A Pure Paki Theme

Sunday, May 13, 2012

Stories about King Sejo

Share it Please
1. Pohon Pinus Raja Sejo

Sebuah pohon pinus, berdiri dengan anggun sekitar 2 (dua) kilometer di arah jalan masuk kuil Beopjusa, Gunung Songnisan. Itu bukan pohon pinus biasa, tapi pohon pinus yang sudah berusia 600 th lebih dengan tinggi sekitar 14,5 m dan lingkar 4,77 m.
Hebatnya lagi, pohon pinus ini PNS dengan gelar Jeongipumsong atau setara Menteri Kerajaan tingkat dua. Haiyah...aku bingung siapa yang akan menerima gajinya ya haha..

Ceritanya gini, Dalam th ke-10 pemerintahan Raja Sejo (Suyang Dae Gun) th 1464, Raja ingin mengunjungi Kuil Beopjusa. Tandu Sejo melewati pohon pinus itu, lalu kesangkut salah satu cabang pinus yang menggantung ke bawah.
Raja Sejo berkata "Tandunya tidak bisa bergerak", tiba-tiba pohon pinus itu mengangkat cabangnya dan tandu Raja bisa lewat dengan selamat.

Satu cerita lagi, Raja Sejo menghindari hujan dan berteduh di bawah pohon pinus itu.
Karena dua insiden ini, Raja akhirnya menganugerahkan gelar Jeongipumsong untuk pohon pinus itu untuk memuji kesetiaan si pohon.

Lukisan Raja Sejo di Songnisan

Tapi menurutku itu karena Raja Sejo sangat mengharapkan pengakuan anak buahnya. Seperti dalam drama, Sejo ingin sekali mendapatkan pengakuan dari para Sarjana seperti Seong Sam Mun, Pak Paeng Nyeon, Lee Gae, dll tapi mereka sama sekali tidak sudi. Seung Yoo juga meludahi Raja Sejo dan tidak sudi mengakuinya sebagai Raja.
Jadi, saat melihat ada pohon yang sepertinya menghormatinya, Sejo langsung tersentuh hatinya dan memberikan jabatan Menteri pada pohon itu. (Kalau manusia tidak mau mengakuinya, pohonpun jadi haha..)

Data Pribadi Pohon Pinus :
Klasifikasi : Sebagai Monumen Alam No. 103
Nama Properti : Pohon Pinus Jeongipum dari Songni
Jenis : Pohon Besar Tua
Jumlah : 1 batang pohon
Tanggal pengukuhan : 12 Maret 1962
Alamat : 17-3, Sangpan-ri, Naesongni-myeon, Boeun-gun, Chunchoengbuk-do. Korsel.
Pemilik : Kuil Beopjusa (berarti gajinya ke kuil)
Manager : Boeun-gun

www.foreston.go.kr/english/culture/old_17.html

2. King Sejo and Munsubosal

Alkisah, Raja Sejo sedang berdoa di Sangwon-sa, Odaesan. Dia tertarik dengan mata air Odaecheon yang jernih. Raja Sejo memutuskan untuk mandi dan menggantung jubahnya di satu tempat.
Saat Raja Sejo sedang mandi sendirian, seorang biksu muda lewat dan tanya apa Raja ingin digosok punggungnya. Raja menerima tawaran biksu muda itu.

Setelah itu, Raja pesan "Dimanapun kau pergi, jangan bilang siapapun kalau kau membasuh tubuh agung Raja."

Biksu muda itu tersenyum dan menjawab, "Dimanapun kau pergi, jangan bilang siapapun kalau kau bertemu Munsubosal (Orang suci Budha) dari dekat," lalu biksu muda itu lenyap.

Raja Sejo terkejut dan melihat ke sekeliling tapi tidak melihat jejak biksu muda itu. Lalu Raja menyadari kalau penyakitnya (ada yang menulis tumor, ada juga yang menyebut semacam penyakit kulit yang tidak bisa disembuhkan) telah lenyap. Sejo sembuh.

Tergerak karena anugrah itu, Raja Sejo memerintah seorang pelukis untuk membuat lukisan dan ukiran kayu dari biksu muda itu (Munsudongjasang). Sekarang menjadi National Treasure No. 221.

Lokasi kuil Sangwon-sa: Odaesan National Park.
http://www.lifeinkorea.com/Travel2/414

www.flickr.com/photos/nathanstoneham/

3. Munjangdae Legend

Satu hari, seorang anak lelaki bernama Wolkwang-taeja (Putra Mahkota Sinar Bulan) mendatangi Raja Sejo yang memerintahnya untuk mendaki Youngbong (Suatu Puncak bernama Young) dan berdoa disana.
Raja Sejo mematuhinya dan mendaki puncak itu bersama anak buahnya. Mereka mengira mereka sudah di Nirwana karena saat di atas, tiba2 mereka dikelilingi oleh awan dan kabut.

Puncak itu sangat curam, sehingga mereka membawa tali dan peralatan agar bisa sampai puncak Young. Setelah sampai atas, mereka menemukan sebuah buku. Buku itu tentang Samgang oryun (Tiga prinsip dasar dalam hubungan antar sesama manusia dan lima aturan hubungan antar manusia)

Raja Sejo sangat terkesan dengan buku itu, lalu mulai membahas isinya dengan rombongan-nya sepanjang hari. Sejak itu, puncak itu diberi nama Munjangdae. Juga disebut Woonjangdae (Woon artinya awan), karena puncak itu selalu dipenuhi awan.

Munjangdae = Sebuah puncak dengan ketinggian 1054 m diatas permukaan laut, berlokasi 6 km dari timur Kuil Beopjusa


4. King Sejo and the cat

Raja Sejo itu banyak musuhnya, itu jelas. Satu hari, Raja mengunjungi Kuil Sangwonsa, Gunung Odaesan untuk berdoa. Tanpa ia ketahui, ada seorang pembunuh yang bersembunyi di dalam kuil, tepatnya di bawah meja di altar patung Budha.

Saat akan masuk ke dalam kuil, seekor kucing menggigit dan mencakar lengan baju Raja. Seperti menghalangi Raja masuk ke dalam. Raja Sejo curiga dan berpikir kalau insiden ini misterius. Ia memerintah pengawal memeriksa lingkungan sekitar kuil dan akhirnya menemukan pembunuh itu.
Nyawa Raja Sejo selamat. Untuk memperingati peristiwa ini, ia memerintah untuk membuat patung kucing dari batu yang duduk di depan Mansujeon Hall. Raja juga segera memerintah renovasi Kuil Sangwonsa th 1466.

Brian Adams

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation.

0 comments:

Post a Comment