik Joon, tapi ia menurut saja.



Sementara itu City Hunter siap beraksi. Ia langsung mendekati lorong di dekat kamar Seo Yong Hak dan berkelahi dengan para penjaga.



Satu persatu penjaga dijatuhkan oleh City Hunter. Yoon sung mengenakan penutup muka.



Yoon Sung masih harus menghadapi seorang wanita yang ternyata pintar beladiri. Tapi Yoon Sung pantang memukul wanita, sehingga sedikit menyulitkan. Yoon Sung dengan gesit berhasil mengikat wanita itu dengan dasi penjaga yang pingsan. Wow...



Seo Yong Hak ada di kamar hotel. Ia sedang dimake-up. Setelah perias pergi, Seo menerima telp dan berterima kasih pada presdir Kim. Ia mengeluh saat mendengar Jaksa Kim ingin berurusan dengannya.



Seo Yong Hak mulai latihan pidato. Terdengar ketukan di pintu. Seo berkata silahkan masuk. Tapi orang itu tidak juga masuk. Justru mengetuk pintu lagi.



Seo Yong Hak kesal, aku sudah menyuruh masuk..siapa sebenarnya ini?

Seo membuka handel pintu dan langsung jatuh pingsan.



Yoon Sung menempelkan sebuah alat seperti pemicu jantung (kaya yang dipakai tentara Korut untuk melumpuhkan James Bond - episode Die Another Day) di handel pintu yang mengalirkan listrik, membuat Seo pingsan.



Yoon Sung masuk dan memeriksa nadi di leher Seo, istirahatlah Capres Seo.



Shik Joon masih di ruang kendali, ia masih bergaya sebagai senior dan menyuruh staf membesarkan volume suara dan sebagainya.

Petugas itu justru curiga dengan ID Shik Joon. Kenapa fotonya adalah foto orang lain?



Shik Joon pura2 marah, kau..apa yang kau ributkan? Apa kau kira ini ID palsu? Dan memintanya membesarkan volume suara.

Shik Joon berkata harus ke toilet dan jalan keluar.

Petugas keluar dan berkata kalau Shik Joon mencurigakan pada rekannya. Mereka mengejar Shik Joon.



Nana jalan menuju kamar Seo Yong Hak, ia harus menjemput Seo.



Shik Joon telp Yoon Sung, Yoon Sung! kukira kita ketahuan, ayo keluar dari sini!



Nana kaget saat mendekat ke arah kamar Seo. Semua penjaga jatuh bergelimpangan. Nana langsung waspada dan mengeluarkan pistolnya.



Jaksa Kim selesai melakukan penggeledahan dan mendapat laporan kalau Seo Yong Hak menghilang.



Nana masih melakukan pencarian. Ia kaget saat lift terbuka dan mengarahkan pistol.

Ternyata rombongan Jaksa Kim bersama bibinya dan yang lain.



Nana segera ikut bergabung. Jaksa Kim tanya apa benar Seo Yong Hak diculik.

Nana membenarkan. Bibi Nana memberi semangat pada Nana.



Tiba-tiba lift mereka berhenti. Semua panik. Apa yang terjadi?



Ternyata Jin Pyo yang melakukannya. Ia jalan pergi.



Orang-orang Jaksa Kim berhasil membuka pintu lift. Tapi Lift berhenti diantara lantai, sehingga hanya Nana yang bertubuh kecil yang bisa menyusup keluar.

Nana berkata akan mencari Seo Yong Hak dulu. Yeong Joo pesan agar Nana hati-hati.



Nana langsung lari ke lantai atas. Yoon Sung memanggul Seo Yong Hak dan membawanya ke balkon atas gedung.

Ia membaringkan Seo dan akan mengikatnya. Sepertinya akan dibawa turun dengan tali.



Nana sudah sampai di lantai atas dan terpaku melihat pemandangan di depannya. Ia mengarahkan pistol ke punggung Yoon Sung.



Nana mengokang pistol, Berhenti!

Yoon Sung terkejut. Yoon Sung tahu itu Nana.



Nana : Jangan bergerak.

Yoon Sung tidak menggubris dan tetap akan terjun. Nana teriak, aku peringatkan, berhenti!



Lalu menembak punggung Yoon Sung. Peluru Nana menembus kaca dan langsung ke punggung Yoon Sung.



Yoon Sung tertembak!



CH 6

Brian Adams

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation.

0 comments:

Post a Comment