A Pure Paki Theme

Tuesday, February 26, 2013

Level 7 Civil Servant episode 10

Share it Please
Pil Hoon pergi ke apartemen Seo Won. Ia memeluk Seo Won dan mengatakan terima kasih untuk semuanya. Keduanya duduk di tempat tidur dan Pil Hoon bicara soal lokasi ciuman pertama :)
Lokasi 3 biasanya di mobil, lokasi 2 di taman dan lokasi ke-1 ada di depan pintu rumah. Tapi menurut Pil Hoon lokasi tidak jadi soal. Seo Won tidak tenang dengan pembicaraan yang menjurus ini dan minta Pil Hoon pergi saja. Pil Hoon menahan Seo Won dan ingin menciumnya. Seo Won menghindar.
Pil Hoon curiga dan tanya apa Seo Won menyembunyikan pria itu lagi di lemari. Seo Won membuka pintu lemari dan berkata tidak ada siapa-siapa.

Pil Hoon menutup kembali pintu lemari dan berkata akan menginap disini malam ini. Pil Hoon langsung mencium Seo Won. Kali ini Seo Won menerimanya dan situasinya semakin memanas. Keduanya jatuh ke tempat tidur.
Seo Won berhenti dan berkata ia tidak bisa bernafas. Pil Hoon juga, tapi tetap melanjutkan kegiatan mereka. Seo Won berhenti lagi, kita harus berpikir jernih.
Pil Hoon : Kita lepas kendali saja.
Seo Won tidak bicara lagi dan merangkul leher Pil Hoon, keduanya asyik berciuman.

Tiba-tiba seorang tentara muncul, ia terkejut dan mendengus melihat keduanya. Kalian benar2 sangat menikmatinya ya?
Seo Won dan Pil Hoon berhenti lalu menoleh. Seo Won syok, Min Ho-ya! Pil Hoon heran, Min Ho?
Min Ho : Apa ini Noona?
Pil Hoon terkejut, Noona? keduanya segera bangkit dari tempat tidur.

Seo Won kesal, kapan Min Ho ijin keluar dari markas? kenapa tidak telp, apa kau sudah makan?
Min Ho mendengus lagi, aku mungkin sudah akan mendapat keponakan kalau aku keluar dari militer nanti. Min Ho mengeluarkan ponsel, ia mau lapor ke ibu. Seo Won kesal, ia merampas ponsel dan memukul kepala Min Ho.

Seo Won marah, kenapa kau sering keluar dari markas? Min Ho berkata kalau kakaknya punya pacar, kakaknya tidak akan memberitahu dirinya.
Seo Won mengenalkan Pil Hoon. Pil Hoon mengulurkan tangan, aku Han Gil Ro. Senang bertemu denganmu.

Min Ho : Apa begitu menyenangkan bertemu denganmu?
Pil Hoon mendesis :)

Min Ho merampas ponselnya dari tangan Seo Won dan menyuruh mereka duduk. Seo Won marah, beraninya kau memerintah temanku? Pil Hoon menenangkan Seo Won.

Seo Won tanya apa adiknya sudah makan. Min Ho tanya balik, apa kau sudah makan sebelum melakukan itu?
Seo Won : Melakukan apa?
Min Ho : Yang kalian lakukan itu bagus, untuk negara dengan angka kelahiran rendah, kurasa itu adalah tindakan yang hebat. Tapi ini bukan one-night-stand kan?
Seo Won sudah siap memukul Min Ho dengan koran gulung. Min Ho mengancam kakaknya, coba saja pukul, aku akan lapor ibu dan tetangga.

Pil Hoon tanya bagaimana ia harus memanggil Min Ho.
Min Ho : Sersan! (Byeong jang-nim)
Pil Hoon menjelaskan kalau mereka sudah bertemu dengan orang tua masing2. Min Ho mengerti, tapi apa ibuku tahu kalau kalian melakukan itu di kamar ini? Sepertinya ini bukan pertama atau kedua kalinya.
Seo Won dan Pil Hoon terkejut, ini baru pertama kalinya.

Min Ho tanya siapa nama Pil Hoon. Pil Hoon memberikan nama Han Gil Ro. Min Ho berkata, ajussi, kakakku bukan wanita biasa, ia suka memukul. Apa kau belum pernah kena pukul?
Seo Won mulai menggulung koran lagi. Min Ho akhirnya berkata akan pergi untuk ketemu temannya dan minta uang pada Seo Won.

Seo Won ngomel, kapan kau belajar? nanti sehabis Wamil, otakmu akan berkarat dan kau tidak akan bisa mendapat pekerjaan, kenapa kau menghabiskan uang untuk minum? Kalau aku dapat gaji 100 ribu Won, aku memberimu 50 ribu Won untuk tabungan. Tapi kau menggunakannya untuk minum2. Coba, kalau kau menabung 50 ribu Won sebulan, dalam 2 tahun kau sudah punya 1,2 juta Won!
Min Ho hanya berkata oh..aku akan telp ibu.

Seo Won memukul Min Ho, aku akan berikan uangnya! Seo Won hanya punya 30 ribu Won. Min Ho protes, ini tidak cukup untuk makan dan minum2.
Min Ho ngambek, aku tidak jadi makan, aku pergi saja!

Pil Hoon tahu cara mengambil hati Min Ho. Ah ..Sersan..Sersan! Pil Hoon segera mengeluarkan uangnya.
Seo Won melarangnya, ini akan jadi kebiasaan jelek. Pil Hoon berkata, apa Sersan ini anak kecil? Pil Hoon memberikan uang pada Min Ho.  Min Ho langsung senang, aku tidak tahu apa bisa menerima ini.
Belum cukup, Pil Hoon juga memberikan kartu kreditnya, kau tidak tahu apa yang akan terjadi. Seo Won langsung ingin merampas kartu kredit Pil Hoon.

Pil Hoon berkata Seo Won tidak tahu bagaimana perasaan tentara yang mendapat ijin keluar. Tidak ada hari esok untuk tentara yang ijin keluar. Hari ini adalah hari terakhir di dunia.


Pil Hoon menyerahkan kartu kreditnya pada Min Ho, lakukan saja apa yang ingin kau lakukan hari ini.

Min Ho langsung mengambilnya, Hyungnim (ha! tadi ajussi wkk), kau benar2 pria sejati.
Seo Won minta adiknya mengembalikan kartu Pil Hoon. Tapi Min Ho berkata, apa aku boleh memanggilmu kakak ipar? Kakak ipar ..aku mencintaimu! Min Ho langsung kabur dan teriak, aku tidak akan pulang malam ini! hee!
Seo Won kesal sekali dan teriak2, awas kalau kau terlalu banyak menggunakannya! Kau akan mati!

Pil Hoon merangkul Seo Won, keluargamu itu timingnya selalu pas, kenapa mereka selalu muncul di saat seperti itu.

Seo Won marah dan menelikung lengan Pil Hoon, kau ini, apa kau pikir aku tidak memberinya kartu kredit karena aku tidak punya? Kau akan lakukan itu lagi atau tidak?
Pil Hoon kesakitan : Aku tidak akan melakukannya lagi..aku tidak akan melakukannya lagi.

Beberapa saat kemudian, Seo Won tanya apa Pil Hoon tidak akan pergi. Pil Hoon masih ingin di apartemen Seo Won. Ia duduk di tempat tidur dan berkata akan pergi setelah main game satu kali.
Seo Won duduk di samping Pil Hoon dan jadi ikut main game. Lama-lama, Seo Won yang asyik main dan Pil Hoon hanya melihat ke arah Seo Won. Pil Hoon mencium pipi Seo Won. Seo Won berhenti main game dan keduanya berciuman lagi.

Kali ini mereka terganggu lagi oleh bunyi sms. Ada laporan pemakaian kartu kredit. Pil Hoon hanya membacanya sekilas. Tapi Seo Won ingin tahu berapa besar. Ia terkejut saat membaca ada pemakaian 380 ribu Won.

Seo Won marah, anak itu sudah gila!, ia langsung mengambil jaket dan ingin keluar menyusul adiknya.
Pil Hoon susah payah mencoba menahan Seo Won. Seo Won-ah tidak apa-apa, ia bisa memakainya lebih banyak! Dia tidak akan pulang hari ini! Seo Won tidak mendengarkan Pil Hoon dan langsung lari keluar.

Pil Hoon mengeluh : Waktunya benar2 sempurna.


Pil Hoon kembali ke kantor. Ia duduk dan menghela nafas. Pil Hoon melihat foto yang dikirim Seo Won lagi lalu telp Won Suk, Ketua Tim, saya akan mengawasi ayah saya, tapi sebaliknya tolong tempatkan agen untuk mengawasi dari jauh dan juga untuk Seo Won.

Seo Won pulang sambil menyeret adiknya. Seo Won marah2. Min Ho mabuk dan bicara tidak karuan, ia masih sempat berkata akan mengadu ke ibu. Seo Won tidak peduli lagi, ia melempar adiknya ke sofa, adukan saja. Adukan. Katakan semuanya pada Ibu.
Seo Won kesal dan cari air minum. Seo Won menemukan pesan di kulkas.

Pil Hoon ternyata sempat memasak sup penghilang mabuk untuk Min Ho. Tapi Pil Hoon tidak bisa menjamin rasanya.
Flashback, Pil Hoon sempat masak untuk Min Ho. Lalu mencicipinya, dan rasanya wek..tidak enak.

Seo Won mencicipi sup buatan Pil Hoon, rasanya memang aneh. Tapi Seo Won bahagia dan tersenyum lebar. Ia ingat kata2 Pil Hoon, kalau di militer yang penting adalah kecepatan dan bukan rasa. Kecepatanku bagai kilat saat memasak.
Seo Won membuka kaus kaki Min Ho dan menyelimuti adiknya. Seo Won mengacak rambut adiknya, bagaimanapun Seo Won tetap menyayangi adiknya.

Pil Hoon pulang. Ayahnya minum sendiri di ruang tengah. Pil Hoon mendekat, ayahnya terkejut, kau belum juga pergi?

Pil Hoon duduk dan minta ayahnya menuangkan alkohol untuknya. Pil Hoon minum, lalu tanya apa ayahnya begitu membenci dirinya, ia sudah melakukan semua yang diinginkan ayahnya. Ia sudah kerja di perusahaan seperti keinginan ayahnya.
Tapi kenapa ayah memintanya pergi ke LN dan tidak berada di sisinya.

Ayah : Kau selalu tanya kenapa? kenapa? kenapa? Apa kau tidak bisa mendengarkan saja apa yang kukatakan? Apa kau akan berkata, kau akan membuat keputusan setelah mendengar alasanku?
Pil Hoon tetap tidak mau ke LN. Ayah kesal, anak brengsek ini.

Pil Hoon akan tetap ada di sisi ayahnya. Aku akan melindungi ayah kalau ayah dalam bahaya dan jika ayah menghadapi masalah sulit, aku ingin membaginya bersama ayah.
Ayah menghela nafas dan menuangkan alkohol lagi. Pil Hoon, aku tidak menghadapi masalah maupun bahaya. Ada sesuatu di perusahaan yang aku ingin kau tidak melihatnya. Itu sebabnya aku memintamu pergi ke LN untuk sementara waktu.


Pil Hoon : Ada yang bilang, saat kau mengubah panggilan Appa menjadi Aboji, maka hubungan keduanya sudah merenggang. Tapi sejak kecil aku tidak pernah menyebut ayah Appa dan selalu Aboji. Ayah tidak menyukaiku sejak kecil, Ayah tidak pernah mau pergi ke jimjilbang bersamaku.
Ayah : Aku kan sudah memberimu uang agar punggungmu digosok?
Pil Hoon membenarkan.

Ayah sudah memasukkan Pil Hoon di daftar transfer untuk ke LN dan Pil Hoon tidak perlu masuk kerja besok. Bahkan meja Pil hoon juga akan dibersihkan oleh Ayah.

Pil Hoon : Ini bukan karena aku mencintai Ayah. Karena kau ayahku dan aku adalah anakmu, jadi aku tidak punya pilihan selain ada di sisi ayah. Minumlah yang banyak.
Pil Hoon naik ke lantai atas. Ayah berkata, pacarmu sepertinya punya hongsui yang bagus. Pil Hoon minta ayahnya tidak perlu memusingkan itu.

Paginya, Ayah Seo Won mengumpulkan warga desa dan membicarakan soal eco-village. Pak Kim janji akan berusaha mendapatkan bantuan 300 juta Won dari pemerintah. Meskipun mantan Kepala Desa menentangnya, kau ingin kami masak dari gas hasil buangan ternak? Mantan Kades juga tidak percaya apa bisa menghemat biaya.
Yang lainnya lagi masih ragu, jangan2 tanah mereka nanti tidak bisa digarap karena pemasangan alat ini. Ibu langsung berkata Kyung Ja akan membantu mereka. Semua jadi lega dan bersedia menanda tangani formulir. Ini pasti menimbulkan masalah baru lagi. Kasihan Seo Won.


Direktur Ma dan asistennya membicarakan masalah transfer Pil Hoon. Direktur Ma berkata, di jaman Joseon, ada Raja Yeongjo yang memerintah selama 52th, lalu siapa penggantinya? bukan anaknya tapi cucunya. Tidak ada yang bisa menjamin soal itu.
Mereka melewati Seo Won yang sedang mengambil kopi dan minta diambilkan kopi juga. Seo Won mengiyakan.

Seo Won mendengar soal transfer Pil Hoon dan ia merasa kesal karena Direktur itu berkata Pil Hoon tidak punya bakat bisnis. Memintanya kerja di perusahaan adalah hal yang salah. Tapi Presiden baru sadar sekarang ini.
Jadi hanya ada Direktur Kim Mi Rae dan aku yang menguasai perusahaan. Kau tahu bisnis itu perang. Direktur Ma berkata dia baru saja menebas leher kudanya yang tercinta.

Seo Won memberikan kopi mereka dan berkata : Kepala Dept, Kim Yu Shin menebas leher kudanya dan Zhuge Liang menebas leher kuda dan sapi pengikutnya. Dari sanalah kita mendapatkan istilah "Menyembunyikan perasaan pribadi demi penegakan hukum dan aturan." Oh dan tolong lakukan sesuatu dengan gaya rambut anda. Para wanita benar2 membenci gaya itu.
Supervisor Park ketawa. Seo Won berkata, Supervisor Park juga sama.

Seo Won jalan sambil membawa kopi dan melihat pengumuman pemindahan Pil Hoon. Seo Won menghela nafas.
Mi Rae melihatnya dan mendekat. Seo Won memberi salam. Mi Rae tanya apa Seo Won baru tahu soal ini. Seo Won membenarkan.

Mi Rae ketawa, ia tidak percaya. Bukankah kau pacar Direktur? Seo Won menyangkal. Mi Rae ketawa, kau lucu sekali. Kau jelas berbohong. Seo Won berubah wajahnya. Ia ingat Mi Rae ada hubungannya dengan Jae.
Seo Won berkata ia tidak bohong. Mi Rae tersenyum, coba lihat bagaimana kau susah payah mengendalikan diri. Kopimu sudah dingin.

Seo Won membungkuk. Ada staf jalan di belakangnya dan tanpa sengaja menyenggol bahu Seo Won. Membuat kopinya tumpah dan membasahi kaki Mi Rae. Seo Won dan staf itu kebingungan. Mi Rae berkata tidak apa-apa. Seo Won punya stoking baru dan akan mengambilnya untuk Mi Rae.

Seo Won menunggu di toilet wanita dan minta maaf pada Mi Rae. Mi Rae tenang saja dan berkata sudah wajar kalau karyawan baru membuat kesalahan. Seo Won berkata ia menganggap Mi Rae sebagai mentornya dan ingin mengajak Mi Rae makan, bukan untuk mengambil hati Mi Rae, tapi untuk belajar.
Mi Rae terkejut tapi ia ingat kata2 Jae, kalau Seo Won kemungkinan besar adalah pacar Han Pil Hoon dan bisa sangat berguna, dia mungkin adalah kelemahan Han Pil Hoon.

Mi Rae setuju, ia juga punya kesan baik tentang Seo Won sejak awal interview. Ia mengulurkan tangan, bagaimana kalau kita mencoba berteman? Seo Won langsung menyambut tangan Mi Rae. Keduanya berpisah dengan hangat dan jalan kembali ke ruangan masing2.

Tapi raut muka keduanya berubah setelah berpisah. Keduanya punya rencana masing-masing.

Seo Won masuk ruangan Pil Hoon. Pil Hoon sudah menduganya, aku hanya memiliki dirimu. Begitu aku masuk daftar transfer, tidak ada yang mau menemuiku.
Seo Won mengembalikan kartu kredit milik Pil Hoon. Meskipun Pil Hoon tidak masalah kalau kartunya dipakai Min Ho.

Pil Hoon minta Seo Won tenang saja, karena ia juga tidak berencana kerja di perusahaan ini. Ia juga tidak ada kerjaan. Seo Won tahu itu, sekarang apa yang akan kau lakukan setelah kau keluar, karena kau hanya ingin menjadi 007 dan tidak punya impian lain.
Seo Won : NIS? Apa kau akan mengikuti ujian NIS lagi?
Pil Hoon berkata tidak akan pernah mengikuti ujian NIS lagi.

Seo Won : Lalu kau akan menganggur.

Pil Hoon : Jangan khawatir padaku dan juga terhadap dirimu, meskipun departemen kita dipindah, aku masih bisa mengirimmu ke bagian yang paling kau sukai.

Seo Won ketawa, apa Pil Hoon masih punya kekuasaan seperti itu. Pil Hoon membenarkan. Kau ingin dibagian mana?
Seo Won melihat ke arah kursinya, ke bagian itu. Ke tempat dimana aku bisa melihatmu kalau aku memutar kepalaku.

Pil Hoon tersentuh dan ingin mencium Seo Won. Seo Won mendorong Pil Hoon sampai jatuh ke sofa. Seo Won memukul Pil Hoon, apa kau gila? kita ini di kantor!

Pil Hoon kesal sekali, kenapa ada banyak halangan pada semua yang ingin kulakukan? Seo Won tanya apa rencana Pil Hoon. Pil Hoon mengambil tabletnya dan tanya apa tujuan Seo Won mengirim foto ini.

Seo Won : Apa kau tidak mencintai ayahmu?
Pil Hoon : Tidak.
Seo Won : Kau jelas menyukai ayahmu.
Pil Hoon : Tidak sedikitpun.
Seo Won : Kau ingin dicintai. Jika kau ingin dicintai, cintailah dia. Kuharap kau melakukan itu.

Pil Hoon tanya apa Seo Won benar2 berharap ia dan ayahnya bisa rekonsiliasi. Tapi kenapa. Seo Won hanya ingin Pil Hoon tidak menyesal kelak.
Pil Hoon berkata akan melakukannya. Meskipun ia tidak yakin hubungan mereka akan membaik, tapi karena ini adalah harapan Seo Won maka ia akan melakukannya. Mulai sekarang, satu per satu apa yang kau inginkah dariku dan apa yang kuinginkan darimu akan semakin meningkat. Bentuk dan ukurannya akan berbeda, tapi apapun itu aku akan berusaha keras untuk melakukan apa yang kau inginkan. Kuharap kau juga melakukan itu.


Seo Won : Aku akan mencobanya.
Pil Hoon mengajaknya pergi membeli hadiah untuk ayahnya. Seo Won bingung, ini masih jam kantor, kalau kau tidak masalah, tapi aku kan karyawan baru.
Pil Hoon belum pernah membelikan hadiah untuk ayahnya. Ini adalah yang kuinginkan, aku ingin kau pergi denganku.

Keduanya pergi ke toko jam tangan dan memilih jam tangan yang sesuai dengan kepribadian Ayah Pil Hoon. Yang tidak berperasaan, kami tidak bisa komunikasi, hanya suka uang dan berpikir dunia ini bergerak karena uang. Pramuniaga menyarankan, kalau begitu pilih jam yang mahal saja.

Do Ha menemui Direktur Oh dan minta dikeluarkan dari tim. Direktur Oh akan mengabulkannya, tapi setelah misi ini selesai.
Do Ha ingin pindah saat ini juga karena misi itu.

Direktur Oh tidak mau karena ia masih membutuhkan laporan dari Do Ha dalam misi ini. Direktur Oh janji akan memindahkan Do Ha ke posisi mana saja asal misi yang satu ini berhasil dengan baik. Jika tidak bisa,  ajukan pengunduran dirimu.
Aku tidak butuh orang lemah seperti dirimu.

Do Ha berkata ia sudah siap mengundurkan diri juga. Direktur Oh tertawa, dasar brengsek. Kalau kau siap, kau seharusnya memberikan surat pengunduran diri tertulis padaku.
Ternyata Do Ha juga sudah menyiapkan surat itu. Direktur Oh terkejut awalnya tapi ia berkata semakin lama semakin membutuhkan Do Ha. Oh berkata jika Do Ha melakukan kesalahan kelak, ia akan menggunakan surat pengunduran diri itu untuk memutuskan hubungan dengan Do Ha dan berkata kau bukan lagi karyawanku.
Oh : Baiklah, kau ingin kemana?
Do Ha : Selama bukan dengan tim yang sekarang. Kemana saja tidak masalah.

 Presdir Han bertemu Mi Rae dan berkata semuanya sudah selesai, Park Dong Gyul sudah memindahkan teknologi kavitasi itu dan selesai menyiapkan semua dokumennya.
Mi Rae mengerti dan berkata akan menyiapkan uangnya. Presdir tanya dimana dan kapan lokasi serta waktunya. Mi Rae akan mengatakannya nanti.
Presdir tanya bagaimana dengan pendanaan perusahaannya. Mi Rae akan mengurus itu setelah bisnis mereka selesai.

Presdir Han minta Mi Rae segera meninggalkan perusahaannya kalau semua sudah selesai nanti.
Mi Rae : Aku juga ingin seperti itu. Sebenarnya aku sangat membenci Korea Selatan.
Mi Rae pergi.

Mi Rae telp Jae dan berkata semua sudah siap. Jae minta Mi Rae melakukan transfer minggu depan saja karena pekerjaan Jae banyak sekali minggu ini.

Mi Rae takut kalau yang akan muncul adalah agen NIS saja. Jae yakin para bos NIS juga akan muncul karena ini adalah masalah besar.


Mi Rae ingin segera mengakhirinya.  Jae merasa Han Joo Man mungkin berubah pikirannya, jadi terus awasi keberadaan Han Pil Hoon. Mi Rae berkata akan menyiapkan pasport.
Setelah telp, baik Mi Rae maupun Jae melepas kartu ponsel mereka. Kedua orang ini lihai sekali.

Giliran Won Suk protes pada Direktur Oh yang tiba2 memindah Do Ha, timnya jadi kekurangan orang. Direktur Oh berkata akan segera mengembalikan Do Ha begitu misinya selesai. Ia juga mengucapkan selamat Tahun Baru untuk Won Suk meskipun sudah terlambat. Direktur Oh pergi.

Young Sun membahas teknologi kavitasi yang akan diperdagangkan. Ini teknologi yang akan mengurangi pemakaian bahan bakar dan membuat suara mesin tidak berisik. Dan kecepatan kapal akan meningkat. Biayanya triliunan Won.
Young Sun minta anak buahnya mengawasi lokasi transaksi 24 jam penuh. Lalu mencari identitas Jae. Mereka harus mencari informasi soal jual beli sniper akhir2 ini.

Young Sun ke Sun Mi, periksa semua email dan webnya. Perhatikan aliran dana rek banknya, dan masukkan dia ke dalam pelarangan bepergian. Pastikan kau tangkap dia kalau dia mau pergi. Dan lokasi lemari besi di rumah Gil Ro...Kong Do Ha si brengsek itu benar2..

Young Sun kesal sekali. Sun Mi berkata tidak perlu membicarakan orang yang melarikan diri. Sun Mi bisa melakukan semuanya. Young Sun mendengus, kau bisa ada di dua tempat sekaligus? Apa kau Hong Gil Dong?

Sun Mi : Tidak perlu merasa sedih pada orang yang meninggalkan timnya.
Young Sun : Setengah kesalahan ada pada orang yang pergi, setengahnya lagi ada pada orang yang membuatnya pergi. Itu namanya tim.
Ayo, cepat bergerak dan minta Seo Won melapor hari ini. Bubar.

Setelah semua orang pergi, Sun Mi membuka lukisan Do Ha dan membelainya. Lalu merobek lukisan itu.
Do Ha ada di satu tempat, ia pura2 olahraga pagi tapi sebenarnya ia mengawasi seseorang.


Direktur Oh menemui seorang Pemimpin perusahaan. Pria itu tidak senang, Oh datang tiba2 tanpa bukti dan memintanya kerja sama dengan Oh. Apa ini cara kerja NIS akhir2 ini?
Oh berkata, ia tidak tahu soal NIS, tapi beginilah cara kerjanya. Oh tahu perusahaan ini juga memiliki teknologi yang lumayan, bukan hanya lumayan tapi dengan harga sekitar 20 atau 30 Triliun Won. Oh ingin pria itu menjual teknologi itu kepadanya.

Pria itu marah, apa kau sudah gila?  Industri konstruksi adalah kekuatan yang mendorong perkembangan perekononian negara kita. Itu adalah industri kunci nasional yang penting.

Oh ketawa, bukankah itu sebabnya saya minta anda menjualnya. Saya akan membayar anda dalam jumlah besar. Pria itu menolak, apa kau pikir industri konstruksi Korea itu seperti di masa lampau? Kau pikir aku mau menjual kebanggaan industri konstruksi kepadamu?

Oh : kalau tahu begitu kenapa anda menjualnya? Teknologi baru untuk membangun terowongan, bukankah kau mencurinya dan ingin menjualnya? Sekarang orangku sedang diluar untuk menangkap orang2mu. Jika mereka tertangkap, otaknya akan terungkap, ya kan?
Oh menyuruh pria itu telp anak buahnya untuk lari saja.

Do Ha melihat pria itu dan menunggu terjadinya transaksi. Begitu pria yang satu menyerahkan disk pada pria lainnya, Do Ha minta rekannya bergerak.

Pria yang menjual langsung tertangkap. Pembeli kabur dan Do Ha mengejarnya. Do Ha berhasil menjatuhkan pembeli dan melumpuhkannya. Ia mengambil disk itu dan menyimpannya

Do Ha telp Direktur Oh, saya sudah menangkap orangnya.

Oh minta Do Ha menahannya dulu. Nanti Oh akan telp lagi. Oh menoleh ke presdir, orang anda sudah tertangkap.

Presdir itu lemas, ia menunduk. Lalu menghela nafas, tolong selamatkan saya, apa yang harus saya lakukan?. Oh tersenyum dan berkata ia ingin memancing ikan besar dengan sesuatu seharga 10 sampai 20 triliun Won. Kita harus menangkap ikan paus agar dapat penghargaan.

Jika anda setuju melakukannya, saya akan melindungi anda.

Do Ha bingung saat menerima telp dari Oh lagi, melepaskan mereka? saya konfirmasi lagi, kami harus melepaskan mereka?
Oh membenarkan, dan ia juga minta Do Ha mengembalikan disk itu kembali. Do Ha bingung, tapi Do Ha sempat mengambil sidik jari dan ID pria yang ditahannya, untuk jaga-jaga.  Keren.

Do Ha masuk ke dalam mobil dan menyimpan ID dengan sidik jari milik pria tadi. Ia bersandar dan memejamkan mata.

Sun Mi parkir di depan rumah Park Dong Gyul, ia ingat saat tugas bersama Do Ha. Sun Mi membuka lukisan Do Ha dan menulis : Kong Do Ha kau brengsek, brengsek.
Sun Mi juga menghapus nomor ponsel Do Ha. Tapi ia mengeluh sendiri, apa gunanya menghapus nomornya kalau ia sudah ingat di luar kepala. wkk..

Pil Hoon dan Seo Won jalan sambil bergandengan tangan. Pil Hoon tanya kapan Seo Won akan menggandeng lengannya? Seo Won minta Pil Hoon pulang, ada adiknya disini. Pil Hoon tidak masalah.
Seo Won berkata akan ke rumah Pil Hoon besok.

Pil Hoon berkata dengan nada menggoda, tidak ada siapa-siapa di rumah besok. Apa kau tetap akan datang?
Seo Won berpikir ini cocok dengan misinya. Seo Won berkata akan tetap datang.

Pil Hoon tanya kenapa adik Seo Won masih disini, ia tidak pulang ke desa? Seo Won berkata adiknya akan pulang kalau tidak punya uang untuk dihabiskan. Lalu kesal kenapa Pil Hoon menyebut tempat tinggalnya sebagai desa. Seo Won marah2, apa kalau bukan Seoul maka yang lainnya desa?

Pil Hoon geli dan mencubit pipi Seo Won, kau manis kalau sedang bicara tanpa henti.

Pil Hoon ingin memeluk Seo Won. Seo Won mendekat, tapi sebelum keduanya pelukan terdengar teriakan, kakak ipar!
Min Ho datang. Pil Hoon langsung merentangkan tangan ke arah Min Ho, aigoo..aigoo..keduanya pelukan sambil berputar2.

Min Ho tanya apa Pil Hoon membawa mobil. Pil Hoon membenarkan, memangnya kenapa?
Min Ho kagum, kau ini memang mengagumkan. Seo won hanya ketawa, apa kalian tidak akan pulang?

Presdir Han menemukan hadiah jam dari Pil Hoon. Ia duduk dan membaca surat Pil Hoon.

Jam itu sebenarnya pilihan Seo Won, meskipun tidak kelihatan hangat tapi ini juga tidak kelihatan dingin. Presdir Han menghela nafas dan menyimpannya kembali.

Mi Rae bertemu Jae, Mi Rae berkata ini konyol sekali, ayahnya ingin melindungi anaknya dan mengusirnya. Anaknya ingin tetap bersama ayahnya untuk melindunginya.
Jae : Itu lebih baik untuk kita.
Jae sudah menggambar lokasi peta dan menunjukkannya ke Mi Rae. Mi Rae tanya dimana lokasi snipernya. Jae sengaja tidak memilih lokasi, ia ingin menangkap orang NIS itu hidup2 dan memaksanya minta maaf lalu baru membunuhnya.

Mi Rae mengembalikan peta itu. Jae membakarnya.

Mi Rae : Kau ini orang yang sulit, mirip seperti kakakmu.
Mi Rae jalan pergi.

Jae teriak, Jangan sampai terbunuh. Kalau semua ini sudah selesai, apa kau mau hidup bersamaku? Mi Rae hanya melambai tanpa menoleh.

Young Sun mengamati lokasi rumah Pil Hoon bersama Seo Won. Di satu lokasi, ayah Pil Hoon selalu berdiri beberapa menit. Apa disitu lokasi brankasnya? Seo Won janji pasti bisa menemukannya.

Seo Won akan ke rumah Pil hoon besok pagi saat orang tua Pil Hoon pergi. Young Sun tanya apa Seo Won bisa minta Pil Hoon pergi. Seo Won bisa melakukannya.
Young Sun : Park Dong Gyul menjual teknologi tapi kita tidak menemukan jejak JJ disana, jadi kau harus melengkapi ini. Selesaikan tugasmu besok.

Seo Won akan melakukannya. Young Sun menambahkan, hubungan Seo Won dan Gil Ro tetap aman selama kau tidak ketahuan oleh Gil Ro saat membuka brankas. Tentu saja satu hari nanti ia pasti akan tahu.

Young Sun memberikan peralatan untuk Seo Won, termasuk sebuah pistol.

Sun Mi datang, tapi tidak begitu semangat dan dingin pada Seo Won. Seo Won heran, kenapa dia? Young Sun menjelaskan, Do Ha keluar dari tim. Seo Won terkejut, Do Ha keluar?


Won Suk muncul dan berkata Do Ha tidak keluar. Yang berhak mengeluarkan mereka adalah Won Suk. AKu tidak memecatnya, itu artinya ia tidak keluar. Kim Seo Won, kalau kau ketahuan saat membuka brankas, kau harus siap mati. Won Suk pergi.

Presdir Han pulang dan istrinya senang karena suaminya pulang cepat. Presdir Han tanya, apa jam 11 malam itu cepat? istrinya berkata ini belum tengah malam kan. Pil Hoon mencoba melihat apa ayahnya mengenakan jam pemberiannya, tapi ayahnya hanya berkata jangan menghabiskan uang untuk barang tidak berguna.
Ibu kesal dan memukul Pil Hoon, apa lagi yang kau lakukan sampai ayahmu seperti itu? Pil Hoon hanya berkata aku memang menghabiskan uang untuk hal yang tidak berguna. Pil Hoon masuk ke kamarnya. Ibu menyesal, seharusnya ia tidak memukul Pil Hoon lagi karena ia sudah dewasa.

Ayah dan Ibu Seo Won masih kekurangan jumlah suara untuk mengajukan proyek ke pemerintah. Mereka terus bicara sampai akhirnya ibu tersinggung dan berkata ayah tidak menghargainya selama ini. Ayah akhirnya minta maaf tapi ibu berkata amarahnya masih belum reda.

Seo Won ada di rumah Pil Hoon. Pil Hoon menunjukkan beberapa lokasi untuk liburan mereka, tapi Seo Won tanya soal orang tua Pil hoon terus. Kemana mereka pergi, berapa lama dsb.
Pil Hoon : Ibu akan belanja sendiri di hari kerja dan ayah mengantar ibu belanja setiap akhir pekan. Biasanya setelah itu mereka akan makan malam.
Mata Pil Hoon bersinar, kenapa? Apa yang akan kau lakukan kalau kau tahu kapan mereka akan kembali?

Seo Won : Masak. Aku akan masak.
Pil Hoon : Kita bisa keluar dan beli saja.
Seo won ingin masak dengan Pil Hoon. Lalu berkata, aku ingin pergi liburan denganmu nanti.

Pil Hoon : itu pastinya, kau sudah janji padaku.
Tapi maksud Seo Won, nanti. Kalau satu saat Pil Hoon berkata, "kita masih bisa pergi liburan bersama", maka Seo Won akan pergi dengan Pil Hoon.

Pil Hoon : Kita masih bisa pergi liburan.
Seo Won : Aku bilang nanti. Aku tidak akan pergi saat ini.

Pil Hoon mulai bingung lagi. Seo Won minta Pil Hoon membeli tahu di sekitar rumahnya. Seo Won ingin masak Sundubu jiggae untuk Pil Hoon. Pil Hoon tidak biasa makan makanan seperti itu.
Seo Won : Aku mempelajarinya dari ibuku. Aku akan memasakkan sup yang enak kalau kau mau keluar membelinya.

Pil Hoon semangat dan tanya bagaimana kalau kita membeli tahu bersama? Seo Won hampir putus asa meminta Pil Hoon keluar. Pil Hoon jadi curiga kenapa Seo Won ingin sekali ia keluar rumah? Aku tidak mau beli tahu.
Ponsel Pil Hoon bunyi. Pil Hoon langsung berkata akan kesana sekarang, ia langsung pergi. Seo Won aku akan kembali dalam 20 menit. Tunggu aku. Aku tidak akan beli tahu, apa itu? aku tidak suka makanan itu. 

Seo Won mendapat kesempatan untuk membuka brankas. Apa Won Suk telp Pil Hoon?

Seo Won memasang timer dan bergegas mencari lokasi yang dilihat lewat rekaman kamera di dalam Navi Bot.
Pil Hoon menyetir ke satu tempat dan wajahnya tampak senang.

Seo Won mencari lokasi brankas, lalu menemukan tombol rahasia di bawah meja kerja Presdir Han. Seo won menekannya dan brankasnya muncul dari dalam dinding.

Pil Hoon tiba di sebuah toko kecil dan ternyata ia mengambil pesanan dompet pasangan. Dompet itu bisa berfungsi sebagai frame juga. Pil Hoon senang, terima kasih. Ia pergi.

Seo Won mengeluarkan peralatannya dan berusaha menemukan password untuk brankas itu.
Pil Hoon dalam perjalanan menuju rumahnya.
Password yang terbuka baru 4 digit angka, masih kurang. Seo Won juga berusaha membuka brankas dengan kait besi.

Pil Hoon sudah hampir sampai rumah, tapi ia melewati toko penjual tahu dan memutuskan untuk berhenti. Pil Hoon beli tahu dulu.

Passwordnya akhirnya terbuka, 1201416. Seo Won berhasil membuka brankas. Jam tangan dari Pil Hoon ternyata disimpan ayah dalam brankas. Berarti Ayah Pil Hoon menganggap penting hadiah dari anaknya.

Seo Won mengeluarkan semua isi brankas, memisahkan kotak jam dan uang, lalu mulai memeriksa dokumen2. Ia mengopi semua dokumen.
Pil Hoon tiba di depan rumahnya. Ia melihat dompet pesanannya lagi dan tersenyum. Pil Hoon keluar mobil dan jalan masuk ke halaman.

Seo Won masih mengopi dokumen dan rekening bank. Juga beberapa surat berharga. Seo Won selesai dan mulai membereskan semua barang-barang.
Tapi Seo Won melihat kotak jam dan menyempatkan diri membukanya. Ia juga membaca pesan yang ditulis Pil Hoon, isinya sama dengan kata2 Seo Won. Seo Won kelihatan bersalah. (Ya ampun, masih sempat juga..aku dah panas dingin. Cepetan..buru..!)

Benar saja, Pil Hoon jalan masuk ke ruang tengah. Wajahnya gembira. Tapi langsung berubah saat melihat apa yang dilakukan Seo Won.
Seo Won tidak menyadari kehadiran Pil Hoon.

Pil Hoon terus mengamati Seo Won sampai Seo Won selesai mengembalikan semua barang dalam brankas.
Seo Won berdiri dan mengecek timernya. Lalu melihat Pil Hoon.

Pil Hoon menjatuhkan tas isi tahu dan dompetnya. Ternyata isinya adalah foto-foto mereka. Seo Won tertegun melihatnya.

Seo Won membeku, tidak tahu apa yang harus ia katakan. Aish..mau kasih alasan apa lagi kali ini. This is the worse job ever.
Pil Hoon kelihatan marah dan terluka, ia sadar pasti sudah dibohongi lagi.

Dan setelah semua itu, alarm Seo Won berbunyi. Pil Hoon menyindirnya, Kim Seo Won. Timingmu pas sekali.

Notes :

Oh ya ampun Pil Hoon, kasihan sekali. Kali ini alasan apa lagi. Mungkin ep 11 seterusnya Pil Hoon tidak akan banyak senyum lagi, berubah jadi Lee Kang To mode on. Ayo Pil Hoon lakukan sesuatu!

Level 7 [1], [2], [3], [4], [5], [6], [7], [8], [9]

Brian Adams

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation.

0 comments:

Post a Comment