A Pure Paki Theme

Tuesday, January 17, 2012

The Moon That Embraces the Sun 2

Share it Please
Payung merah itu terbang melayang dan mendarat di halaman istana. PM Hwon bengong melihatnya.

Kasim Hyung Sun bersama dayang dan pengawal ketakutan : Mul....! Mul! Itu Mul Goi!

Mul Goi = Benda yang dirasuki oleh roh (kaya jalangkung ya haha)
Kasim Hyung Sun segera memerintah untuk menyingkirkan payung itu. PM Hwon justru berpikir kalau ini pertanda ia bisa bertemu Yeon Woo lagi.

Yeon Woo mendengar suara dan mengira seseorang mengirim pembunuh untuk menghukumnya. Yeon Woo jalan ke tembok dimana Yang Myung duduk tadi dan menemukan sebuah batu.
Batu Penyelesai Masalah.

Juga ada surat di bawah batu dari Yang Myung. Apa yang menyusahkanmu sampai kau tidak bisa tidur? Coba bicara pada batu ini dan lihat apa yang terjadi.
Batu pemecah masalah ini bisa memecahkan ratusan kecemasan. Dan akan menyingkirkan semua masalahmu. Kau seharusnya bisa tidur sekarang. Ini hadiah dari perjalananku.

Yeon Woo kesal, dia bepergian lagi? Orang ini, benar-benar.. Apa dia tidak mengerti maksudku?
Sepertinya Yeon Woo sering melarang Yang Myung datang dan pergi semaunya sendiri.

Heo Yeom dan Woon latihan pedang. Benar2 seru.

Seol, pelayan Yeon Woo mengintip mereka. Seol sepertinya suka sekali dengan latihan pedang seperti ini. Tapi ia kelihatan cemas. Woon bisa merasakan kehadiran Seol.

Woon dengan mudah mengalahkan Heo Yeom. Seol mengeluh, kenapa Yeom kalah. Yeom memuji Woon, kemampuanmu sungguh diatas rata-rata. Aku benar2 tidak punya bakat bertarung pedang.

Yeom mengeluh, aku sudah berlatih beberapa tahun tanpa perkembangan.

Woon : Apa anda tidak apa-apa, Tuan Muda?
Yeom tidak suka kalau Woon memanggilnya Tuan Muda, aku sudah bilang beberapa kali kan, tapi kau tetap melakukannya.

Yeom heran kenapa P. Yang Myung belum datang. Aku sudah merencanakan pertemuan ini lebih malam, tapi ia masih terlambat.

Woon melihat P. Yang Myung melompati tembok. P. Yang Myung memberi tanda untuk diam. Heom masih berkata kalau sedikit sepi tanpa P. Yang Myung. Jika P. Yang Myung disini, tidak akan pernah ada hari yang tenang, sekarang hanya kita berdua dan rasanya benar2 sepi.

Yang Myung mendekat, jika aku tahu kalau kau begitu merindukan aku seperti ini. Aku tidak akan melakukan perjalanan ini.
Yeom : Yang Myung-gun!
Yang Myung memeluk Yeom, Heo Yeom sayang! Selamat untuk kelulusanmu.

Woon juga menyapa P. Yang Myung. Yang Myung langsung merentangkan tangan untuk memeluk Woon, Kim Chae Woon. Tapi Woon menghindar, membuat Yang Myung memeluk angin. Yang Myung cemberut, tidak menyenangkan sama sekali.
Yang Myung : Chae Woon, aku hanya akan memberimu ucapan selamat setengah saja.

Yeom : Apa perjalanan anda menyenangkan?
Yang Myung : Lebih dari menyenangkan.

Ia merangkul kedua temannya, hanya untuk kalian, temanku. Aku punya oleh-oleh makanan enak. Ketiganya jalan masuk untuk ngobrol.
(Kenapa perasaanku tidak enak setiap melihat 3 sahabat seperti ini, pasti salah satu harus memilih.)

P. Yang Myung, Yeom dan Woon minum bersama. Yeom langsung komen kalau P. Yang Myung tidak datang tepat waktu.

P. Yang Myung berkata ia harus menemui orang yang ia sayangi, jadi ia terlambat. Maafkan aku, Yang Myung bercanda dan meraih tangan Yeom, Aku punya seseorang yang lebih kusayang daripada kau.

Yeom heran, ia mengira Yang Myung punya kekasih. Kenapa ia tidak pernah mendengarnya. Anda tidak memanjat tembok lagi, kan?

P. Yang Myung menyangkal, mana mungkin, aku ini keturunan Raja. Bagaimana aku bisa memanjat tembok menemui seorang wanita? Lagipula dia adikmu. Bagaimana aku bisa?

Yeom : Meskipun adik saya masih muda, pria dan wanita tetap berbeda. Waktu itu, saat anda menemuinya, bukankah anda dimarahi habis-habisan? Sudah dimarahi seperti itu, bagaimana anda berani menemuinya lagi?

P. Yang Myung memotongnya, aku tahu. Aku tahu. Aku mengerti dengan baik, jadi jangan membicarakan ini lagi.

P. Yang Myung mengeluh, kenapa ia tidak boleh bertemu Yeon Woo. Agar ia tidak kena marah atau jadi malu. Setiap kali ia menyebut tentang Yeon Woo, ekspresi wajah Yeom pasti jadi galak.
Woon geli dan tersenyum tipis. P. Yang Myung melihatnya dan langsung komen, apa kau tadi tersenyum?

Yang Myung bangga karena bisa membuat Woon tersenyum. Balok es ini tahu bagaimana caranya tersenyum. Ini fenomena yang hanya kau lihat sekali seumur hidup.

Yeom tetap memperingatkan P. Yang Myung agar tidak memanjat tembok lagi dan berkeliaran, kalau tidak, ia tidak akan diam saja. P. Yang Myung mengerti itu.

P. Yang Myung memberikan oleh2 pada kedua temannya. Ini jimat yang memberikan keberuntungan pada kalian di masa depan. Namanya batu ajaib. Apa kalian pernah mendengarnya?
P. Yang Myung berkata kalau batu ini bagaikan dirinya, kalian harus membawanya terus.

Woon : Ini sedikit berat untuk dibawa-bawa.

P. Yang Myung : Benarkah? Kalau batu no. 2 terlalu berat, aku akan ganti dengan batu no. 4.
Ia menukar batu Woon dengan batu yang lebih kecil haha..

Kelak, kalian akan menjadi anak buah Putra Mahkota.

Kata-kata ini membuat Heom dan Woon meletakkan batu mereka dan tampak murung.

P. Yang Myung heran, ada apa ini? Ayo, ayo, jika kalian sudah mendapatkan posisi, kita tidak akan bisa minum bersama seperti ini lagi. Malam ini, kita tidak akan pulang sebelum kita mabuk. P. Yang Myung mencairkan suasana dan mengajak rekan2nya minum.

Raja Seong Jo menerima laporan dari para menteri, Apa ini Sam Mang itu?
Sam Mang = 3 Nama yang direkomendasikan dan Raja harus memilih satu nama.

Para menteri membenarkan. Mereka semua telah dipilih dari Sigangwon setelah berdiskusi dan mereka adalah calon paling bagus.

Putra Mahkota sedang berpakaian dibantu para dayang. Kasim Hyung Sun masuk dengan sebuah daftar. Saya telah mendapatkan pejabat junior yang ditunjuk sebagai calon penasehat.

PM Hwon ingin tahu siapa yang dipilih. Kasim Hyung Sun tidak tahu, tapi meskipun demikian, saya telah melalui banyak kesulitan untuk mendapatkan daftar nama ini.

PM Hwon sudah tahu siapa mereka tanpa harus membacanya, Yun Si Won, Choe Byung Hun, Choe Chi Su.
Kasim Hyung Sun heran, anda sudah mengetahuinya?

PM Hwon : Kau menganggap ini sebagai informasi? Sepertinya Nenek-ku berusaha keras. Tidak, mungkin yang berusaha keras adalah Yoon Dae Hyung.

PM Hwon ingin tahu apa lagi yang ditemukan Kasim Hyung Sun. Kasim berkata kalau mulai hari ini, ada orang baru yang ditunjuk sebagai guru.
PM Hwon tidak peduli siapa orangnya, semua sama saja. 8 atau 9 dari 10 orang adalah bodoh dan hanya kesini demi kekuasaan.

Kasim Hyung Sun ketakutan, anda tidak bermaksud kalau anda akan membuatnya kehilangan posisi lagi.
PM Hwon : Aku belum bisa ikut terjun dalam dunia politik, jadi aku bisa apa?

PM Hwon nyengir, aku hanya punya satu pilihan. Biarkan mereka melihat betapa sulitnya ini.
Kasim tampak cemas, Yang Mulia.
PM Hwon : Kita tunggu saja berapa lama guru baru ini akan bertahan.

PM Hwon jalan keluar diiringi Kasim. Ia menuju ruang belajarnya.

Para dayang berdiri menghormat dan mengagumi PM Hwon. Mereka bergosip berapa lama guru baru ini akan bertahan. Salah seorang dayang berkata, dalam sebulan, ia akan mengundurkan diri dari posisinya dan tidak terpilih. Ia bahkan mempertaruhkan perhiasannya.

Tidak lama, Heo Yeom jalan melewati mereka. Para dayang terkesima dengan penampilan Heo Yeom.

Mereka hampir pingsan melihat ketampanan dan sinar yang memancar dari Heo Yeom. Hahaha..komik banget.

Yeom memasuki ruang belajar PM Hwon. PM Hwon sibuk sendiri dan tidak mempedulikan Yeom.
Kasim Hyung Sun : Yang Mulia. Guru sudah tiba.

Yeom mengenalkan diri dengan sopan, saya diperintah mengambil alih posisi guru literatur. Saya Heo Yeom.

PM Hwon masih cuek. Lalu ia mengangkat wajah melihat Yeom.

Wajah Heo Yeom memancarkan sinar berkilauan.
PM Hwon terpana melihatnya. Mulutnya sampai terbuka lebar hahaha..

Ny. Heo dan Yeon Woo menyulam bersama. Ny. Heo berkata kalau Yeom bertemu PM untuk pertama kalinya.
Yeon Woo terkejut, kakak pergi ke Sigangwon? Lalu, apa kakak akan menjadi guru Putra Mahkota?

Ibunya membenarkan, karena kakakmu sudah menjadi Sarjana Sigangwon, itu wajar saja.

Yeon Woo bingung, jarinya tertusuk jarum dan Ny. Heo merasa cemas, Yeon Woo..apa kau terluka?
Yeon Woo : Tidak apa-apa, pikiran saya ada di tempat lain sekarang.

Ny. Heo mengeluh, anak ini..apa yang kau pikirkan? Kau bisa membaca buku2 sulit itu dengan cepat, tapi kau tidak bisa menyelesaikan sulamanmu.
Yeon Woo bicara sendiri, Apa mungkin ia tahu kalau aku adalah adik kakak?
Ny. Heo heran, kau bicara apa?
Yeon Woo cepat2 menjawab, bukan apa-apa. Yeon Woo ingat saat bersama Hwon, kalau Yeon Woo datang melihat kakaknya mendapat gelar sarjana literatur terbaik.

Kasim Hyung Sun minta PM Hwon memberi salam pada gurunya. Tapi PM Hwon tidak menggubrisnya, ia tampak terkejut sekali.
PM Hwon ingin tahu berapa usia Heom.

Heom : Saya lulus Jihak dalam 2 th.
(Jihak = Ditempuh saat usia 15th)

PM Hwon syok, jadi...kau baru 17 th? Heom membenarkan.
PM Hwon : Dengan usia semuda ini, sepertinya orang yang mendukungmu memiliki kekuasaan besar.

Ibu Suri marah saat tahu Heo Yeom yang dipilih menjadi guru PM Hwon. Ia tidak percaya karena Yoon Dae Hyung membiarkan anak itu duduk disana mengajar PM Hwon.
Dae Bi Yoon clan/ Ibu Suri : Apa kau tidak sadar betapa pentingnya posisi itu? Atau kata2ku hanya berlalu saja di telingamu?

Dae Hyung menenangkan Ibu Suri, Heo Yeom tidak akan sanggup mengendalikan PM Hwon. Ia akan mundur dengan sendirinya.
Ibu Suri tetap ingin tahu siapa Heo Yeom.

Dae Hyung menjelaskan kalau Heo Yeom adalah putra Penasehat khusus yang dipercaya Raja, Kepala Sarjana.

Ibu Suri : Apa kau tidak mengerti rencana Yang Mulia?
Yang Mulia telah mulai membentuk kekuatannya.

Raja Seong Jo punya rencana, selain membuat Yeom sebagai pelayan PM, ia juga ingin Yeom menjadi guru dan teman PM Hwon.

PM Hwon marah2, 17 th! Baru 17 th? Bagaimana Abamama bisa mengirim anak itu?

Kasim Hyung Sun masuk, Yang Mulia, saya mendapatkan informasi lagi mengenai Heo Yeom. Dia adalah sarjana literatur terbaik tahun ini.

PM Hwon tetap kesal, lupakan saja! Apa informasimu pernah akurat?
Kasim Hyung meyakinkan, kali ini benar2 tepat.

Kasim mulai mengoceh, saat ia masih menjadi pelajar di Sungkyunkwan, ia benar2 populer.

Jika menginginkan penampilan, dia punya penampilan. Jika menginginkan pengetahuan, dia punya pengetahuan.
Jika menginginkan kebaikan, dia punya kebaikan. Dia tidak memiliki satupun kelemahan.
Dia benar2 idola para pelajar!

Yeom benar2 bersinar, sampai para pelajar terpesona. Saat Yeom tanya tempat duduk kosong, semua pelajar serta merta menyerahkan bangku mereka.

Saat para pelajar makan, Yeom selalu mendapat porsi nasi dobel. Itu karena pelayan dapur jatuh cinta pada Yeom.

Dia selalu dikagumi oleh pelajar Konfusius. Tidak peduli pria atau wanita, usia dan status, semua menganggapnya idola.

Para ajumma, Ny. Bangsawan, Gisaeng, dan pelayan wanita pingsan kalau melihat Yeom.
Bahkan saat ada preman yang menghadang Yeom karena cemburu, tiba-tiba jadi baik dan memeluknya, ayo berteman..

Kasim Hyung : Bukan hanya itu, literatur, politik, sejarah, astronomi dan hal lainnya. Dia mengerti segalanya dan ahli dalam segala hal. Singkatnya, tolong belajar dari orang yang sangat berbakat.

PM Hwon murka, ia teriak : Tutup mulutmu! Tutup mulutmu! Tutup mulut di depanku! Aku tidak mau melihatmu lagi. Berbalik!

Kasim Hyung Sun seperti akan menangis, lalu jalan beringsut-ingsut ke arah sudut dan berdiri dengan wajah menghadap tembok. Bwa haha..Kasim disetrap ..

Malamnya, Yeon Woo masuk ke kamar kakaknya. Yeom tersenyum, apa sudah waktunya membaca? Apa yang harus kita baca hari ini?
Yeon Woo melihat wajah kakaknya penuh kecemasan. Yeom heran, kau bisa melihatnya?

Yeon Woo ingin tahu apa terjadi sesuatu di istana, atau Yang Mulia menyusahkan kakak?
Yeom : Bukan seperti itu. Yang Mulia memberiku sebuah tantangan.

Yeon Woo : Apa itu? tolong katakan padaku. Mungkin aku bisa membantu.

Yeom : Kau bersedia membantuku? sepertinya PM salah paham kepadaku. Aku benar2 tidak tahu bagaimana membuka pintu yang tertutup rapat ke dalam hati Putra Mahkota.
Yeon Woo : Kesalahpahaman?

Yeom berkata bukan salah paham biasa. PM tidak bisa menerima orang yang semuda Yeom sebagai gurunya. Yeom bisa mengerti itu.

Yeon Woo berkata itu bukan salah kakaknya. Ia berpikir dalam hati, mungkin karena dirinya. Yeom menyesal membuat adiknya cemas. Yeon woo minta kakaknya tidak cemas, kapal yang mendekati jembatan akan waspada dengan sendirinya.

Yeom heran, apa?
Yeon Woo : Orabeoni...apa kau ingin memenangkan hati Putra Mahkota?
Yeom : Apa kau punya ide bagus?

Keesokannya, PM Hwon dan Yeom belajar sambil diam. Lalu tiba-tiba Yeom mengakhiri sesi pelajaran hari itu.

PM Hwon menyindir, benar2 orang tidak tahu malu. Kau tidak mengajar apapun, tapi tetap menerima gaji. Apa ini bukan tidak tahu malu?

Yeom berkata ini karena ia merasa PM Hwon belum siap belajar. Jadi sebagai ganti pelajaran hari ini, Yeom ingin mengajukan teka-teki.
PM Hwon : Teka-teki?

Yeom membenarkan, jika PM Hwon berhasil menebak dengan benar, ia akan mengundurkan diri. Tapi jika PM Hwon tidak tahu jawabannya...
PM Hwon : Jika aku tidak bisa menjawabnya?

Yeom mohon agar PM Hwon bersedia belajar dibawah bimbingannya.
PM Hwon : Jadi kau ingin membuat kesepakatan denganku? Baiklah, katakan.

Yeom : Karena anda telah memerintah, maka saya akan mengatakannya.
"Apa yang bisa membuat dunia terang dalam sekejap dan apa yang bisa membuat dunia gelap seketika?"

PM Hwon : Ini mudah sekali.
Yeom : Tidak semudah itu.
PM Hwon : Itu hanya pikiranmu saja.
Yeom : Saya harap bisa mendengar jawaban anda di sesi berikutnya.
PM Hwon : Setelah itu, aku tidak harus melihat wajahmu lagi.

Putri Min Hwa sedang jalan di taman dan melihat para kasim membawa tumpukan buku ke arah kamar PM Hwon. Putri Min Hwa heran, kenapa mereka membawa buku dari perpustakaan? Apa mereka memindahkan semuanya ke istana PM?

P. Min Hwa langsung tertarik dan lari ke istana kakaknya. Dayang susah payah membujuk Putri, kalau Ratu sudah menunggunya. Tapi Putri tidak peduli.

P. Min Hwa menemui PM Hwon, ia heran kenapa ada banyak sekali buku, kapan kakak akan selesai membacanya?
PM Hwon : Min Hwa, aku tidak punya waktu untuk main denganmu. Jangan pedulikan aku dan kembalilah.

P. Min Hwa tetap ingin tahu dan heran melihat Kasim berdiri menghadap tembok. Ia mendekati Kasim Hyung Sun, kenapa kau berdiri disini seperti ini?

Kasim : Alasan mengapa saya berdiri seperti ini adalah karena Putra Mahkota memerintahkannya.
Lalu Kasim menjelaskan kalau PM sedang mencoba menyelesaikan teka-teki dari Sigangwon.

P. Min Hwa tertarik, teka-teki apa? PM Hwon kesal, aku sudah minta kau untuk pergi.
Putri mendesak Kasim. Akhirnya Kasim berbisik, "Apa yang bisa membuat dunia terang dalam sekejap dan apa yang bisa membuat dunia gelap seketika?"

P. Min Hwa berpikir sebentar, lalu menjawab dengan percaya diri, bukankah itu kelopak mata? Kalau kau menutup matamu seperti ini, maka dunia akan gelap seketika. Jika kau membuka matamu seperti ini, maka seluruh dunia akan menjadi terang.
Kasim Hyung Sun juga merasa itu jawaban yang benar.

Tapi PM Hwon tidak setuju, ia memarahi adiknya, cara berpikirmu terlalu sederhana. Itulah mengapa aku tidak bicara denganmu. Kau menggangguku belajar, cepat pergi.

PM Hwon belajar lagi bersama Yeom. Raja datang bersama rombongan. Kasim Hyung Sun menyambut Raja, tapi Raja tidak ingin masuk dan hanya mendengar dari luar.

PM Hwon : Jawaban yang benar adalah politik monarki. PM Hwon lalu mengutip ajaran Konghucu untuk menjelaskannya. Monarki yang bisa membuat hidup manusia terang dan gelap dalam sekejap.

Yeom : Saya menyesal karena jawabannya tidak sama dengan jawaban saya.

PM Hwon terkejut. Lalu Yeom memberikan jawabannya. Yang benar adalah ..kelopak mata. (haha..berarti Min Hwa benar.)
PM Hwon marah, kau mempermainkanku?

Yeom : Jika Yang Mulia tidak puas dengan jawaban yang benar, lalu apa ini menjadi sebuah lelucon?

PM Hwon kaget. Yeom menegurnya, tidak bisa menemukan jawaban dari buku apa anda pikir itu hal rendahan?
PM Hwon marah, jadi jawabannya adalah lelucon ini?

Yeom : Dari sudut pandang seorang anak, semua hal yang hidup di dunia ini bisa menjadi pertanyaan, dan semua yang hidup di dunia bisa menjadi jawabannya. Dalam proses belajar, ada dua hal penting yang harus diingat.

Satu, adalah kesombongan karena tahu jawaban yang benar. Yang lainnya adalah, prasangka anda dalam menggunakan aturan anda untuk menentukan sesuatu. Kesombongan dan prasangka ini, akan menutupi mata dan pikiran Yang Mulia dengan kegelapan. Anda harus menyadari itu.
Anda bicara tentang politik monarki, ya kan? apa yang anda katakan benar. Tapi jika kelopak mata anda tertutup bagaimana anda akan melihat kehidupan masyarakat? Bagaimana anda bisa bicara tentang jalan sebagai Raja? Pertama, tolong perbaiki sikap anda dalam belajar.

PM Hwon berdiri, ia tampak terkejut. Lalu teriak memanggil Kasim Hyung Sun.
Kasim bergegas masuk, Ya, Yang Mulia. Katakan perintah anda.

PM Hwon : Minta bagian dapur menyiapkan manisan.
Kasim Hyung Sun bingung. Tapi PM Hwon minta disiapkan tikar bambu di paviliun untuk duduk. Ia ingin ngobrol dengan guru. Untuk mempererat hubungan guru dan murid.

Kasim Hyung Sun terkejut. Apa? Tapi..Yang Mulia.

PM Hwon merapikan sikapnya : Hari ini saya memberi hormat pada anda sebagai Pengajar untuk menerima pengajaran anda. Tolong maafkan ketidak-sopanan saya selama ini, dan terimalah hormat saya.
PM Hwon membungkuk ke arah Yeom.

Yeom terkejut, ia langsung berdiri dan balas membungkuk pada PM Hwon.
Kasim Hyung Sun terharu.

Raja Seong Jo tampak puas, sepertinya Putra Mahkota telah mendapatkan guru yang pantas untuknya.
Penasehat Heo diam saja, tapi wajahnya tampak cemas. Sementara Yoon tampak kurang senang.

P. Min Hwa tertawa geli, ia bicara dengan Dayangnya, Jadi dengan kata lain, Orabeoni, Putra Mahkota yang agung, Yang Mulia, benar2 mengibarkan bendera putih pada Guru Literatur Sigangwon?
Dayangnya menghela nafas, Tuan Putri, anda terlalu keras tertawa. Tolong turunkan suara anda..

Tapi Putri tidak peduli, ia kagum sekali. Benar2 orang yang menarik. Aku harus melihat wajahnya dan memberinya hadiah.
Dayangnya panik, Tuan Putri apa anda ingin mencari Guru Heo?

P. Min Hwa ingin mengatakan kalau ia berhasil menebak pertanyaan-nya yang sulit. Ia langsung keluar.

P. Min Hwa lari ke istana kakaknya dan melihat keduanya jalan menuju paviliun.

P. Min Hwa terkejut melihat wajah Heo Yeom. Yeom menoleh dan melihat P. Min Hwa yang panik lalu langsung menutup wajahnya.

Setelah Yeom pergi, P. Min Hwa menoleh lagi dengan wajah kagum penuh cinta haha..

PM Hwon dan Yeom duduk di paviliun. Kasim Hyung Sun menyajikan teh dan beberapa makanan ringan. PM Hwon ingin tahu, apa Yeom memang berencana mundur dari posisi guru literatur.
Yeom membenarkan, ia tidak berani menjilat ludah sendiri setelah membuat kesepakatan dengan Putra Mahkota.

PM Hwon : Kukira kau seorang kutu buku. Tapi ternyata kau punya sisi kuat juga.
Yeom mengaku kalau sebenarnya ini ide adiknya. Adiknya yang sudah memberinya dorongan.

Flashback, malam itu Yeon Woo menasihati kakaknya, jika kau merendahkan diri terus, Yang Mulia mungkin tidak akan bersedia belajar. Yeon Woo memberikan cara sederhana, jika kakaknya terlalu banyak memuji untuk mendapatkan hati PM, itu tidak akan berlangsung lama. Yang akan didapat bukanlah ketulusan, jadi tidak akan ada gunanya.

Yeon Woo juga berkata kalau mudah jadi pejabat yang jahat, tapi yang terutama adalah memikirkan jalan terbaik untuk Putra Mahkota.

Yeon Woo : Jika menjadi pejabat yang jahat kau akan mendapatkan hati yang munafik, maka lebih baik kau jadi pejabat yang setia dan memberikan jawaban dengan tulus. Putra Mahkota adalah orang yang bijaksana, meskipun dia saat ini salah paham dengan kakak, tapi ia akan mengerti kesetiaan kakak satu hari nanti.
Jadi, kau harus kerja keras kakak.

PM Hwon kagum, dia benar2 gadis pintar. Berapa usia adik anda tahun ini?
Yeom : 13 th.

PM Hwon kaget, 13 th? Lalu, apa anda membagi masalah dengan adik anda?

Kasim mengingatkan untuk minum teh sebelum dingin. PM Hwon mengiyakan dan meminta Yeom mencicipi teh. Tapi yang punya hak mencicipi manisan gandum ini bukan Guru Yeom melainkan adik perempuannya. Karena sebenarnya yang menegur PM Hwon hari ini adalah adik guru Yeom.

PM Hwon menyuruh Kasim membungkus manisan gandum ini, karena ia ingin memberikannya untuk guru tersembunyinya.
Yeom terkejut.

PM Hwon kembali ke istananya, ia tanya Kasim Hyung SUn, apa gadis usia 13 th bisa benar2 pintar seperti itu? Apa kau percaya ?

Kasim Hyung Sun : Jika itu adik Guru Heom maka saya percaya itu mungkin saja. Guru Heom juga baru 17 th, dan sudah menjadi Sarjana terbaik.

PM Hwon tiba-tiba sadar, jika Guru Heom adalah lulusan terbaik, maka gadis itu..adalah gadis yang ia temui waktu itu.

PM Hwon setengah membentak Hyung Sun, kenapa kau baru mengatakannya sekarang? Mengapa?

Kasim Hyung Sun bingung, saat saya ingin mengatakan pada anda waktu itu, Yang Mulia memerintah saya untuk tutup mulut..

Yeom memberikan manisan gandum itu pada Yeon Woo. Ini dari Putra Mahkota, sebagai ganti Soksu untuk diberikan padamu.
Soksu = Pemberian untuk guru.

Yeon Woo heran, kalau ini Soksu maka seharusnya untuk kakaknya. Yeom berkata ia menceritakan pada PM kalau Yeon Woo yang membangkitkan keberaniannya dan memberikan jawaban jujur kepada PM.

Yeon Woo : Apa? Lalu apa reaksinya?
Yeom : Dia berkata kalau guru sebenarnya bukanlah aku tapi kau.

Yeon Woo ingin tahu apa PM mengatakan hal lain, tapi Yeom menggeleng, tidak ada yang khusus..dia tanya apa teka-teki itu juga adalah idemu.
Yeon Woo : Teka teki?
Yeom : Ya, tapi kenapa kau tadi gelisah?
Yeon Woo : Bukan apa-apa.

Yeon Woo jalan keluar sambil membawa manisannya. Ia duduk di batang pohon dan melihat ke arah bulan. Kelopak bunga ceri mulai berguguran.
Yeon Woo membayangkan Putra Mahkota berdiri di sampingnya.

PM Hwon : Apa kau berhasil menebak teka-teki yang kuberikan padamu?
Yeon Woo : Apa anda benar2 Putra Mahkota?

Yeon Woo berharap Hwon bukan Putra Mahkota. Hwon tersenyum dan menyuruh Yeon Woo mencicipi manisannya.
Yeon Woo mengambil satu dan menggigitnya. Hwon tanya bagaimana rasanya. Yeon Woo menjawab manis sekali.

Yeon Woo : Dengan memberikan ini, apa artinya..anda sudah memaafkan saya? Atau anda mengancam saya? Katakan, apa artinya?
Hwon tersenyum dan Yeon Woo sadar dari imajinasinya.

Yoon Dae Hyung berkumpul bersama beberapa menteri dan mereka mengeluh, Yang Mulia tidak bisa mengabaikan menteri berjasa seperti ini. Siapa yang sudah menyelamatkan Yang Mulia dari tangan anak buahnya yang memberontak di masa lalu?
Yang Mulia bisa duduk di takhta sekarang ini karena siapa? bukankah karena Ibu Suri dan Menteri Personel?

Mereka ingin menyingkirkan Heo Yeong Jae, karena setelah ia jadi Kepala Sarjana, 3 dept telah bersatu. Petisi yang mencela pejabat berjasa terus menerus dikirim ke istana. Ini membuat Yang Mulia juga terpengaruh.
Sekarang putra Heo Yeong Jae diangkat jadi guru PM, maka ini berarti Yang Mulia akan menjadikannya berpengaruh di masa mendatang.

Yoon terlihat lebih santai, jika kita kehilangan jabatan, maka kita akan mendapat jabatan lain. Jangan terlalu terburu-buru.

Yoon Dae Hyung pulang dalam kondisi mabuk. Ia disambut istri dan putrinya, Bo Kyung. Selamat datang, Ayah.
Yoon menatap putrinya, Kau..apa kau mau melihat istana Raja?

Bo Kyung : Apa?
Dae Hyung : Kalau kau mau, aku bisa membuatmu tinggal disana.
Dae Hyung bicara sendiri, Ayah dari Ratu, Ayah dari Ratu..

Yeon Woo mengajak Seol ke toko kertas. Seol heran kenapa tiba-tiba pergi mencari kertas surat, Nona? Apa anda ingin menulis surat?
Yeon Woo berkata ini bukan surat, tapi refleksi dari kesalahan.

Seol tidak mengerti, refleksi seperti apa sampai harus menggunakan kertas semahal ini. Apa tidak pergi saja menemuinya dan minta maaf?
Yeon Woo : Dia bukan orang yang bisa dengan mudah ditemui.

Seol tidak percaya, memangnya dia Ratu atau Putra Mahkota? Minta maaf saja dengan perkataan atau biarkan ia memukul Nona beberapa kali sampai mereda kemarahannya.

Yeon Woo : Tidak masalah kalau aku kena pukul. Aku hanya takut ini akan menimbulkan masalah untuk kakak.

Seol tidak sabar menunggu Yeon woo memilih kertas, ia minta ijin pergi ke pandai besi sebentar saja. Yeon woo mengangguk dan Seol langsung lari keluar.

P. Yang Myung muncul dibelakang Yeon Woo, ia tanya apa Yeon Woo benar2 berbuat kesalahan pada mereka berdua? Maksudnya Ratu dan PM.

Sementara itu Nona Yoon Bo Kyung juga jalan bersama pelayannya. Seol lari ke bengkel pandai besi dan mereka bertabrakan di sudut jalan.
Pelayan Bo Kyung panik, nona..nona! Ia memarahi Seol, apa kau tidak punya mata?

Seol ketakutan dan mencoba membersihkan hanbok Bo Kyung. Ia berulang kali minta maaf. Pelayan Bo Kyung marah, singkirkan tangan kotormu.

Bo Kyung dengan cepat mempelajari situasi sekitar dan sadar kalau banyak orang memperhatikannya. Bo Kyung langsung berkata pada pengasuhnya untuk melepaskan Seol. Anak ini tidak melakukannya dengan sengaja.

Bo Kyung : Sepertinya kau tergesa-gesa. Aku tidak apa-apa. Kau bisa pergi dan menyelesaikan urusanmu.

Seol terkejut tapi ia langsung membungkuk dan berterima kasih pada Bo Kyung.

Bo Kyung dan pelayannya menemui penjual perhiasan. Mereka akan mengambil pesanan. Tapi saat akan membayar, Pelayan Bo kyung tidak menemukan kantung uangnya.
Bo Kyung heran, ada apa? Pelayannya tampak kesal, ia mengira Seol mencopet uangnya. Tunggu disini sebentar Nona. Lalu ia pergi.

Setelah bibi itu pergi, Bo Kyung menemukan kantung uang pelayannya. Kantung itu ternyata jatuh di tanah. Bo Kyung mengambil kantung itu dan seperti ingin memanggil pelayannya, tapi ia membatalkannya dan tersenyum culas.

Seol asyik melihat pandai besi bekerja. Paman itu minta Seol menjauh, disini bahaya, pindahlah ke sana sedikit.
Seol tersenyum lebar, ia ingin tahu apa paman itu menjual pedang. Yang seperti dipakai para pendekar.

Tiba-tiba pelayan Bo Kyung menariknya. Seol heran, kenapa seperti ini? Pelayan itu marah dan minta kantung uangnya. Seol tidak mengerti, kantung uang apa?
Pelayan itu menuduh Seol sengaja mencopet. Kau pura-pura membersihkan baju dan mengambil uang kami kan? Ia mulai memukuli Seol.

Bo Kyung muncul dan menghentikan pelayannya. Ia sengaja melakukan itu karena banyak orang melihat mereka.
Bo Kyung mendekat ke pelayannya dan berbisik marah, ada banyak orang yang melihat. Apa yang kau lakukan?

Seol memohon pada Bo Kyung, percayalah pada saya Nona, saya benar2 tidak mencurinya.
Bo Kyung berlutut dan berbisik ke Seol, benarkah? Kau bilang kau tidak bersalah, ya kan?
Seol mengangguk, Ya.
Bo Kyung : Kalau begitu..buktikan. Kalau kau bukan pencopet.

Yang Myung berkata agar Yeon woo tidak membeli kertas berpola bunga jika ingin menulis surat permintaan maaf untuk Raja. Atau ini untuk Putra Mahkota?
Yeon Woo diam saja, tapi ekspresinya membenarkan tebakan Yang Myung.

Yang Myung : Sepertinya ini untuk Putra Mahkota. Kalau begitu itu lebih baik. Aku kakak Putra Mahkota, kita lihat yang mana yang disukai Putra Mahkota..
Yeon Woo tidak mempedulikan Yang Myung dan jalan keluar.

Yeon Woo jalan ke arah bengkel pandai besi. Hujan mulai turun dan Yeon Woo ingin lari. Yang Myung tiba2 muncul dibelakangnya sambil berusaha memayungi kepala Yeon Woo dengan tangannya.

Yeon Woo terkejut dan Yang Myung ketawa, keduanya lari bersama mencari tempat berteduh.

Yang Myung mengajak Yeon Woo ke sebuah rumah kebun. Yeon Woo terpesona, ia belum pernah melihat yang seperti ini. Ini rumah kebun.
Yang Myung : Kau sudah tahu.
Yeon Woo pernah melihatnya dalam buku, tapi ini pertama kali melihat langsung.

Yang Myung menjelaskan kalau jendelanya menggunakan kertas minyak, jadi cahaya bisa masuk dan bisa menghalangi angin. Yeon Woo ingin tahu apa Yang Myung membangunnya sendiri.

Yang Myung berkata kalau ini adalah hasil karya salah seorang keluarganya yang tidak punya kerjaan.

Yeon Woo ingat kata2 PM Hwon kalau kakaknya tidak boleh membuat apapun sendiri.

Yang Myung : Berkat kebaikannya, aku kadang meminjam rumah ini. Tempat ini lumayan untuk mengeringkan baju, ya kan?
Yeon Woo tanya kenapa P. Yang Myung tidak belajar di Jong Hak-dang.

Yang Myung pura2 tidak mendengar pertanyaan Yeon Woo dan mengambil pot bunga krisan kecil, lihat ini, Yang Mulia benar2 menyukai bunga krisan jenis ini. Jadi, setiap kali ada perjamuan, mereka akan menggunakan ini.

Yeon Woo ingin tahu orang seperti apa Raja itu.
Yang Myung : Bagaimana mengatakannya ya? Yang Mulia adalah Penguasa. Dia selalu memikirkan rakyat dan negara ini.

Flashback,
Raja Seong Jo memarahi Yang Myung. Kau benar2 tidak tahu malu. Sebagai anak tidak resmi Raja sepertimu, apa dasar yang kau miliki untuk belajar menjadi Raja?

Yang Myung tertunduk lesu dan sedih.

Yang Myung : Meskipun ia sangat tegas, tapi dia juga punya sisi yang sangat penyayang.

Kasim mengumumkan kedatangan PM Hwon kecil. Raja tampak sangat gembira melihatnya, kudengar kau sudah belajar banyak pengetahuan dalam waktu singkay. Aku harus memberi penghargaan pada guru yang mengajar PM dengan baik.
PM Hwon tersenyum lebar, ia juga melihat ke arah Yang Myung. Yang Myung kecil memaksakan diri tersenyum pada adiknya. Kasihan sekali.

Yang Myung : Terus terang, dia benar2 pintar.

Yeon Woo tanya apa Yang Myung tidak harus pergi ke istana. Yeon Woo merasa kalau mungkin ada yang merindukan P. Yang Myung.

Yang Myung ketawa, siapa yang akan menungguku?
Yeon Woo : Putra Mahkota, Yang Mulia..

P. Yang Myung tidak percaya, Yang Mulia dan semuanya sangat sibuk. Mereka tidak punya waktu menemuiku.
Yeon Woo : Untuk orang seperti anda yang bisa menulis puisi, apa mungkin kalau anda tidak tahu apa itu kerinduan? Jika anda terlalu rindu, maka akhirnya akan jadi penyakit. Sebagai Pangeran, bagaimana anda bisa memanjati tembok?

P. Yang Myung mendekatkan wajahnya ke Yeon Woo : Jadi, kau seharusnya bisa mengerti mengapa aku memanjat tembok, ya kan?

Yeon Woo terkejut, ia memalingkan wajahnya, itu dua hal yang berbeda..

P. Yang Myung : Bagaimana bisa berbeda?
Yeon Woo tetap meminta P. Yang Myung pergi ke istana untuk memberi hormat. Yang Myung ketawa geli.
Yeon Woo heran, karena ia merasa benar.

Yang Myung sudah lama tidak seperti ini, Yang Myung senang karena Yeon Woo bisa memandangnya dan ngobrol lama dengannya.
Yang Myung menjentik dahi Yeon Woo, terima kasih untuk nasihatnya. Tapi kau harus fokus pada dirimu sendiri.

Seol disiksa oleh pelayan2 Bo Kyung. Bibi itu ingin tahu siapa majikan Seol, agar ia bisa meminta kembali uangnya. Kau dan majikanmu sama kan?

Bo Kyung duduk sambil membaca, ia bicara sendiri. Salah sendiri kenapa Seol tidak membuka mata lebar-lebar saat jalan. Kau sudah mengotori baju kesayanganku, apa kau pikir kau akan baik-baik saja? Itu kesalahan besar.

Yeon Woo dan P. Yang Myung mencari Seol di pandai besi. Tapi justru mendengar kalau Seol dituduh mencuri barang milik Menteri Personel dan akan diseret ke kantor pemerintah untuk dicap wajahnya dengan besi panas.
Tapi karena Nona keluarga itu datang, ia dibawa ke kediaman mereka.

Seol sudah tidak berdaya lagi. Ia terbaring berlumuran darah. Yeon Woo tiba di kediaman mereka dan teriak, Seol!
Seol mengangkat kepala, Agassi.

Yeon Woo berlutut dan membelai kepala Seol, Kau tidak apa-apa? Kau baik2 saja?

Yeon Woo berdiri dengan marah, ia menegur Bibi itu, apa yang kalian lakukan? Meskipun ia berbuat kesalahan, bagaimana kau bisa memukuli orang seperti ini?

Bo Kyung mendekat, ada ribut2 apa?
Yeon Woo segera mengenalkan diri, maafkan ketidak-sopanan saya. Saya putri Penasehat khusus Kepala Sarjana, Heo Yeon Woo. Saya dengar pelayan saya mencuri uang anda. Pasti ada kesalahpahaman..

Bo Kyung main sandiwara lagi, ia pura2 marah ke pelayannya, apa yang kalian lakukan? Bukankah aku sudah memerintah untuk mencari tahu kebenarannya? Siapa yang mengijinkan kalian semua memukuli orang tanpa alasan?

Seol bingung melihatnya. Pelayan Bo Kyung juga heran, bukankah Nona tadi berkata, kalau kami bisa memukulinya dengan kejam semau kami, selama dia tidak mati?

Bibi pelayan itu terkejut dan cepat2 menutupi, ia minta maaf ke Bo kyung. Anda sudah meminta saya membebaskan orang ini, tapi saya..
Bo Kyung : Kau tidak perlu minta maaf kepadaku, ya kan?

Bibi pelayan itu membungkuk pada Yeon Woo, maafkan saya. Ini karena bagaimanapun saya menanyainya, ia tidak mau mengatakan berasal dari kediaman mana dirinya.

Bo Kyung jalan ke depan Yeon Woo dan berkata kalau pelayannya tidak tahu apa-apa. Kau seharusnya mengerti, kalau benar2 tidak mudah mengajar pelayan rendahan.
Bo Kyung berkata kalau masalah seperti ini tidak akan mudah untuk diubah. Dari yang kulihat, sebelum dia (Seol) melakukan kesalahan yang lebih besar, kau seharusnya menjualnya.

Yeon Woo janji akan mengembalikan uang Bo Kyung yang hilang. Bo kyung berkata tidak perlu. Karena kami telah melukai milik kediaman kalian, kita impas.

Yeon Woo tidak setuju dengan pandangan seperti itu, ia berkata kalau Seol bukanlah barang yang bisa dibeli atau dijual. Dia adalah teman dan keluargaku.
Bo Kyung terkejut, apa?

Yeon Woo berkata seharusnya tidak boleh ada pemisahan antara kaum bangsawan dan rakyat jelata. Tapi, dalam kepribadian orang, ada yang terhormat dan ada yang rendahan.

Yeon Woo : Meskipun saya tidak tahu berapa besar uang anda yang hilang hari ini, apa itu bisa dibandingkan dengan jumlah luka di hatinya?
Bo Kyung syok, apa katamu?

Yeon Woo : Kalau begitu, saya akan mengambilnya karena anda sudah mengampuninya. Saya akan membawanya pergi.
Yeon Woo membantu Seol berdiri dan memapahnya pulang.

Bo kyung hanya berdiri mematung dan merasa marah pada Yeon Woo.
(Karena bagi Bo Kyung, budak atau pelayan itu bukan manusia. Belum lagi karakternya yang munafik. Benar2 anak yang mengerikan.)

Yeom memberikan hadiah dari adiknya pada PM Hwon. Ini hadiah balasan untuk manisan gandum yang anda berikan pada adik saya.
Hadiahnya berupa tabung bambu yang berisi tanah dan juga surat.

PM Hwon heran, sepertinya tanaman untuk ruangan, apa yang ditanam di dalamnya?
Yeom juga tidak tahu. Sepertinya benihnya diambil dari rumah kebun seorang kenalan. Dan apapun itu pasti tumbuh dengan baik.

PM Hwon suka dengan hadiahnya. Yeom ingin mulai pelajaran. PM Hwon tanya seperti apa adik Guru Heo itu.

Yeom menjelaskan kalau ia belajar bersama adiknya setiap malam. Ia bisa membaca teori untuk berbagai masalah dengannya.
PM Hwon terkejut, anda membaca buku dengan adik anda?

Yeom membenarkan, karena sejak kecil adiknya suka membaca. Dia punya banyak hal yang berharga untuk saya pelajari.

PM Hwon mengeluh, ini benar2 berbeda dari adikku, Putri Min Hwa. Anak itu hanya tahu baris pertama dari 1000 Karakter Klasik. Dan dia suka sekali menangis.

Tiba-tiba pintu terbuka dan P. Min Hwa masuk sambil menangis keras. PM Hwon syok, Min..Min Hwa, kau..
P. Min Hwa menangis : Orabeoni, aku membencimu. Aku membencimu!
Min Hwa marah karena PM Hwon mengatakan hal buruk tentang dirinya di depan guru Heo.

Min Hwa berlutut dan memegang wajah Heo dengan kedua tangannya. Ia membela diri, Saya tidak suka menangis, saya Putri yang sangat sopan. Saya hampir menyelesaikan menghafal 1000 Karakter Klasik.

Heo Yeom terkejut dan menghibur P. Min Hwa, Saya mengerti, saya mengerti perkataan anda. Jadi, jangan terlalu marah. Jika anda terus seperti ini, maka pipi cantik anda akan terlihat berantakan.
Min Hwa menghentikan tangisnya, ia menyedot ingusnya, aku..cantik? Apa? Apa aku benar2 cantik?

Para dayang istana Putri segera masuk dengan perasaan malu, mereka susah payah menarik majikan-nya keluar dari situ. Min Hwa ditarik keluar tapi masih sempat menoleh ke arah Yeom dengan pandangan penuh kekaguman haha..

PM Hwon membuka surat dari Yeon Woo dan terkesima dengan penampilan surat itu. Ditulis dengan rapi dan indah serta dihias dengan bunga-bunga yang dikeringkan dengan cermat.

PM Hwon memanggil Kasim, Lihat surat ini, Hyung Sun. Bagaimana orang bisa percaya kalau ini adalah kemampuan menulis gadis usia 13 th?

Kasim mendekat : Tidak banyak gadis yang mengerti karakter Cina, dan lagi bisa memiliki kemampuan menulis dengan bagus. Tapi apa isi suratnya?
Kasim Hyung Sun ingin mengintip isinya, tapi PM Hwon mendelik tajam ke arahnya. Kasim mematung, lalu jalan beringsut ke pinggir. Ia disetrap lagi.

Flashback,
Yeon Woo bersama Seol mencampur macam-macam bunga dan pewarna alami untuk mendapatkan warna kertas yang sesuai. Keduanya gembira dengan hasilnya.

Malamnya, Yeon Woo menulis surat dan Seol membantunya menempelkan bunga-bunga kering ke surat itu.

PM Hwon membacanya : Ini puisi Lee Gyu Bo
Seorang pertapa gunung menginginkan cahaya bulan.
Dia mengambil air dari gunung memasukkannya ke dalam botol.
Dan saat ia kembali ke kuil, ia sadar,
jika botol itu ditumpahkan, bulan akan lenyap.
Kenapa anda terus memikirkan kesalahan seorang gadis muda?
Mohon maafkan apa yang terjadi di Gedung Bulan Perak.
Saya sekarang mengaku salah.

PM Hwon kagum, dia telah memecahkan teka-teki yang kuberikan. Memintaku untuk melupakan-nya dan aku berpikir betapa pintarnya dia, tapi dia benar2 bodoh. Bagaimana aku bisa melupakanmu?

PM Hwon memandang pot bambu hadiah Yeon Woo.

Raja Seong Jo jalan bersama rombongan. Tiba2 P. Min Hwa lari-lari ke arahnya. Dayang-dayang ketakutan dan berusaha menghentikan Putri.
P. Min Hwa sampai di depan ayahnya, Abamama! Ini P. Min Hwa. Abamama, apa anda sehat-sehat hari ini?

Raja geli, karena melihat Putri Min Hwa-ku, maka tidak ada penyakit. Tapi Putri, kenapa kau pergi ke Daejeon?
P. Min Hwa ingin belajar sastra juga. Raja terkejut, apa Putri jatuh hati dengan belajar?

P. Min Hwa juga ingin belajar bersama Guru Heo. Raja berusaha menjelaskan kalau itu tidak boleh. Guru PM dan Putri berbeda.

Putri langsung menangis keras. Saya tidak mau itu, saya harus belajar dari Guru Sastra Heo!
Putri jalan pergi sambil menangis keras. Raja hanya menghela nafas.

Raja Seong Jo ingin mencarikan teman belajar untuk putrinya. Tolong cari seorang guru pembantu yang bisa membantu Putri belajar, seorang anak yang sebaya dengannya. Dengan memilih anak perempuan dari para pejabat.

Raja tahu ini tidak biasa dilakukan, tapi agar Putri bisa belajar, ini bukan seperti mencari guru begitu saja. Jadi, apa ada seorang gadis bangsawan yang bisa direkomendasikan?

Seorang menteri berkata kalau dilihat dari usia dan karakter moral, putri Menteri Personel sangat pantas direkomendasikan.

Raja setuju. Tapi dia juga ingin putri Kepala Sarjana Heo dipanggil ke istana untuk teman belajar. Ini menimbulkan ketegangan diantara para menteri.

Heo Young Jae memanggil putrinya, ia mengatakan kalau Yeon Woo harus menjadi teman belajar Tuan Putri. Setiap 3 hari sekali harus masuk ke istana dan main dengan Tuan Putri. Juga mendengarkan ajaran dari Yang Mulia Jung Jeong/Ratu.

Heo Young Jae : Apa kau ingin mencobanya?
Yeon Woo : Memasuki istana?
Ayahnya tanya apa Yeon Woo tidak mau. Yeon Woo menggeleng, bukan itu..
Tuan Heo berkata jika Yeon Woo tidak mau, tidak perlu pergi. Ayah akan memberi tahu Yang Mulia.

Tuan Heo berdiri merenung di halaman. Ny. Heo menemuinya, ia heran kenapa suaminya belum istirahat. Kenapa? apa Yeon Woo tidak ingin menjadi teman belajar?
Tuan Heo berkata kalau Yeon Woo setuju.
Ny. Heo heran, lalu kenapa kau seperti ini?

Tuan Heo cemas, istana adalah tempat yang perlu kehati-hatian untuk setiap langkah yang kau ambil. Kedua anak kita akan ada di tempat seperti itu, aku benar2 cemas.

Istrinya menghibur, bukankah ini hanya untuk menemani Tuan Putri? Tidak perlu cemas berlebihan.
Tuan Heo : Dia tidak tahu apa politik itu. Aku hanya merasa tidak ingin. Sangat tidak ingin.

Ny. Heo berkata kalau Yeon Woo memiliki takdir tinggi, seseorang pernah mengatakan kalau ia akan mempertaruhkan hidupnya untuk melindunginya.
Tuan Heo terkejut, siapa?
Ny. Heo : Ada, jadi jangan terlalu cemas. Kau seharusnya pergi istirahat.

Jang Nok Young mengunjungi makam A Ri, apa kabarmu? Aku minta maaf, kalau aku tidak bisa sering datang dan menemuimu.

Nok Young ingat perkataan A Ri, hidupku tidak lama lagi. Kau harus hidup dan melindungi anak itu.
Nok Young : Katakan padaku, A Ri. Siapa anak yang harus kulindungi?

Ratu Han menghadap Ibu Suri, ia merasa cemas tentang P. Min Hwa.
Ibu Suri minta Ratu tidak perlu cemas, Min Hwa berasal dari keluarga yang penuh dengan sarjana, dia juga memiliki pemikiran mendalam.

Dayang lapor kalau Guk Mu telah tiba di ibukota. Ibu Suri senang mendengarnya.

Ratu Han tanya apa Ibu Suri ingin minta doa. Ibu Suri berkata kalau alasannya memanggil Guk Mu adalah karena ia ingin Guk Mu melihat wajah kedua gadis yang akan dijadikan teman belajar P. Min Hwa.
Ratu Han : Kenapa Yang Mulia ingin melihat fengshui wajah kedua teman belajar Putri?

Ibu Suri tersenyum, Bagaimanapun, mereka adalah anak-anak yang akan masuk ke istana. Kau harus hati-hati, sangat hati-hati. Diantara mereka, mungkin salah satunya akan menjadi istri Putra Mahkota.
Ratu Han terkejut : Apa?

Ibu Suri ketawa, kelak tanggung jawab Jung Jeong akan besar. Tapi Ratu Han tidak tampak gembira.

Rombongan Peramal berbaris rapi menuju istana. Peramal kecil yang diselamatkan Yang Myung itu jalan dengan riang disamping tandu Jang Nok Young.

Rombongan mereka tiba di depan gerbang istana dan Nok Young jalan keluar.
Bersamaan dengan itu, rombongan Yeon Woo juga tiba dan Yeon Woo keluar dari tandu.

Nok Young melihat Yeon Woo dan membeku. Nok Young ingat kata2 A Ri, meskipun berada di dekat matahari akan menarik bencana, tapi takdir memaksanya berdiri disamping matahari dan melindunginya. Pastikan kalau anak itu selamat. Lindungi dia demi aku.

Beberapa saat kemudian, tandu Bo Kyung juga tiba. Bo Kyung jalan keluar. Nok Young terkejut melihat Bo Kyung.
Nok Young melihat ada aura bulan memancar dari Bo Kyung, tapi sinarnya tampak gelap. Dua bulan...?


The Moon [1]

Brian Adams

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation.

0 comments:

Post a Comment