Raja tahu itu dan ia masih menunggu Hyeon Moo serta pasukannya. Putra Heo Jeok menyiapkan tarian pedang, ia berencana membunuh Raja dengan satu tikaman saja.
Jang Hyeon yang merasa tidak diacuhkan P. Boksun dan lainnya memutuskan berkhianat dan membuka rahasia rencana mereka pada P. Dong Pyeong serta mengirim petunjuk pada Raja. Sukjong membaca petunjuk itu dan tampak waspada.
Heo Gyeon membuka kipasnya. Itu petunjuk untuk menyerang. Salah seorang penari lari dan melompat dengan pedang terarah ke jantung Raja.
Sukjong melihat ke arah penari itu tanpa berkedip. Lalu secepat kilat menangkis pedang penari itu dengan pedang yang ia sembunyikan dalam lengan bajunya. Sukjong langsung membunuh penari itu.
P. Dong Pyeong dan pengawal Raja langsung menghunus pedang. Lindungi Yang Mulia!
Anak buah Heo Gyeon menembakkan anak panah ke arah pengawal Raja. Heo Gyeon teriak, Serang Raja! Mereka langsung mengepung Raja.
Sukjong marah : Apa ini maksudnya rencana Xiang Zhuang?
Sukjong menyebut satu per satu orang yang hadir, semua pejabat militer yang ada di sana. P. Bok Sun maju dan meminta Raja menyerahkan takhta kepadanya.
Sukjong : Aku tidak bisa melakukan itu, Paman. Karena kau tidak pantas menjadi Raja.
P. Bok Sun : Tidak pantas? kenapa? Karena anda adalah putra pertama dari mendiang Raja sebelumnya?
Sukjong tersenyum tipis : Bukan, tapi apa yang membuatku pantas menjadi Raja bukan karena aku adalah putra pertama mendiang Raja, tapi karena semua masalah yang harus kutanggung. Dan aku menganggap ini adalah salah satu masalah itu.
Tapi kau, kau hanya ingin merampas takhta karena takhta kelihatannya bagus. Tapi apa kau pernah memikirkan bagaimana menjadi Raja yang jujur?! Kalau kau pernah benar-benar memikirkan itu sekali saja, aku akan memberikan takhta ini untukmu sekarang juga. Kenapa kau tidak menjawab?
Heo Gyeon berkata mereka tidak perlu mendengar Raja, kalau kita membunuh Raja dan menguasai istana, maka takhta akan menjadi milik anda, P. Boksun. Cepat..! bunuh Raja!
Hyeon Moo dan pasukannya tiba. Ini kediaman penghianat Heo Jeok, bunuh semuanya!
Hyeon Moo menyerbu masuk ke dalam kediaman Heo Jeok dan langsung membantai orang di dekatnya. Keadaan berbalik. Pasukan pemanah yang ada di atas atap, langsung dilumpuhkan oleh pasukan Hyeon Moo. Mereka menggunakan senapan.
Sukjong tertawa lebar, kau tiba tepat pada waktunya.
Hyeon Moo juga tertawa, tentu saja. Lalu ia berseru, atas perintah Raja, kami akan menangkap setiap anggota keluarga penghianat Heo Jeok. Cepat berlutut dan terima hukuman!
Heo Gyeon tidak terima, terima hukuman katamu? Ia mengambil pedang dan ingin menyerang Hyeon Moo. Raja memberi kode ke arah pasukan. Salah seorang dari pasukan menembak kaki Heo Gyeon sebagai peringatan. Heo Gyeon langsung tersungkur jatuh. Heo Jeok panik, Gyeon-ah!
Pasukan Hyeon Moo langsung menembaki semua penari dan anak buah Heo Gyeon serta menjatuhkan papan nama keluarga Heo. Semua syok, mereka tidak menyangka Raja memiliki pasukan dengan persenjataan hebat. Semua langsung berlutut ketakutan.
P. Bok Sun tampak panik. Hyeon Moo teriak, jika ada yang bergerak atau menolak diikat, kalian semua akan mati!
Jang Hyeon langsung berlutut. Ia berpikir, mungkin Ok Jung memang memilih pria yang tepat.
P. Boksun menatap mayat-mayat yang bergelimpangan dan anak buahnya yang terluka di sekitar meja Raja. Ia sadar, semuanya sudah berakhir.
P. Dong Pyeong membujuk kakaknya, Hyungnim, menyerahlah.
P. Boksun tertawa getir, ia melihat ke arah langit dan akhirnya berlutut. P. Boksun menangis. Sukjong hanya menghela nafas dan P. Dong Pyeong kelihatan sedih karena ia tahu bahwa kakaknya pasti akan dihukum mati.
Ok Jung tampak kelelahan karena harus mencuci berulang kali. Ia melihat seorang pengawal istana yang mirip Sukjong. Ok Jung langsung mengejarnya, Tuan Kepala Pengawal Istana! Pengawal itu berbalik dan ternyata bukan Sukjong. Ok Jung minta maaf, saya salah mengenali orang.
Shi Young memanggilnya, Ok Jung kenapa wajahmu? Shi Young berkata ada kekacauan di istana. Anak Perdana Menteri merancang pemberontakan, P. Boksun dan partai Namin juga terlibat. Sekarang semuanya ditangkap.
Ok Jung terkejut, P. Boksun?
Shi Young membenarkan, mereka sekarang disiksa di lapangan interogasi.
P. Boksun, Heo Jeok, dan Heo Gyeon disiksa di lapangan. Menteri Kim yang bertanggung jawab untuk mendapatkan pengakuan mereka.
Tapi Heo Gyeon berkata semua ini adalah rencananya sendiri. Menteri Kim tidak percaya, bagaimana putra seorang Perdana Menteri bisa melatih pasukan pribadi tanpa ijin ayahnya.
Heo Jeok minta Kim Man Gi membunuhnya saja. Menteri Kim tanya pada P. Boksun, lalu bagaimana dengan P. Boksun, apa tetap tidak mau mengaku bersalah?
P. Boksun ketawa. Apa kau tahu soal bunga lily? mereka tumbuh di cabang pohon yang sama, tapi daunnya baru tumbuh setelah bunganya layu. Bunganya akan mekar setelah daunnya layu. Yi Sun dan aku seperti bunga dan daun itu yang tidak akan pernah bisa hidup bersama. Tapi sepertinya ini adalah waktu bagi Yi Sun untuk berkembang. Jadi aku akan layu tanpa meninggalkan bekas.
Sukjong mendengar kata2 P. Boksun dari P. Dong Pyeong. P. Dong Pyeong tanya apa Raja akan pergi ke lapangan interogasi.
Sukjong tidak ingin pergi kesana, sudah ada Menteri Kim yang melakukan tugas interogasi. Sukjong membaca nama-nama orang yang terlibat dan nama terakhir adalah Jang Hyeon.
P. Dong Pyeong terkejut, Yang Mulia ada satu hal yang tidak saya sampaikan pada anda.
Jang Hyeon juga disiksa. Sukjong datang bersama P. Dong Pyeong. Sukjong minta Kim Man Gi dan yang lainnya pergi semua. Sukjong jalan ke arah Jang Hyeon.
Sukjong : Katanya sungai bisa kering tapi kekayaanmu tidak.
Jang Hyeon : Meskipun kekayaan saya tidak terbatas, tapi tidak bisa dibandingkan dengan nyawa Yang Mulia. Saya yang menulis Xiang Zhuang di piring itu.
Sukjong tersenyum, jadi kau berharap nyawamu diampuni? Aku mendengarnya dari P. Dong Pyeong. Tapi kenapa kau menghianati P. Boksun dan memilihku?
Jang Hyeon : Yang Mulia, saya tidak memihak Partai Selatan ataupun Partai Barat. Saya hanya percaya dengan uang saya. Saya memiliki sekuntum 'bunga' yang akan mengembangkan kekayaan saya. Setelah melihat anda dalam pesta Heo Jeok Daegam, saya memutuskan kalau Yang Mulia adalah orang yang bisa membuat 'bunga' itu tumbuh, bukan P. Boksun.
Jadi saya berbalik arah, tanpa ragu lagi.
Sukjong : Bunga itu pasti senjata rahasiamu. Baiklah, aku akan menaikkan harapanku pada bunga yang kau andalkan itu.
Jang Hyeon : Kalau itu terjadi, bukankah berarti saya boleh melanjutkan hidup saya?
Sukjong : Pada akhirnya kau memohon agar nyawamu diselamatkan dengan menawarkan sekuntum 'bunga' kepadaku. Aku akan mengampuni nyawamu, jadi pikirkan apa yang bisa kau berikan padaku selain 'bunga'.
Jang Hyeon lega sekali, ia berterima kasih pada Raja, kemurahan Yang Mulia sungguh tidak terukur.
Ok Jung tanya pada seorang dayang apa ia tahu dimana Ok Jung bisa bertemu orang dengan nama Yi Sun di istana ini?
Cheon Sanggung mendengarnya dan membentak Ok Jung, apa ini? Sekarang kau ada di bagian jimbang (jahit), kau seharusnya fokus pada pembuatan baju dan hiasannya. Ibu Suri Agung membuatmu masuk ke sini, apa kau juga mengincar bagian jimil (kediaman Raja) sekarang?
Ok Jung bingung.
Cheon Sanggung : Apa tujuanmu ingin menerima perhatian dari Raja dengan wajah cantikmu di kediaman Raja?
Ok Jung : Tidak, saya tidak bermaksud..
Cheon Sanggung marah : Kalau tidak, beraninya kau menyebut nama itu! Ini bukan tempat untuk main-main. Aku tidak peduli kalau kau dikeluarkan dalam bentuk mayat, tapi kalau ada skandal yang terjadi di bagian jahit, aku tidak akan diam saja!. Apa kau mengerti?
Ok Jung mengerti. Cheon Sanggung menyuruh Ok Jung menyeterika semua baju yang masuk ke bagian jimbang hari ini.
Sukjong menghadiri sidang dewan istana. Ia membuat keputusan, untuk mengganti penghianat Heo Jeok, ia ingin memanggil Kim Soo Hang yang ada di pengasingan untuk menjadi Perdana Menteri. Shin Yeo Chul akan menjadi Kepala Militer Ibukota. Menteri Kim Man Gi akan bertugas ganda sebagai Komandan Pelatihan dan harus melindungi istana dengan pasukan berlapis.
Semua menteri mengiyakan. Sukjong tahu mereka ingin bicara sesuatu. Katakan saja kalau ada yang ingin kalian katakan.
Para menteri mendesak Sukjong untuk memanggil kembali Min Yoo Jung. Untuk membersihkan dewan istana yang sudah ternodai oleh penghianatan dari partai Namin dan untuk menyusun kabinet baru, kami membutuhkan Min Yoo Jung.
Bukan hanya para menteri, diluar, para sarjana Sungkyunkwan juga berlutut dan memohon agar Raja memanggil kembali Min Yoo Jung ke dalam kabinet, kami mohon Yang Mulia!
Sukjong merasa pusing, ia ingat semua yang terjadi selama ini. Para Menteri yang menghinanya karena ia masih muda, partai Namin yang sudah diberi kesempatan tapi justru menjadi serakah dan ingin memberontak, lalu pesan terakhir mendiang ayahnya, Sun-ah kau tidak boleh mempercayai siapapun kecuali dirimu sendiri.
Sukjong dalan hati : Abba Mama..apa aku melakukan pertarungan yang tidak pernah bisa kumenangkan?
Sukjong akhirnya setuju, baiklah, kalau kalian semua sepakat. Aku akan memanggil kembali Min Yoo Jung. Aku akan menunjuk Min Yoo Jung sebagai Deputi Perdana Menteri dan juga Komisioner Pelaksanaan Hukum.
P. Dong Pyeong tanya pada Raja, apa tidak terlalu dini memanggil kembali Min Yoo Jung. Raja berkata, ia sadar bisa mengumpulkan serigala untuk mengusir anjing liar, tapi anjing liar tidak akan pernah mati. Raja ingin menangkap anjing liar itu sendiri.
Sukjong bertemu dengan rombongan Menteri Min. Min membungkuk dan mengucapkan salam, berterima kasih atas kemurahan Raja yang memanggilnya kembali. Saya sudah lama tidak bertemu Yang Mulia, apa saya boleh mengangkat muka agar bisa melihat sedikit saja wajah anda?
Sukjong tersenyum : Itu bukan hal yang sulit kan?
Menteri Min menatap Raja dan dalam hati berkata : Hyojong (Kakek Sukjong), Hyeonjong (Ayah Sukjong), dan Yang Mulia, saya melayani tiga generasi Raja. Saya tidak akan dengan mudah disingkirkan. Jadi saya akan menunjukkan pada Yang Mulia bahwa pemimpin Joseon sebenarnya adalah kaum bangsawan.
Sukjong dalam hati : Silahkan lakukan saja, dan setiap saat, aku akan menghisapmu seperti vampir. Dan setelah kau menjadi tidak berguna, aku akan membuangmu. Itulah mengapa aku memanggilmu kembali.
P. Boksun, Heo Jeok dkk berlutut di lapangan dan harus bersiap untuk menerima hukuman mati.
Algojo sudah mulai membasahi pedangnya dengan alkohol. Lalu satu persatu memenggal tahanan.
Tiba giliran Heo Gyeon. Darah Heo Gyeon membasahi wajah ayahnya. Lalu Heo Jeok harus menerima gilirannya.
P. Bok Sun juga akan dipenggal sebentar lagi. Ia teriak marah, Yi Sun!!! Lalu roboh tanpa nyawa.
P. Dong Pyeong lapor pada Raja kalau P. Boksun sudah dieksekusi.
Sukjong terlihat terpukul, ia berkata : Orang-orang akan berkata Raja lebih kejam daripada harimau dan lebih dingin dari ular yang membunuh keluarganya sendiri tanpa meneteskan air mata atau darah.
P. Dong Pyeong : Bukankah politik itu bagaikan berdiri di ujung tebing? anda harus mendorong orang lain agar tidak didorong jatuh?
Jang Hyeon dibebaskan. Hee Jae menjemputnya, paman..kau tidak apa-apa? Jang Hyeon mengeluh, ia benar2 disiksa habis-habisan. Jang Hyeon tanya bagaimana dengan Ok Jung.
Hee Jae berkata Ok Jung sudah masuk istana dan masuk bagian jahit, itu bagus kan paman?
Jang Hyeon merasa itu tidak ada gunanya dan minta diantar ke kediaman Bangsawan Jo saat itu juga.
Jo Sa Seok heran menerima Jang Hyeon. Seharusnya kau langsung pergi ke tabib, kenapa kau kesini menemuiku?
Jang Hyeon berkata ia punya hati seperti binatang dan tidak ada yang ia takuti. Bangsawan Jo membenarkan, ia juga heran bagaimana Jang Hyeon bisa selamat padahal sudah mendanai sebuah pemberontakan.
Jang Hyeon bertanya soal Ok Jung, kenapa belum ada yang terjadi? Tuan Jo bingung, Ok Jung kan baru saja masuk istana, apa yang diharapkan Jang Hyeon. Jang Hyeon membuka rahasia kalau sebenarnya Ok Jung sudah lama kenal dengan Raja.
Tuan Jo terkejut. Hee Jae juga mengira pamannya bercanda, apa maksud paman?
Jang Hyeon berkata memang seperti itu, bahkan sepertinya saling menyukai. Tapi Ok Jung tidak tahu kalau pria yang disukainya adalah Baginda Raja, Ok Jung mengira pria itu adalah Kepala Pengawal Istana. Ada kesempatan Ok Jung bisa menjadi selir Raja. Tuan Jo sepertinya tertarik.
P. Dong Pyeong pergi ke studio Ok Jung tapi hanya ada Hyang disana. Hyang berkata Ok Jung dan ibunya lari ke Qing-Cina.
Hyang cerita kalau Bangsawan Jo Sa Seok mengirim chuno-gun untuk mengejar Ok Jung dan ibunya. Tuan Jang Hyeon juga mengirim orang mencari Ok Jung, keadaannya kacau sekali waktu itu, tapi saya mendengar kalau mereka telah tiba dengan selamat di Qing
P. Dong Pyeong tidak mengerti kenapa Hyang tidak mengatakan kondisi Ok Jung yang seperti itu kepadanya. Hyang berkata saat itu Ok Jung ingin lari dengan diam-diam, anda akan cemas kalau tahu, jadi kami merahasiakannya. P. Dong Pyeong menyesal, ia tidak bisa datang karena ia juga punya urusan.
P. Dong Pyeong pesan, kalau Hyang mendapat kabar dari Ok Jung, harus segera menyampaikan berita itu kepadanya. Aku akan segera datang. Hyang mengerti.
Ternyata Jang Hee Jae yang meminta Hyang berbohong pada P. Dong Pyeong. Hyang kesal sekali, kenapa aku harus berbohong pada pria setampan itu.
Hee Jae heran, antara bohong dan kenyataan kalau dia tampan, apa hubungannya? Bagi Hyang itu ada hubungannya. Hatinya selalu berdebar kalau bicara dengan P. Dong Pyeong.
Hee Jae minta Hyang tetap berkata seperti itu pada P. Dong Pyeong dan ia akan mengenalkan Hyang pada temannya di Qing, dia sesuai seleramu, tampan dan kaya. Hyang langsung senang.
P. Dong Pyeong pulang dan merasa sedih, aku sudah terlalu jauh. Jang Ok Jung, apa kau benar2 ada di Qing?
Bangsawan Jo menghadap Ibu Suri Agung. Ibu Suri mengira Ok Jung menipu mereka. Tapi Bangsawan Jo menjelaskan, sepertinya Ok Jung tidak tahu kalau pria yang ia temui adalah Raja. Ok Jung mengira dia seorang Kepala Pengawal Istana.
Ibu Suri Agung Jo setuju, Ok Jung memang tidak terlihat seperti itu. Bangsawan Jo tanya apa yang akan dilakukan Ibu Suri Jo.
Ibu Suri Jo setuju, kita coba saja peruntungan kita. Partai Namin yang sudah melindungiku selama ini jatuh dan bahkan P. Boksun dieksekusi. Aku ingin tahu apa lagi yang bisa kuandalkan. Kita lakukan saja.
Bangsawan Jo : Bagaimana caranya?
Ibu Suri Jo : Apalagi? Cara yang diketahui seorang wanita, mengundang harimau masuk ke sarang rubah.
Kasim Yang menghadap Raja, ada undangan minum teh dari istana Ibu Suri Agung. Sukjong heran, Nenek memanggilku?
Ok Jung harus menyeterika semua baju dalam keluarga istana. Baju-baju itu datang semakin banyak, apa semua ini harus diselesaikan hari ini?
Dayang Park membenarkan, siapa suruh kau cari perkara dengan Cheon Sanggung? Oh ya, ini baju Yang Mulia Raja, pastikan semuanya diseterika rapi. Yang Mulia sangat cerewet, jadi pastikan kau merapikan semua lipatannya.
Ok Jung mengambil baju Sukjong dan terkejut karena menemukan baju katun yang dijahitnya untuk 'Kepala Pengawal Istana'. Ok Jung yakin itu adalah baju jahitannya dan hanya untuk pria itu, kenapa baju ini ada disini?
Choi Sanggung dari Istana Ibu Suri Jo masuk dan mencari Ok Jung. Ia meminta dua orang dayang menyeret Ok Jung ke istana Ibu Suri Jo. Ok Jung ketakutan, kenapa tiba-tiba seperti ini? Choi Sanggung tidak memberi penjelasan dan hanya minta Ok Jung ikut dengannya.
Ok Jung ternyata dimandikan. Ok Jung bingung dan berusaha mencari penjelasan dari Choi Sanggung, tapi Choi diam saja dan terus meminta anak buahnya membersihkan badan Ok Jung.
Ok Jung akhirnya menhubungkan semua informasi yang diterimanya, baju jahitannya yang ternyata ada di keranjang baju Raja. Yi Sun yang memintanya datang ke istana mencarinya, namaku Yi Sun. Reaksi Cheon Sanggung saat mendengar Ok Jung menanyakan nama Yi Sun. Ok Jung sadar, tidak mungkin...
Ok Jung diperintah membawakan teh dan makanan kecil ke dalam kamar Ibu Suri Agung Jo. Ok Jung masih protes, Nyonya, saya adalah pelayan dari jimbang. Choi Sanggung tidak peduli.
Ibu Suri Jo bicara dengan Sukjong. Sukjong tanya apa nenek merindukan dirinya. Ibu Suri Jo hanya ingin mengeluh soal hidupnya pada Raja. Lalu ia minta Choi Sanggung membawakan teh.
Pintu dibuka dan tampaklah Ok Jung berdiri dengan membawa baki teh. Sukjong syok melihat Ok Jung disini.
Ok Jung juga tidak mengira, ia benar-benar akan bertemu dengan 'Kepala Pengawal' itu, yang ternyata adalah Raja.
Ok Jung terpaksa jalan masuk. Ia gemetaran membawa baki teh. Sukjong langsung pura-pura dingin. Tapi Ibu Suri Jo tidak bisa dibohongi.
Ok Jung berhasil meletakkan baki ke atas meja dengan lumayan keras. Ibu Suri Jo langsung berkata, kalau Ok Jung ahli menyeduh teh. (mungkin Ibu Suri Jo mendengar dari Tuan Jo)
Ibu Suri Agung berkata ia hanya menyusahkan Raja saja dengan keluhan2nya, biarkan orang tua ini pergi dulu. Ok Jung ingin ikut berdiri tapi Ibu Suri Jo melarangnya, ia keluar kamar meninggalkan Raja dan Ok Jung sendirian.
Sukjong dan Ok Jung sama-sama syok. Lalu Sukjong marah, apa semuanya itu hanya untuk ini? Untuk saat ini, semua kebetulan itu memang disengaja.
Ok Jung : Semua kebetulan, apa maksud anda?
Sukjong : Saat aku pertama kali melihatmu di toko jahit, bertemu denganmu saat acara pemilihan Putri Mahkota, bahkan kau menyelamatkanku di lapangan perburuan, dan disini, sekarang ini!
Siapa yang mengatur ini semua? Apa Ibu Suri Agung?
Ok Jung : Tidak, bukan seperti itu.
Ok Jung masih terkejut saat tahu Yi Sun adalah Raja dan mendengar tuduhan2 ini, ia jadi sakit hati.
Sukjong tidak mengerti, ia membentak Ok Jung : lalu apa? Kenapa orang yang selalu kutemui diluar istana, bisa kutemui disini?!
Sukjong memegang tangan Ok Jung, kalau memang itu niatmu, merayuku dengan kecantikanmu. Aku akan menanggapinya.
Sukjong mendorong Ok Jung sampai jatuh ke lantai dan menekannya, Ok Jung berusaha melepaskan diri tapi Sukjong lebih kuat. Sukjong benar2 marah, Kenapa tidak kau katakan saja apa sebenarnya yang kau inginkan? Apa yang kau inginkan setelah kau tidur denganku? Melihat semua usaha yang kau lakukan untuk ini, tidak mungkin hanya posisi Sung Eun Sanggung. Apa posisi tingkat 5, Sukwon?
Apa itu juga terlalu rendah? Atau tingkat 2, So eui? atau tingkat 1 Bin?
Ok Jung : Jelas bukan itu, ini adalah kesalahpahaman.
Sukjong : Salah paham? Jadi apa kau akan menolak tawaranku?
Ok Jung : Ya, saya akan menolaknya.
Sukjong akhirnya melepaskan Ok Jung dan duduk. Ok Jung juga duduk lagi. Sukjong tanya bagaimana cara Ok Jung masuk istana.
Ok Jung masuk istana untuk membuat baju terbaik di jimbang.
Sukjong ketawa, baju lagi. Apa kau pikir aku akan percaya? Apa hanya itu?
Ok Jung : Saya juga punya pertanyaan, Tuan Kepala Pengawal..Kenapa anda berbohong bahwa anda adalah Kepala Pengawal Istana, Yang Mulia?
Saya juga salah satu rakyat anda, jadi apa anda pikir tidak apa-apa menipu dan mempermainkan saya? Atau anda pikir, saya akan mencari kesempatan untuk menjadi selir anda? Apa anda melakukan itu karena anda sedang kesal?
Yang Mulia, anda meminta saya mencari Yi Sun di istana dan kalau saya tahu bahwa Kepala Pengawal Istana itu adalah anda...saya tidak akan masuk ke istana.
Sukjong : Kalau kau tahu aku adalah Raja, maka kau tidak akan ke istana mencariku? Kau berharap aku akan mempercayainya?
Ok Jung menahan tangisnya : Percaya atau tidak, itu terserah Yang Mulia. Tapi meskipun itu benar, kalau orang yang mendengarnya sudah menutup telinga dan hatinya, kebenaran itu tidak akan bisa didengar.
Sukjong : Kebenaran? Jadi apa kau mau berkata kalau kau sama sekali tidak tahu bahwa aku adalah Raja sampai kau jalan masuk ke ruangan ini?!
Ok Jung tidak bisa menjawab, karena ia memang mulai sadar saat ia dimandikan tadi. Sukjong merasa kecewa, tentu saja.
Sukjong berdiri : Baiklah, seperti katamu, kau fokus saja pada tujuanmu masuk istana. Jangan pergi kemanapun kecuali di bagian chimbang. Jangan sampai kau terlihat olehku lagi!
Sukjong keluar kamar dengan marah. Ok Jung memegangi dadanya dan menangis sedih.
Sukjong jalan ke lapangan menembak, ia teriak minta senjata. Sukjong menembak berkali-kali untuk meredakan emosinya. Ia teringat semua kejadian tadi dan semakin marah. Ia sepertinya kesal karena Ok Jung berani menolaknya.
Ok Jung juga menangis, ia ingat pertanyaan Lady Jo, kenapa kau mau masuk istana? saat itu Ok Jung dengan kesal menjawab untuk apa lagi, kalau bukan untuk mendapat perhatian Raja dengan kecantikannya.
Tapi sekarang, saat Raja ada di depannya dan menuduh kalau tujuan Ok Jung adalah mendekatinya serta ingin jadi selirnya, Ok Jung menyangkalnya. Saat Raja melarangnya keluar dari bagian jahit dan terlihat olehnya, hati Ok Jung jadi sakit.
Hye Min Seo (Kantor Kesehatan Masyarakat Joseon)
Inhyeon menyibukkan diri di kantor Hyeminseo, ia menyuruh anak buahnya mengirim beras dan pakaian ke kantor ini. Inhyeon melihat rombongan Ratu Ingyeong.
Inhyeon menyambutnya, Yang Mulia.
Ratu Ingyeong terkejut dan senang melihat Inhyeon, anda sungguh baik bersedia merawat orang-orang miskin disini. Inhyeon berkata ini bukan apa-apa dan heran kenapa Ratu bisa datang ke tempat ini.
Ratu Ingyeong : Yang Mulia Raja suka pergi dengan menyamar, jadi aku belajar darinya. Jadi aku membawa beras dan barang2 lain.
Tiba-tiba terdengar peringatan, cacar air! Ada seorang pasien cacar air yang meninggal dunia dan harus ditandu keluar. Pasien itu memiliki anak kecil yang terjatuh di dekat Ratu.
Ratu Ingyeong tanpa ragu berlutut untuk membantu anak itu. Dayang Ratu dan Inhyeon tampak ketakutan, Yang Mulia! Tapi Ratu berkata ia kasihan pada anak ini yang ditinggal mati ibunya yang terkena cacar air. Lalu Ratu batuk2 lagi. Asmanya kambuh, udara di luar dingin dan itu adalah musuh untuk penderita asma.
Inhyeon pulang dan menemui ayahnya. Menteri Min memujinya karena selalu rajin pergi ke Hyeminseo. Inhyeon mengabarkan soal wabah cacar air pada ayahnya. Menteri Min mengerti, penyakit itu sangat menular. Lalu ia tanya apa Inhyeon mau masuk istana untuk menjadi selir Raja.
Inhyeon menolaknya. Tapi Inhyeon tidak menolak pergi ke istana untuk menemui Ratu Ingyeong.
Kabar bahwa Raja menemui wanita secara rahasia mulai tersebar diantara para gungnyeo. Bagaimana dengan Yang Mulia Ratu? katanya ia selalu ditinggal sendiri, dia seperti wanita tua di ruang belakang.
Ratu Ingyeong jalan melewati lapangan cuci itu. Semua gungnyeo berdiri menghormat. Ratu melirik ke arah barisan dayang dan melihat Ok Jung. Ia mendekati Ok Jung, apa kau dari buyongjeong?
Ok Jung mengangkat wajahnya, benar Yang Mulia. Ratu Ingyeong langsung tersenyum lebar melihat Ok Jung.
Ratu menggandeng tangan Ok Jung dan keduanya jalan dengan ceria. Ratu benar-benar gembira bisa bertemu Ok Jung di dalam istana. Apa yang terjadi, kenapa kau bisa masuk ke istana?
Ok Jung : Ya, ada sesuatu yang terjadi dan saya masuk ke bagian chimbang.
Ratu Ingyeong mengerti, lalu ia curhat, semua orang membicarakan masalah semalam, ya kan? Bahwa Yang Mulia Raja menemui gadis lain. Aku ingin tahu gadis seperti apa dia, dia pasti lebih cantik dariku.
Ok Jung merasa tidak enak dan menghibur Ratu, Yang Mulia, gosip selalu dilebih-lebihkan. Saya yakin Yang Mulia Raja tidak akan melakukan itu. Saya mohon, anda tidak terlalu mencemaskannya.
Ratu : Jadi menurutmu begitu?
Dayang Ratu mengingatkan kalau beberapa gadis bangsawan telah tiba untuk menemui Ratu. Ratu Ingyeong mengerti dan menggenggam kedua tangan Ok Jung, aku senang sekali bertemu orang yang kukenal diluar istana. Kau harus menemuiku sesekali.
Ok Jung tersenyum dan mengangguk.
P. Dong Pyeong melihat Ok Jung. Ia bingung, Ok Jung? Tapi dayang itu sudah menghilang. P. Dong Pyeong mengejarnya dan ternyata salah orang. P. Dong Pyeong ketawa sendiri, tidak mungkin Ok Jung ada disini.
Ratu Ingyeong bertemu dengan Inhyeon dan seorang temannya. Gadis itu tanya apa wajah Yang Mulia Raja benar2 bersinar. Ratu membenarkan.
Sukjong lewat dan melihat mereka.
Gadis itu tanya tentang gosip yang mereka dengar, bahwa Raja tidak mengacuhkan Ratu dan tidak pernah mengunjungi Ratu.
Inhyeon minta temannya tidak bergosip yang aneh2. Temannya tetap bicara, memang hanya gosip, tapi apa ada asap tanpa ada api? Inhyeon minta Ratu tidak terganggu, gosip memang selalu menyebar.
Ratu Ingyeong hanya tersenyum getir, yah gosip itu bukannya salah juga.
Sukjong kesal dan jalan ke arah mereka, ia berseru memanggil Ratu Ingyeong, Ratuku!
Ratu dan yang lainnya membungkuk. Sukjong tersenyum dan membalas salam mereka. Aku kebetulan lewat dan melihatmu. Siapa nona-nona ini?
Ratu : Mereka adalah teman saya saat diluar istana.
Teman Inhyeon tampak kagum melihat Raja.
Sukjong sengaja menarik tangan Ratu, sayang sekali aku ingin membawa Ratu bersamaku, aku ingin jalan-jalan bersama Ratu.
Sukjong merangkul bahu Ingyeong dan jalan pergi. Inhyeon tampak mulai cemburu dan tangannya gemetaran menahan marah.
Sukjong masih merangkul Ingyeong sambil jalan. Ingyeong perlahan melepaskan tangan Sukjong, kenapa anda melakukan itu? Apa itu pertunjukkan untuk menyembunyikan bahwa pernikahan ini memang karena kepentingan politik?
Sukjong berkata kali ini bukan itu alasannya, aku ingin melindungi harga diri Ratuku. Memang benar pernikahan ini untuk kepentingan politik dan aku tidak mencintaimu. Tapi satu hal yang pasti, selama kau adalah Ratuku, harga dirimu adalah harga diriku juga. Aku tidak bisa membiarkan gadis2 bangsawan bicara sembarangan tentangmu.
Ratu Ingyeong tersentuh : Yang Mulia..
Sukjong : Aku harus pergi sekarang, aku harus menghadiri diskusi.
Sukjong menepuk bahu Ingyeong dan jalan pergi. Ingyeong mengejar Sukjong dan menahan lengan bajunya, apa Yang Mulia bersedia berjalan bersama saya sebentar saja?
Sukjong tersenyum dan menggenggam tangan Ingyeong, keduanya jalan bersama sambil tersenyum.
Sukjong heran, kenapa tangan Ingyeong dingin sekali, apa kau sakit?
Ingyeong tersenyum lebar : Tidak, hati saya berdebar saat jalan bersama Yang Mulia seperti ini.
Sukjong tersenyum lalu keduanya melanjutkan jalan.
Para dayang termasuk Ok Jung kebetulan melihat pasangan kerajaan itu. Ok Jung melihat Sukjong dan Ingyeong tersenyum bahagia. Ia kelihatan sedih.
Inhyeon berkata ke ayahnya, saya berubah pikiran ayah. Saya ingin masuk istana sebagai selir. Tapi saya ingin mendapat Garye (pernikahan Raja tapi bukan dengan Ratu) yang pantas dan masuk istana paling tidak sebagai Suk-ui (Selir tingkat 2).
Menteri Min tanya kenapa putrinya tiba-tiba berubah pikiran.
Inhyeon : Jalan kadangkala tidak selalu lurus dan ada kalanya jalan itu harus berputar untuk tiba pada tujuannya.
Menteri Min setuju, hanya karena kau kalah untuk sesaat, tidak berarti kau kalah sepenuhnya.
Ratu Ingyeong menyulam dan tersenyum mengenang saat-saatnya bersama Sukjong. Tiba-tiba Ingyeong menggigil seperti akan demam.
Sukjong membaca buku tapi tidak bisa konsentrasi, ia ingat kata2 Ok Jung, kalau saya tahu bahwa Tuan adalah Raja, saya tidak akan masuk ke istana. Sukjong membanting buku karena kesal.
Kasim Yang masuk dan ia kelihatan takut, ada pesan dari Ibu Suri kalau 'malam' ini sudah direncanakan sejak sebulan lalu. Sukjong diam saja. Kasim Yang berkata akan menyampaikan pesan kalau Yang Mulia sedang tidak sehat.
Sukjong menahannya, itu tidak perlu. Aku akan pergi menemui Ratu, minta semuanya bersiap. Kasim Yang melongo.
Ratu mulai dirias untuk menyambut Raja. Tapi Ratu kelihatan mulai sakit. Dayangnya tanya apa Ratu merasa tidak enak badan.
Ratu tersenyum : Tidak, ini kunjungan yang tidak biasanya dari Raja, aku harus bersiap.
Ok Jung datang ke kediaman Ratu. Ratu Ingyeong langsung tersenyum lebar, ia semangat sekali dan minta Ok Jung menyelesaikan riasannya.
Ok Jung : Ini suatu kehormatan bagi saya, Yang Mulia.
Ok Jung membantu Ratu mengenakan baju dan memilih asesoris untuk rambutnya. Ratu berkata kalau Yang Mulia Raja benar-benar baik, lebih dari yang kelihatan dari luar.
Ok Jung menahan sedihnya, lalu memaksakan diri tersenyum, ya, seperti yang saya duga.
Ratu Ingyeong berbalik, ia berkata ke Ok Jung, aku sudah menganggapmu sebagai temanku jauh di dalam hatiku dan ingin sering memanggilmu kesini. Ratu menggenggam tangan Ok Jung, aku akan sangat mengandalkan bantuanmu kelak.
Ok Jung terharu : Saya merasa terhormat, Yang Mulia.
Ok Jung tampak terkejut dan balik memegang tangan Ratu, Yang Mulia, apa anda sedang demam?
Ratu mengelap keringat dinginnya, aku tahu. Aku tidak enak badan akhir2 ini dan aku terus saja menderita demam. Ratu tersenyum, mungkin karena aku terlalu gembira saat ini dan jadi demam.
Ratu tampak sangat lemah, lalu batuk-batuk dan jatuh pingsan di pangkuan Ok Jung. Ok Jung terkejut, Yang Mulia!
Tabib istana langsung dipanggil dan Ibu Suri tiba, ia panik. Ratu pingsan? apa diagnosanya?
Tabib minta ampun dan berkata Ratu mengidap gejala penyakit yang sama dengan gungnyeo yang pingsan waktu itu. Ratu terkena cacar air.
Ibu Suri dan yang lain syok, cacar air? Dayang Ratu langsung berlutut minta maaf dan cerita soal Ratu yang mengunjungi Hyeminseo dan bertemu dengan pasien yang sakit cacar air, padahal Ratu tubuhnya lemah.
Ibu Suri langsung minta semua orang merahasiakan soal penyakit ini pada Raja. Raja tidak boleh mengunjungi Ratu. Ibu Suri jalan keluar, para dayang mengikutinya. Hanya tinggal tabib istana dan Ok jung di dalam kamar Ratu.
Ok Jung tidak percaya dengan sikap mereka. Ia berlutut di dekat Ratu. Kondisi Ingyeong mulai memburuk. (untung sekarang ada vaksin campak.)
Sukjong tiba di kediaman Ratu dan heran melihat ibunya juga disini, ia menghormat, ibunda. Ibu Suri melarang Raja masuk ke dalam kediaman Ratu. Saya memang menyarankan anda untuk menghabiskan malam disini, tapi Ratu tiba-tiba merasa tidak enak badan.
Ibu Suri juga minta Raja segera pindah ke istana. Sukjong bingung, kami harus pindah? Ibu Suri berkata ada gungnyeo yang terkena cacar air dan ini sangat berbahaya, apalagi Raja belum pernah kena cacar air. Sukjong setuju dan ingin pindah ke istana lain bersama Ratu.
Sukjong ingin menemui Ratu, tapi Ibu Suri Myeongseong mencegahnya dan berkata Ratu akan segera menyusul Raja, ia minta anaknya pergi ke istana Chang Gyeong lebih dulu. Sukjong melihat para dayang keluar dari kamar Ratu dan ia juga melihat Ok Jung.
Ok Jung melihat ke arah Raja, lalu cepat-cepat membungkuk. Sukjong setuju dan bersedia pergi lebih dulu. Ibu Suri menghela nafas lega.
Para gungnyeo bagian jimbang menyiapkan baju-baju untuk dibawa ke istana Chang Gyeong. Cheon Sanggung meminta salah seorang dayang mengantar baju dalam ke istana Ratu. Dayang itu panik dan memohon agar tidak dikirim kesana, saya tidak ingin mati Nyonya.
Cheon Sanggung kesal, siapa yang memintamu untuk mati? dasar bodoh, kau benar2 tidak punya hati. Yang Mulia Ratu juga tidak akan membutuhkan bantuanmu. Cheon Sanggung tanya siapa yang bersedia pergi. Ternyata semua ketakutan.
Ok Jung mengajukan diri, saya akan pergi Nyonya. Semua temannya terkejut.
Raja berhenti di dekat kolam. Kasim Yang mengingatkan Raja untuk segera pergi. Sukjong kesal, langit tidak akan runtuh meskipun aku terlambat pergi ke istana Chang Gyeong. Sukjong berdiri di dekat kolam dan mengamati sepasang bebek mandarin.
Ok Jung masuk ke kediaman Ratu sambil membawa baju ganti. Kasihan Ingyeong, sakitnya semakin parah dan mulai keluar bercak-bercak di kulitnya. Dayang Ratu ketakutan dan tidak berani membantu Ratu berganti baju.
Ok Jung memutuskan untuk membantu Ratu. Ia sama sekali tidak ketakutan atau jijik melihat Ratu. Ratu sadar dan melihat Ok Jung, ia senang, kau..datang. Tolong bantu aku duduk.
Ok Jung merangkul Ratu dan membantunya duduk. Ratu minta semuanya keluar. Para Dayang langsung meninggalkan kamar Ratu.
Ratu Ingyeong bersandar pada Ok Jung dan tersenyum, aku masuk istana atas bantuanmu dan sekarang kau juga membantuku lagi.
Ok Jung menahan tangisnya : Bantuan apa? saya mohon jangan menyinggungnya.
Ingyeong : Apa kau pernah...melihat Yang Mulia Raja?
Ok Jung : Ya. Saya pernah melihatnya.
Ingyeong : Bukankah dia sangat tampan? Cukup bagiku untuk menyimpannya dalam hatiku.
Ok Jung membenarkan. Ia sedih sekali.
Ingyeong : Aku sangat merindukannya, dimana dia sekarang?
Ok Jung menangis : Yang Mulia, dia..
Ingyeong : Aku berharap...bisa menghembuskan nafas terakhirku di pelukannya.
Ok Jung membuat Ingyeong menghadap ke arahnya, Apa maksud anda dengan menghembuskan nafas terakhir? Anda akan sembuh dan akan pergi ke sisi Yang Mulia.
Ingyeong : Tidak, aku tahu ini saat terakhirku. Itulah mengapa aku semakin merindukannya. Aku ingin sekali bertemu dengannya, karena kurasa ini akan menjadi yang terakhir kalinya.
Ratu memegang tangan Ok Jung, aku mohon padamu. Ratu tidak tahan dan bersandar pada Ok Jung. Ok Jung menangis, Ya..ya, Yang Mulia. Saya akan membawa Yang Mulia Raja menemui anda. Apapun yang terjadi.
Ok Jung segera lari mencari Raja. Ia mendapat kabar kalau Raja sedang bersiap pindah ke istana Chang Gyeong.
Sukjong masih ada di tepi kolam, tidak mempedulikan peringatan Kasim Yang. Raja mengamati sepasang bebek mandarin yang berkelahi sampai mati hanya karena berebut makanan. Kasim Yang mengingatkannya untuk pergi dan kena bentak Sukjong.
Ok Jung lari menemui Sukjong. Sukjong terkejut, tapi ia hanya dingin menanggapi Ok Jung, apa yang kau lakukan disini? Sudah kubilang jangan sampai kau terlihat olehku.
Ok Jung : Yang Mulia Ratu sangat ingin bertemu Baginda. Saya datang hanya untuk menyampaikan pesan, tolong jangan salah paham.
Sukjong bingung, bukankah Ratu sudah berangkat ke Chang Gyeong-gung?
Ok Jung tidak peduli lagi : Ampuni saya karena mengatakan ini, tapi Ratu dalam kondisi kritis.
Sukjong tidak mengerti, kenapa bisa dalam kondisi kritis? Kasim Yang langsung minta ampun, tolong ambil nyawa saya Yang Mulia.
Sukjong marah, apa yang terjadi? katakan padaku apa yang kau ketahui tanpa berbohong! Kasim Yang serba salah.
Ok Jung : Yang Mulia Ratu mengidap penyakit cacar air dan saat ini kondisinya kritis. Ratu meminta saya menyampaikan keinginannya untuk bertemu Yang Mulia Raja di saat terakhirnya.
Sukjong benar2 terpukul : Di saat terakhirnya? Dimana Ratu sekarang?
Ok Jung : Ratu menunggu Yang Mulia di kediamannya.
Sukjong : Aku akan pergi ke kediaman Ratu.
Ibu Suri lari dan mencegah Raja pergi ke sana. Ia marah pada Ok Jung, dasar perempuan jahat! Siapa kau? beraninya menyuruh Raja datang dan pergi?!
Ok Jung segera minta maaf. Ibu Suri mengusir Ok Jung pergi. Tapi Sukjong minta ibunya berhenti.
Sukjong : Sekarang saya tahu kalau Ratu sedang sakit, saya tidak bisa meninggalkannya disana. Ratu adalah istri saya. Hanya karena ketakutan tertular penyakit dan membiarkannya pergi sendirian, adalah suatu tindakan pengecut dari seorang pria.
Ibu Suri : Ini bukan sembarang penyakit, lagipula Yang Mulia belum pernah terkena cacar air. Jika anda terkena penyakit itu, apa yang terjadi pada istana dan suksesi?
Sukjong : Kalau memang itu akhir dari keberuntungan saya, biarkan saja.
Ibu Suri marah : Keselamatan Yang Mulia adalah keselamatan Joseon, bukan hanya milik Yang Mulia saja! Terlalu banyak yang dikorbankan untuk melindungi takhta, itu tidak boleh terjadi!
Sukjong tidak peduli, ia teriak ke ibunya, Tidak, Saya harus pergi! Sukjong langsung lari ke istana Ratu.
Ok Jung [1], [2], [3], [4], [5], [6]
Notes :
Bagaimana drama ini bisa begitu intense? akting Kim Tae Hee bagus sekali sebagai Ok Jung.
Kebiasaan Sukjong ala Yoo Ah In mirip juga dengan kebiasaan Sukjong ala Ji Jin Hee, kedua aktor ini selaras waktu memerankan Sukjong. Seperti Sukjong muda dan Sukjong dewasa.
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation.
0 comments:
Post a Comment