A Pure Paki Theme

Saturday, October 1, 2011

Sinopsis Sign episode 18

Share it Please
Jung woo Jin memang ingin menemui Yi Han. Ia bahkan menyiapkan makanan, seperti kimbap dll. Woo Jin ragu, ia mondar mandir, mau pergi menemui Yi Han atau tidak.

Woo Jin membuka bekalnya sambil berpikir, apa dia berlebihan atau tidak. Woo Jin telp Yi Han, tapi tidak diangkat.

Ji Hoon membaca skenario game milik Lee Ho Jin.

Beberapa saat sebelum Woo Jin dipukul. Rekan Yi Han melihat Woo Jin keluar dari toko itu.
Lalu Yi Han muncul dengan ayam goreng.

Yi Han : Bagaimana dengan Lee Ho Jin?
Rekan Yi Han : Masih di sana. Kau kenal Jaksa Jung Woo Jin kan? Apa dia tinggal di sekitar sini?
Yi Han : Tidak.
Rekan : Dia baru saja keluar dari toko itu.

Yi Han heran, toko itu? Lalu ia mencoba telp Woo Jin.
Yi Han : Jung Woo Jin, ini aku.

Woo Jin heran kenapa telp Yi Han mati. Yi Han tidak sadar kalau baterainya mati, ia pinjam ponsel seniornya.

Yi Han tanya apa Woo Jin ingin menemuinya. Woo Jin berkata tidak.

Lalu partner Yi Han heran kenapa tidak melihat Lee Ho Jin di dalam toko.
Partner Yi Han merasa aneh lalu ia turun dan mengecek toko.

Yi Han masih menggoda Woo Jin, kau datang untuk menemuiku kan?
Tidak, kata Woo Jin. Aku di rumah. Woo Jin gengsi mengakuinya.
Yi Han : Kau baru saja keluar dari toko.
Woo Jin kaget : Darimana kau tahu?

Yi Han : Lokasi pengintaianku di luar toko itu. Jika kau belum jauh, kembalilah, aku ingin bertemu.
Woo Jin : Tapi kau sedang kerja, baiklah aku akan mampir.

Tiba-tiba Woo Jin teriak.

Yi Han panik, halo? halo? Partnernya muncul, dia menghilang! Lee Ho Jin menghilang!

Yi Han keluar dari mobil dan langsung lari ke dalam toko. Toko kosong. Yi Han melihat kalau pintu belakang terbuka.

Yi Han lari mencari Woo Jin, saat sampai di gang, Yi Han teriak memanggil Woo Jin dan si penyerang batal memukul, lalu melarikan diri.

Yi Han menemukan Woo Jin terbaring di gang. Woo Jin masih setengah sadar dan bisa berkata kalau ia diserang dengan palu. Yi Han ketakutan, kau tidak apa-apa kan? Kau pasti baik2 saja, ya kan?

Woo Jin memohon, kejar dia. Kumohon..tangkap penjahat itu. Lalu ia pingsan.
Yi Han panik, tidak! tidak! Rekan-nya datang dan ia minta temannya telp 119. Yi Han terus menepuk pipi Woo Jin, bangunlah!

Yi Han melepaskan Woo Jin dan lari kembali ke toko. Ia menyiapkan pistolnya. Yi Han masuk lewat pintu belakang dan langsung menahan Lee, angkat tangan!
Lee ketakutan dan mengira kalau Yi Han itu rampok. Uangnya..ambil saja.

Yi Han ngamuk, aku ini polisi, dasar brengsek!

Lee sadar, lalu tanya, apa kau menyukainya? wanita itu?
Yi Han kesal sekali dan menodongkan pistol ke kepala Lee. Lee menantangnya, ayo, tembak.
Yi Han : Apa?
Lee : Kau marah kan? Jadi, tembak aku.

Yi Han memukul Ho Jin lalu menahan-nya sebagai tersangka dan membacakan haknya.
(Kim Sung Oh benar2 membuat darah Yi Han mendidih hahaha...)

Lee bahkan sempat menyeringai saat diborgol tangan-nya.

Ji Hoon dan Da Kyung bergegas ke RS. Yi Han tampak terpukul. Yi Han menyesal, ini karena dia datang menemuiku?

Dokter muncul dan mereka tanya kondisi Woo Jin. Dokter berkata Woo Jin beruntung. Pukulan orang itu tidak terlalu akurat sehingga akibatnya tidak fatal.

Dokter sudah mengeluarkan darah yang tersumbat waktu operasi, tapi masih ada tekanan di otak, ada kemungkinan Woo Jin bisa stroke. Tapi yang paling penting, pasien harus bisa sadar lebih dulu.

Ji Hoon, Yi Han, Da Kyung berdiri memandangi Woo Jin yang masih pingsan. Semua tampak tertekan dan marah. Ji Hoon tanya tentang Lee Ho Jin.

Yi Han berkata mereka sudah menangkapnya sebagai tersangka...dan polisi sedang mengumpulkan bukti.

Ketiganya keluar dan Ji Hoon menunjukkan script game milik Ho Jin, ini semua sesuai dengan skenario game yang ditulis Lee ho Jin. Ini bukan pembunuhan tanpa alasan.

Da Kyung : Dr. Min juga berpikir seperti itu. Kalau pembunuhan ini direncanakan.

Yi Han membacanya dan marah, tapi Jung Woo Jin bukan guru sekolah.
Ji Hoon berkata kalau Woo Jin mirip guru dan Lee mungkin mengira Woo Jin guru.

Da Kyung berdiri dan menangis, dia sudah melakukan ini selama 5 th kan? Adikku adalah korban pertama. Bagaimana orang ini...bagaimana seorang manusia bisa melakukan ...sesuatu seperti ini..
Yi Han : Lee Ho Jin sudah ditangkap. Dia akan dihukum sesuai UU.

Lee Ho Jin diinterogasi oleh rekan Yi Han, ia terlihat ketakutan dan gugup. Polisi tanya dimana senjata yang dipakai.
Ho Jin pura2 tidak tahu, kenapa kau seperti ini. Aku benar2 tidak tahu apa-apa.

Rekan Yi Han kesal, ia menunjukkan skenario game milik Ho Jin, kau pasti tahu ini kan? Ini skenario game yang keu tulis. Semua kasus yang terjadi sampai saat ini, berhubungan dengan skenario ini. Apa kau mau menyangkalnya?

Yi Han menemui Jaksa lain, dan menunjukkan skenario game City Hunter itu. Skenario ini persis sekali dengan cara yang dilakukan Lee untuk membunuh.
Gambaran target sesuai dengan para korban, termasuk serangan kepada Jaksa Jung Woo Jin.

Jaksa itu adalah rekan sekelas Woo Jin, ia meminta Yi Han menyelidiki kasus ini dengan seksama. Kita harus membuatnya membayar atas kejahatan-nya.
Jaksa : Bagaimana kondisi Jaksa Jung? Apa dia masih tidak sadar?
Yi Han : Ya.
Jaksa : Waktu penahanan adalah 48 jam. Kuharap kau bisa menjaga TKP sampai dengan saat itu.

Rekan Yi Han masih meminta Lee bicara. Tapi Lee diam saja dan hanya membaca skenarionya saja.

Tahap ke-2, setlah tahap pertama selesai...rencana pembunuhan ditingkatkan. Pihak lawan sekarang lebih kuat. Sensasi pembunuhan meningkat bersamaan dengan rasa takut.
Musuh setiap siswa di sekolah...pengawas sekolah.

Di sebuah sekolah, pengawas jalan memeriksa ruangan kelas yang gelap. Senternya menerpa sebuah bayangan gelap dan ia jalan untuk mengecek lagi...sampai ia diserang dari belakang.

Paginya, Ji Hoon jalan untuk memeriksa TKP. Ada pembunuhan di sekolah. Ji Hoon masuk ke ruangan kelas dan memeriksanya.

Ji Hoon membuka selimutnya dan memeriksa mayat itu. Pengawas sekolah. Sepertinya ia meninggal karena pemukulan.

Yi Han duduk menunggui Woo Jin. Woo Jin masih belum sadar. Yi Han mengulurkan tangan mengelus pipi Woo Jin dan menggenggam tangannya. Yi Han terlihat tertekan.

Ponselnya bunyi, dari Ji Hoon. Ya? Dr. Yoon Ji Hoon?
Ji Hoon : Sama persis dengan skenario game.

Ji Hoon mengatakan tentang pembunuhan pengawas sekolah. Yi Han kaget, mustahil. Lee Ho Jin menginap semalam di penjara! Dia pasti punya kaki tangan.
Ji Hoon minta Yi Han berusaha membuat Lee Ho Jin bicara.

Yi Han bergegas kembali ke kantor polisi. Rekannya bingung, apa maksudmu? Pembunuhan yang sesuai dengan skenario game terjadi lagi? Tidak mungkin!
Lee Ho Jin ada di penjara semalam! Yi Han murka, jadi..kita harus tanya orang itu kenapa omong kosong seperti ini bisa terjadi.

Ho Jin menunggu di ruang interogasi, ia mengetuk-ngetuk meja. Yi Han menyerbu masuk. Ho Jin ketakutan dan jalan beringsut ke tembok.
Yi Han langsung mencekik Ho Jin, Katakan!
Ho Jin tercekik : Apa?
Yi Han membentaknya, siapa partnermu? katakan!

Rekan Yi Han harus menariknya pergi, Detektif Choi..hentikan. Detektif Choi! Cukup!
Yi Han kesal, dia jelas tahu sesuatu! Ho Jin berkata ia tidak tahu maksud Yi Han.

Ho Jin : Tapi jika kau ingin tahu sesuatu..minta wanita itu datang kesini.
Yi Han marah sekali, apa katamu? Ho Jin tetap tidak mau bicara, tidak menarik bicara denganmu.

Yi Han tidak tahan dan ingin memukul Ho Jin, tapi tinjunya terhenti di udara.
Ho Jin berkata ia punya hak untuk diam dan jika mereka ingin dia bicara, ia ingin Da Kyung dipanggil menemuinya.

Yi Han dan rekannya keluar dengan kesal. Yi Han marah, dia benar2 brengsek. Rekannya berkata tidak perlu melakukan semua keinginan-nya.

Tapi mereka tidak punya bukti, kalau ia pembunuhnya dan tidak punya senjata, serta saksi. Saksi satu-satunya adalah Jung Woo Jin dan ia masih tidak sadar.
Jika Woo Jin tidak bersaksi, maka harapannya tinggal skenario game itu dan jika tidak cukup maka polisi harus melepaskan Ho Jin.

Mau tidak mau, Da Kyung datang menemui Lee Ho Jin.

Ho Jin melihat Da kyung dan melambai padanya.

Da Kyung : Kudengar kau ingin bertemu denganku.
Ho Jin : Aku cuma bilang kalau kukira kita harus bertemu.
Da Kyung mengerti kalau Lee Ho Jin tidak ingin direkam, ia mematikan kamera.

Da Kyung : Sekarang di ruangan ini hanya ada kita, ayo bicara saja.
Seseorang diluar sana memerankan skenario game-mu. Siapa itu?

Ho Jin : Jawab dulu pertanyaanku, baru aku akan menjawab pertanyaanmu. Apa yang paling kau sesali dalam hidupmu?
Da Kyung : Apa maksudmu?

Ho Jin : Apa yang kau rasakan waktu itu? Saat adikmu ditemukan, pendarahan dan tidak sadarkan diri. Bagaimana perasaanmu?
Kudengar kau hampir saja bisa membantu adikmu. Jika kau keluar malam itu menemuinya...sekarang, hidup adikmu jadi tidak berarti. Jika ada waktu yang ingin kau ulang..pasti adalah malam itu, ya kan?

Da Kyung tidak marah-marah lagi, ia mencondongkan tubuhnya ke arah Ho Jin, Bagaimana denganmu?
Ho Jin : Apa?

Da Kyung : Cinta pertamamu di SMA menolakmu di depan umum. Kau belajar keras untuk masuk ke universitas, tapi kau gagal.

Kau mencoba pacaran dengan mahasiswi, tapi mereka mencampakkanmu. Kau melakukan wawancara kerja dimana pewawancara wanitanya tidak menerimamu.
Itu kisahmu, ya kan? Jadi..kau ingin membalas dendam. Lalu kau menulis pembalasanmu dalam skenario game.

Kau ingin memulainya lagi, ya kan? Kau ingin menjadi...siswa nomor satu yang dijadikan panutan seluruh sekolah?

Kata-kata Da Kyung sekarang membuat Ho Jin marah, ia sampai menangis menahan marah.

Da Kyung seperti sangat menikmati menyiksa Ho Jin secara psikologis. Tapi..kau tidak bisa kembali ke masa lalu. Jadi, setiap saat, setiap orang harus melakukan yang terbaik. Itu adalah hidup.

Da Kyung : Meskipun kau tidak mengatakan apapun..kau pasti akan ditangkap. Jadi kau..dan temanmu yang membunuh orang diluar sana pasti akan membayar kejahatan kalian. Tunggu dan lihat saja.

Da Kyung keluar menemui Yi Han, rekan Yi Han dan Jaksa. Da Kyung sudah merekam percakapan mereka dengan ponsel. Ia memberikan ponselnya, skenario game itu jelas berhubungan dengan Lee Ho Jin.

Ke-empatnya diskusi. Da Kyung akan menemui Dr. Min psikolog NFS untuk konsultasi kasus ini lagi. Jaksa minta Yi Han dan Woo mulai menginterogasi staf perusahaan game.

Karena hanya ke-7 orang itu yang tahu isi skenarionya. Salah satu dari mereka pasti kaki tangan Ho Jin.
Mereka akan berusaha menutup ini dari media, agar tersangka kedua tidak memiliki kesempatan untuk melarikan diri.

Jaksa : Tidak perlu cemas, aku akan mengurus masalah media. Prioritasnya sekarang adalah menangkap kaki tangan itu.

Da kyung jalan keluar bersama Yi Han. Ia tanya kondisi Woo Jin. Yi Han berkata Woo Jin akan baik-baik saja. Dia orang yang kuat.

Mereka melihat Lee Ho Jin keluar bersama Detektif Woo. Ho Jin menatap Da kyung dengan tajam. Lalu jalan cepat mendekatinya.

Yi Han dan Woo menahan Ho Jin. Ho Jin diseret menjauh dari Da Kyung.
Ho Jin bergumam : Kau akan menyesal! permainan belum selesai!

Sementara itu, Ji Hoon membaca skenario itu lagi dan kali ini masuk ke tugas ke-2, tentara yang menyakiti tokoh utama.
Seorang tentara minum bersama rekannya di dekat kampus. Lalu terbunuh.

Ji Hoon bahkan menelepon untuk tanya apa ada anggota militer yang meninggal. Kantor pusat berkata tidak ada. Ji Hoon lega. Ia hanya minta ditelp kalau ada kasus seperti itu.

Tapi di suatu tempat, seorang anggota militer benar2 sedang minum bersama rekannya. Tidak lama, ada pria mabuk yang terjatuh di jalan. Ia kaget karena ada mayat tentara di depannya.
Yi Han segera telp Ji Hoon, ya Detektif Choi?

Yi Han berkata kalau kali ini juga sesuai dengan skenario. Tapi masalahnya adalah bagian berikutnya.
Di skenario tertulis : Saat ulang tahun, tidak ada yang mengingatnya. Balas dendam pada orang2 itu. Pergi ke tengah banyak pasangan lalu bunuh 10 orang. Misi selesai.

Ji Hoon tahu ini sangat serius, mereka harus menghentikan orang ini sebelum ia membunuh lebih banyak lagi orang.

Ji Hoon pergi ke NFS menemui Myung Han. Saat itu Joo In Hyuk juga ada. Ia menyindir, coba lihat siapa yang kita lihat di NFS?

Ji Hoon tidak peduli dan berkata terus terang pada Myung Han, aku ingin minta bantuan.

Myung Han heran : Bantuan?

Ji Hoon menyerahkan skenario game City Hunter, ia berkata 6 orang sudah terbunuh, siswi SMA, staf kantor, mahasiswi..satu persatu.
Kematian mereka sesuai dengan apa yang digambarkan di skenario itu dan kemarin bahkan ada tentara yang dibunuh. Diserang dijalan dan dipukul dengan benda tumpul.

Ji Hoon berkata kalau yang akan terjadi kemudian lebih menakutkan. Dalam skenario ditulis akan membunuh 10 orang dalam ruangan penuh pasangan kekasih.

Myung Han : Jadi apa yang kau inginkan dariku?
Ji Hoon : Dua pembunuhan terakhir, pengawas sekolah dan anggota militer, tolong bawa mayat mereka ke NFS. Dan tolong berikan prioritas otopsi.

Jo In Hyuk : Di NFS, kami yang memutuskan urutan otopsinya.
Ji Hoon berkata kalau ini sangat mendesak, otopsi ini mungkin akan memberikan petunjuk.

In Hyuk masih berkata kalau jadwal otopsi mereka penuh, tidak peduli dengan nyawa orang lain. Dan berkata kalau Ji Hoon tidak kerja lagi di NFS.
Tapi Myung Han berkata ia akan mengijinkannya. In Hyuk protes.

Myung Han : Mengungkapkan penyebab kematian akan meningkatkan keamanan nasional, itu merupakan tugas NFS.

Ji Hoon berkata kalau mereka harus menentukan apakah senjata dan pelakunya sama dalam dua kasus ini.
Myung Han mengerti dan berkata kalau mereka harus melakukan otopsi bersamaan, untuk mengurangi kesalahan.

Myung Han : Kau melakukan inspeksi di lokasi, ya kan? Kalau begitu kau yang akan melakukan otopsi bersamaku.

Myung Han minta In Hyuk membawa kedua mayat itu ke NFS.

Myung Han dan Ji Hoon untuk pertama dan mungkin terakhir kalinya, bekerja sama. Keduanya masuk ruang otopsi bersama. Sebenarnya keren juga, sayang Myung Han masih terikat dengan Capres Kang.

Myung Han memeriksa pengawas sekolah itu dan Ji Hoon memeriksa mayat tentara.

Mendiang, Jeong Do Hoon. Usia 53 th, tinggi 182 cm, berat 82 kg.
Ada tiga retakan tulang di bagian kiri kepala dan memar di bahu serta tungkai.
Benda tumpul yang menyebabkan luka adalah palu segi delapan.

Korban kedua, Kim Jeong Ho. Usia 22th, tinggi 186 cm. Berat 69kg.
Senjata yang digunakan untuk melukainya juga benda tumpul yaitu palu segi delapan. Keduanya mulai otopsi.

Yi Han menginterogasi semua staf perusahaan game itu. Kebanyakan mereka tidak terlalu mengenal Lee Ho Jin, karena ia pendiam.

Ada satu staf yang mencurigakan, karena ia selalu menggerakkan tangannya dengan gelisah saat ditanya Yi Han. Meskipun dia mengaku tidak banyak bicara dengan Lee Ho Jin.

Da Kyung menemui Dr. Min dan tanya soal rekaman percakapannya dengan Ho Jin.

Dr. Min berkata kalau suara Ho Jin tidak seperti orang berpura-pura atau bohong. Dari yang ia katakan, seperti yang kau kira. Skenario itu ditulis oleh Lee Ho Jin dan berdasar pada kisahnya sendiri.

Menurut Dr. Min pukulan terbesar Lee Ho Jin sepertinya saat ia masih di SMA.

Yi Han dan Woo pusing, tidak ada yang punya catatan kriminal dan tidak ada yang tinggal di dekat Lee Ho jin. Tidak ada yang satu sekolah dengan Ho Jin.
Anggota keluarganya juga tidak sekolah disana. Semua staf kelihatan bersih.

Lalu Da Kyung telp. Ia tanya perkembangan interogasi Yi Han.
Yi Han berkata sepertinya tidak ada jawaban. Lalu bagaimana dengan analisis rekaman suaranya?

Da Kyung berkata sepertinya waktu yang paling berat bagi Lee Ho Jin adalah saat ia di SMU.
Yi Han : Itu SMA Guyun-dong kan?

Da Kyung tertegun, ia diam saja. Yi Han heran, Dr. Go Da Kyung? kenapa? apa kau kenal tempat itu?
Da Kyung : Itu adalah SMAku dan adikku.

Kembali ke ruang otopsi. Dua dokter senior itu masih sibuk. Kesimpulan-nya, kematian Kim Jeong Ho adalah pendarahan internal bagian otak. Jenis kematian adalah pembunuhan.
Jeong Do Hoon juga sama, sebelum Jeong Do Hoon meninggal, ia sepertinya berkelahi dengan si pelaku.

Ji Hoon membenarkan, ia sudah melihat TKP dan jelas memperlihatkan tanda perkelahian.

Myung Han berkata kalau memarnya tidak cukup untuk mengidentifikasi pembunuhnya. Bagaimana dengan Kim Jeong Ho?

Ji Hoon : Meskipun Kim Jeong Ho itu kuat badannya, tapi ia dalam pengaruh alkohol saat diserang. Karena mabuk, dia tidak bisa mengendalikan tubuhnya.
Dia mungkin tidak bisa melawan pembunuhnya.

Pembunuhnya jelas menggunakan tangan kanan (bukan kidal). Keduanya diserang dibagian kepala sebelah kiri.

Myung Han membenarkan, tapi yang aneh adalah..keduanya dipukul disebelah kiri dan keduanya terluka dibagian kepala. Kalau ada orang yang diserang dengan obyek tumpul seperti palu, biasanya arahnya dari atas, atas ke bawah. Itu normalnya.

Tapi disini, kita tidak melihat pukulan dari atas, lebih cenderung serangan dari bagian samping.
Serangan ini kurang kuat dan tidak akurat, dibanding kalau dari arah atas.

Mereka berpikir kalau si penyerang justru lebih pendek dari korban. Itu sebabnya arah ayunan palu ke atas. Tapi meskipun lebih pendek, masih mungkin untuk memukul ke arah bawah. Mereka tidak bisa memperkirakan tinggi badan penyerang hanya dari retakan tulang korban.

Myung Han : Jika jarinya terluka..maka palu tidak bisa diangkat dengan normal.

Ji Hoon : Itu tidak akan mempengaruhi genggaman tangan, ayunannya masih bisa cepat. Meskipun jarinya luka, benturan palu masih cukup untuk membunuh.
Tidak peduli kapan pembunuhan-nya, tubuh keduanya akan menunjukkan pola pembunuhan yang mirip.
Tapi kedua orang ini...sisi kepalanya luka.

Myung Han : Bahu.
Ji Hoon : Bahu?
Myung Han berkata kemungkinan bahu penyerang luka, bukan retak, tapi terkilir (uratnya) jadi orang itu tidak bisa mengangkat tinggi tangannya. Orang itu bisa minum obat penghilang bengkak atau mendapatkan perawatan fisioterapi untuk mengurangi sakit.

Ji Hoon sadar, lalu ingat saat ia menemui Boss perusahaan game, ada seorang staf yang terluka bahunya dan bosnya tanya kapan orang itu akan ke RS.

Ji Hoon : Aku tahu siapa orangnya. Salah satu staf perusahaan game itu tersangkanya.

Myung Han : Pada akhirnya, tetap kaulah yang melindungi orang-orang ini dalam perjalanan terakhirnya. Otopsi...selesai sekarang.
Keduanya berpandangan. Seharusnya mereka bisa menjadi tiang kuat untuk NFS, keduanya hebat.

Ji Hoon telp Yi Han, detektif Choi, aku menemukan orang itu.
Yi Han : Apa?
Ji Hoon : Salah seorang dari staf perusahaan game.

Yi Han : Benarkah? kau yakin? siapa dia?
Ji Hoon tidak tahu namanya, tingginya sekitar 170 cm, berat sekitar 65 kg. Yi Han pusing, bagaimana ia bisa tahu orangnya kalau deskripsinya seperti itu.
Keduanya bergegas ke perusahaan itu.

Di perusahaan game, semua staf mengeluh karena pekerjaan semakin banyak. Lalu pria yang jadi tersangka ingin menggantungkan jaket, tapi tidak bisa, sakit.
Rekannya membantunya, sakit lagi? Pria itu membenarkan, penyakit ini benar2 menyita waktu. Apa ya namanya ..kerusakan otot traumatis.

Da Kyung mengunjungi bekas sekolahnya, SMA Guyun-dong. Da Kyung duduk di tangga depan sekolah.

Flashback, Da hee mengenakan seragam barunya, Onnie! bagaimana? hei! kita bisa masuk ke SMA yang sama!
Da kyung duduk di tempat tidur, kau senang sekali ya?

Da Hee duduk di depannya, tentu saja! Da Kyung berkata semua akan membandingkan mereka karena dia adalah murid top. Apa yang sebenarnya membuatmu senang.

Da Kyung memukulkan bantal ke wajah Da Hee lalu tidur lagi. Da hee menarik selimut kakaknya dan terus saja bicara kalau guru disana benar2 memujanya.
Da hee juga ingin masuk ke universitas yang sama dengan Da Kyung.
Da Kyung : Kalau begitu kau harus berhenti jadi wanita.

Da Hee ikut tidur dan menempel pada kakaknya, tapi aku benar2 ingin seperti dirimu!
Da Kyung berusaha melepaskan pelukan adiknya, keduanya ketawa geli. Jelas hubungan mereka sangat dekat.

Da Kyung kembali ke NFS dan mendapat telp dari gurunya, katanya Ho Jin adalah murid yang pintar, nilainya bagus dan kelakuannya juga sama.
Tapi satu kali ada insiden aneh, dia tiba-tiba berkata ke seorang guru wanita yang masih muda..."Aku harus membunuhmu." Kemudian orang tuanya dipanggil dan masalah itu diselesaikan setelah banyak diskusi.

Dan juga dia punya teman baik di tahun pertama.
Da kyung : Apa namanya Woo Jae Won?
Guru Da Kyung membenarkan. Ya benar, Woo Jae Won.

Da Kyung segera melanjutkan informasi ini ke Ji Hoon dan Yi Han. Namanya Woo Jae Won.
Mereka bergegas ke kantor game-developer itu.

Ji Hoon, Yi Han, beserta polisi segera menyerbu masuk kantor itu, membuat semua kaget. Apa ada yang melihat orang dengan luka di urat lengan kanan-nya?
Salah seorang staf tanya, orang dengan sakit di lengannya? Apa maksud kalian Woo Jae Won?
Staf 1 : Dia baru saja keluar kantor.
Ji Hoon : Kemana dia?
Tapi staf itu tidak tahu.

Ji Hoon duduk di meja Woo Jae Won dan memeriksanya. Ia mengambil kalender, ada yang ditandai sebagai ulang tahun Woo Jae Won.
Ji Hoon tanya Yi Han, tgl berapa hari ini?
Y Han : tgl 27, ada apa?
Ji Hoon : Ulang th Woo Jae Won.

Mereka bergegas pergi, kita harus segera menghentikannya. Yi Han minta Ji Hoon jangan ikut karena bisa bahaya.
Ji Hoon : Aku bisa mengenalinya, lebih baik jika kita pergi bersama.
Yi Han setuju dan minta bantuan polisi lain.

Ok, sekarang scene khusus iklan samsung galaxy dulu haha..
Yi Han mencoba melacak Woo Jae Won, ia telp dari samsung-nya itu, Tuan Woo Jae Won ?

Jae Won heran : Kau siapa?
Yi Han : Kami tahu rencanamu. Batalkan!
Jae Won menyeringai, aku tahu siapa kau. Detektif itu, ya kan?

Yi Han : Jika kau tidak ingin menghabiskan waktumu di penjara, hentikan segera.
Jae Won : Dengar, bagiku..dunia ini adalah penjara neraka. Maaf. aku sibuk sekarang. Aku tutup. Bye!

Yi Han sudah mendapatkan lokasinya, mall di bagian timur kota.
Di depan Hwang Shin Lee, lantai 3.

Woo Jae Won sudah tiba di mall yang dimaksud. Ia mengenakan jaket hitam dan topi. Jae Won jalan sambil melihat-lihat.

Ji Hoon dan Yi Han tiba di mall, mereka berpisah. Ji Hoon dapat telp dari Da Kyung, ia tahu dimana Jae Won.
Ji Hoon berkata kalau mereka juga sudah tahu. Da Kyung tanya apa mall dekat Hwang Shin Lee.

Ji Hoon tanya darimana Da Kyung tahu.
Da Kyung berkata kalau sejak SMA, Woo Jae Won dan Lee sering nongkrong disitu, Lover's Lane dekat air mancur. Itu adalah tempat dimana banyak pasangan kekasih.

Jae Won sudah mengincar satu korban, seorang gadis yang tampak sendirian.
Tapi tidak lama, pacar gadis itu datang. Wajah Jae Won tampak kesal. Ji Hoon ada di lantai atas dan ia melihat Jae Won menyiapkan pisaunya.

Ji Hoon langsung mengejar Jae Won. Jae Won mengikuti pasangan tadi dan bersiap menyerang mereka.

Ji Hoon tiba dan menjatuhkan Jae Won. Jae Won bersiap menyerang Ji Hoon dengan pisau.

Jae Won : Jadi korban pertamanya adalah kau, Dokter?
Yi Han muncul dengan pistol terarah ke Jae Won, jatuhkan! Jatuhkan pisau itu!

Woo Jin mulai sadar, ia melihat Jaksa Kepala Choi memandanginya, Jaksa Jung, kau sudah sadar?
Woo jin : Dimana aku?
Choi : Kau di RS. Apa kau ingat bagaimana kau sampai disini?

Woo Jin teringat saat hampir pingsan dan Yi Han yang panik memanggilnya.
Woo jin langsung tanya dimana Detektif Choi Yi Han, apa dia baik-baik saja?
Ayah Yi Han hanya menghela nafas.

Jae Won dibawa ke kantor polisi untuk interogasi. Yi Han menyebut semua nama korban, Go Da Hee, Woo Sang Eun, Lee Sara, Jung Woo Jin, Jeong Do Hoon, Kim Jeong Ho. Kau mungkin tidak tahu nama-nama itu.
Tapi kau seharusnya mengenali mereka. Salah satu dari mereka dibunuh oleh Lee Ho Jin dan kau. Beberapa dibunuh olehmu saja. Kau membunuh Jeong Do Hoon dan Kim Jeong Ho.

Yi Han : Jadi, siapa yang membunuh wanita lainnya?
Jae Won diam saja. Yi Han teriak, jawab aku. Jika kau terus seperti ini, kau akan menanggung kejahatan ini sendirian.

Yi Han tanya lagi, apa skenario game itu ditulis oleh Lee Ho Jin? Apa kau mendorongnya untuk membunuh bersamamu? jawab aku!

Jae Won : Aku tidak mendorongnya.
Yi Han : Apa?
Jae won : Ho Jin tidak tahu apa-apa..tentang skenario ataupun pembunuhan. Semuanya perbuatanku. Aku seorang diri.
Yi Han teriak sambil berdiri : Woo Jae Won!

Woo Jin masuk ke ruangan interogasi, membuat Yi Han kaget, Jaksa Jung? kau tidak apa-apa? Woo Jin minta Yi Han keluar sebentar. Kita harus bicara.

Yi Han ikut keluar dan tanya apa Woo jin tidak apa-apa keluar begitu saja. Woo jin hanya tanya apa yang dikatakan Jae Won.
Yi Han berkata kalau kata Jae Won, Ho Jin tidak terlibat dan semua adalah perbuatan Jae won. Tapi Yi Han yakin kalau Ho Jin terlibat.

Woo Jin berkata kalau yang dikatakan Jae Won benar. Yi Han kaget. Woo Jin membenarkan, itu yang terjadi. Aku melihatnya. Hanya ada Woo Jae Won.
Yi Han : Apa?
Woo Jin : Aku mengingatnya dengan jelas, Lee Ho Jin tidak disana.

Yi Han tidak mengerti, tidak mungkin. Jaksa rekan Woo Jin berkata kalau mereka tidak bisa menahan Ho Jin lagi. Ini perintah.
Orang tua Ho Jin menyewa pengacara dan ia minta peninjauan lagi.

Jaksa harus membebaskan Ho Jin. Yi Han tidak terima, ia benar2 yakin Ho Jin terlibat. Yi Han memohon ke Woo Jin, apa kau tidak bisa berkata kalau melihat Ho Jin?

Sementara itu, Lee Ho Jin keluar dari sebuah ruangan bersama pengacaranya. Mereka jalan pergi dan Lee Ho Jin masih sempat melihat ke arah Woo Jin dan Yi Han dengan penuh kemenangan.

Yi Han berkata kalau skenario Lee Ho Jin belum selesai, masih ada misi terakhir yang harus diselesaikan. Setiap kali melakukan pembunuhan, ia harus menemukan persembunyian yang bagus, lalu mencari kesempatan untuk membunuh.
Jika kita tidak bisa menghentikan kecanduan game gila ini, pembunuhan akan terus berlangsung.

Jaksa mengerti dan mereka harus menangkap basah Lee Ho Jin, ia akan mengawasinya 24 jam. Lalu minta orang menyelidiki rumah Woo Jae Won untuk menyita semua dokumen di komputernya lalu kirim ke NFS.

Jaksa itu berkata akan mengantar Woo Jin kembali ke RS. Woo Jin bersedia dan jalan pergi bersama rekannya.

Yi Han mengirim sms : Aku minta maaf karena tidak bisa mengantarmu pulang.

Woo Jin membalasnya : Lupakan saja, aku lebih mencemaskan dirimu. Menurut skenario Lee Ho Jin, orang yang dalam kondisi paling bahaya adalah kau, petugas Choi.
Woo Jin menoleh ke Yi Han sambil tersenyum manis.

Rekannya ingin tahu, sms siapa itu. Woo Jin berkata dari keponakannya.
Rekan Woo Jin heran, kau punya keponakan?
Woo Jin tersenyum, dia adalah anak yang tinggi, besar dan kuat. Rekan Woo Jin geli.

Beberapa polisi mengikuti Lee Ho Jin.

Ji Hoon masih menyelidiki masalah pembunuhan, lalu seseorang datang. Ji Hoon membuka pintu dan kaget, tamunya adalah Kang Seo Yeon. Diantara semua wanita yang dikenal Ji Hoon, kenapa satu ini yang datang?
Seo Yeon : Apa aku boleh masuk sebentar?

Ji Hoon membukakan pintu dan membiarkan Kang Seo Yeon masuk.

Seo yeon jalan sambil melihat-lihat isi apartemen Ji Hoon, apa menarik?
Ji Hoon : Apa?
Seo Yeon : Pekerjaanmu? Kurasa sedikit menakutkan.

Ji Hoon tanya kenapa Seo Yeon datang. Seo yeon tersenyum, kau harus tahu mengapa, ya kan?

Seo Yeon duduk di atas tempat tidur Ji Hoon dan tanya kapan Ji Hoon akan ke Amerika. Kudengar kau menyelidiki kematian Jung Seok Gun di Amerika.

Seo yeon : Kemarin, ibu Seok Gun menemuiku, seorang dokter forensik menemuinya dan berkata kalau kematian Seok Gun bukanlah kecelakaan. Kau masih ingin menyelidikinya lagi?
Ji Hoon : Karena itu adalah kebenaran.

Seo yeon : Jaksa, Polisi, NFS, mereka semua menyerah. Tapi dokter, kau tidak tahu bagaimana cara menyerah.

Ji Hoon : Aku sudah bilang sebelumnya kalau aku bukan orang yang mudah menyerah.

Seo Yeon tersenyum, kau benar. Jika kau menyerah maka akan sangat disayangkan. Kita lihat apa yang bisa kau lakukan.

Ho Jin pulang dan masih diikuti oleh tiga orang polisi. Ho Jin melihat palu yang biasa ia pakai untuk membunuh, tapi tidak membelinya.
Ho Jin jalan cepat dan mengecoh polisi. Ia keluar lewat pintu belakang mall.

Woo Jin telp Da Kyung. Da Kyung menanyakan lukanya, dan Woo Jin berkata tidak apa-apa, ia berkata kalau mereka harus melepaskan Lee Ho Jin.

Da Kyung terkejut. Woo Jin berkata mereka terpaksa melakukannya karena Woo Jae Won berkata ia yang melakukan kejahatan itu sendirian dan melindungi Ho Jin.
Woo Jin : Kukira kau harus tahu itu.
Da Kyung : Baiklah aku mengerti, jaga dirimu.

Da Kyung mendapat telp lagi dari bagian riset NFS, kau bilang kami harus telp kalau kami menemukan dokumen dari komputer Woo Jae Won.
Da Kyung membenarkan dan jalan ke bagian riset, ia meninggalkan ponselnya. Ji Hoon telp dan tidak ada jawaban.

Da kyung jalan di lorong NFS, ia mendengar ada suara orang mengikutinya. Da Kyung menoleh dan melihat...

Lee Ho Jin.
"Setiap kali, bunuh dan sembunyi. Lalu, menguasai kota."

Sign [1], [2], [3], [4], [5], [6], [7], [8], [9], [10], [11], [12], [13], [14], [15], [16], [17]

Brian Adams

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation.

0 comments:

Post a Comment