Yi Gak, Park Ha dan Joseon 3 naik ke rumah atap mereka yang baru. Kelimanya terpesona dan bahkan bertepuk tangan, ini mengagumkan! Wow!
Rumah atap Park Ha yang sederhana dan mungil sudah disulap jadi kediaman minimalis dengan high-end design. Pokoknya keren. Top.
Man Bo langsung mengajak semuanya pose di depan rumah untuk kenang2an. Man Bo terlalu senang, ia bahkan minta tolong Yang Mulia untuk mengambil gambar.
Semuanya pose dan saling mengabadikan diri dengan berbagai gaya.
Yong seol sangat kagum dengan rumah itu. Yi Gak semangat dan mengajak semuanya ke supermarket untuk belanja. Dia sudah banyak belajar kehidupan modern hahaha...mau2nya Putra Mahkota ke pasar.
Park Ha dan Joseon 4 belanja bersama. Pengunjung supermarket langsung terpesona dengan Joseon 4, tampan sekali...dan Park Ha seperti biasa jalan dengan bangga di depan mereka. Park Ha membuat daftar apa saja yang perlu mereka beli. bawang, wortel, bayam, jamur, sawi, dll.
Yi Gak dengan semangat memasukkan lusinan yakult ke kereta dorong. Park Ha hanya bengong melihatnya.
Man Bo, Chi San, dan Yong Seol mengamati sosis dan tampak ngiler. Yi Gak mengangguk memberi ijin. Ketiga stafnya langsung menyerbu sosis yang sudah digoreng. Yi Gak minta ibu penjual menghitung berapa yang harus ia bayar.
Man bo menemukan gula blok, ia membaca namanya, Gakseoltang.
Man Bo dkk menoleh ke arah Yi Gak. Yang Mulia = Yi Gak. Gak. Man Bo dkk nyengir, pasti menyenangkan mengunyah ini ya? (Mengunyah Yi Gak, karena kebetulan sama dengan gula blok.)
Segera saja mereka memasukkan beberapa kardus ke dalam kereta belanja.
Yi Gak juga menemukan biji bunga lotus. Ia nyengir, bunga lotus, juga disebut Bu Yong.
Park Ha mendekat dan melihat ikan dalam aquarium kecil, ah cantik sekali. Park Ha menunjuk seekor ikan, ini mirip dirimu, kelihatannya lucu.
Yi Gak ikut mengamati ikan dan menunjuk ikan yang mirip Yong Seol, Chi San, dan Man Bo. Park Ha setuju, memang mirip mereka.
Park Ha menunjuk dirinya, ingin disebut juga, aku mirip ikan yang mana. Tapi Yi Gak mengambil sebuah biji bunga lotus dan melemparnya ke dalam aquarium, ini yang mirip denganmu.
Yi Gak membeli aquarium itu dan Park Ha minta petugas mengirimnya ke rumah mereka.
Se Na menyajikan kue beras/tteok untuk Presdir dan Bibi Wang
Presdir senang atas perhatian Se Na. Se Na berkata ia juga harus ke tempat itu untuk urusan bisnis, jadi sekalian saja. Bibi Wang memuji Nenek, kakak kau punya sekretaris yang hebat, lebih dari anak perempuan.
Se Na tanya apa ada yang harus ia siapkan untuk pindahan rumah Tae Yong. Nenek yakin mereka bisa mengurusnya. Bibi mengajak Nenek mengunjungi rumah Tae Yong.
Se Na menawarkan diri untuk membantu menyiapkan makanan.
Tae Mu masuk dan berkata kalau makanan kesukaan Tae Yong adalah kepiting saus kecap, kita harus membawa itu.
Nenek setuju, jika Tae Yong mendengar kepiting saus kecap, ia pasti akan terbangun meskipun sedang tidur untuk memakannya.
Bibi Wang senang, ia tahu tempat yang menyediakan masakan kepiting enak. Bibi mengajak Se Na pergi bersama. Nenek memuji Tae Mu karena sangat perhatian pada Tae Yong.
Tae Mu dan Yi Gak main squash. Yi Gak terus saja kena pukul dan Tae Mu berkata kalau tubuh seseorang tidak akan melupakan kemampuannya. Tae Mu tidak percaya kalau Yi Gak adalah Tae Yong.
Park Ha memasak, Se Na menyiapkan hidangan. Keduanya kerja tanpa bicara. Se Na keluar dan membawa makanan untuk Presdir dll. Tae Yong-ssi sepertinya sedikit terlambat.
Bibi berkata Tae Yong dan Tae Mu olahraga bersama, jadi sebentar lagi pasti akan datang. Se Na tahu Bibi pasti bosan, ia menawarkan diri mengambil bir. Bibi langsung senang sekali, ah kalau saja aku punya anak lelaki. Maka aku akan...
Ayah Tae Mu langsung berdehem dengan tidak senang.
Se Na masuk dapur dan tanya apa Park Ha tidak punya gelas bir. Park Ha tidak memilikinya. Se Na berkata sepertinya ia harus mengatur rumah Park Ha. Park Ha diam saja.
Tae Mu dan Yi Gak datang. Direktur Yong menegur Tae Mu, para orang tua sudah lama menunggumu, kau seharusnya pulang lebih cepat.
Tae Mu minta maaf. Se Na tanya apa mereka siap untuk makan. Nenek mengiyakan. Ia minta Yi Gak duduk.
Yi Gak dan Tae Mu duduk di samping Nenek berhadapan satu sama lain. Se Na keluar dan menyajikan kepiting saus kecap.
Yi Gak tertegun. Tae Mu terus saja mengamati reaksi Yi Gak.
Bibi Wang terlihat bangga, kau terkejut kan Tae Yong? Bukankah kepiting saus kecap adalah kesukaanmu?
Bibi juga mengundang Se Na untuk duduk bersama. Nenek menyuruh Yi Gak makan banyak karena sudah lama Tae Yong tidak makan masakan itu.
Yi Gak hanya menatap kepiting itu. Direktur Yong heran, apa kau tidak mau makan karena orang tua belum makan? Nenek langsung mengawali makan malam itu, ayo kita makan. Ayo.
Tae Mu mengambilkan kepiting untuk Yi Gak, Tae Yong, bukankah ini kesukaanmu? Silahkan makan.
Park Ha keluar dan mengamati Yi Gak. Ia ingat kalau Yi Gak alergi kepiting dan bahkan pernah hampir mati karena memakannya.
Yi Gak demi mempertahankan identitasnya sebagai Tae Yong, nekad makan kepiting itu. Dan berkata rasanya enak sekali Nenek. Park Ha tampak ngeri melihatnya. Apalagi saat Yi Gak terus saja makan kepiting untuk mengelabui Tae Mu.
Beberapa saat kemudian, Park Ha keluar mencari Yi Gak. Park Ha melihat Yi Gak membungkuk di tangga, Yi Gak tidak bisa bernafas dan tercekik.
Park Ha lari mendekati Yi Gak, kenapa kau seperti ini? Kau tidak apa-apa? Sadarlah!
Se Na keluar dan mencari Yi Gak.
Park Ha panik, ia berusaha menyuruh Yi Gak bernafas. Tunggu..tunggu dulu! Park Ha tidak peduli lagi dan melakukan CPR untuk Yi Gak.
Se Na jalan ke arah tangga dan melihat keduanya. Dari sudut pandang Se Na, keduanya seperti sedang berciuman, atau tepatnya Park Ha yang mencium Yi Gak. Se Na jalan kembali.
Man Bo, Chi San, dan Yong Seol main go stop/hwatu atau godori (sejenis permainan kartu, mirip Uno) dengan Becky dan Mimi. Mimi kesal karena kalah dari Man Bo.
Man Bo-oppa, kau jelas bohong saat bilang kalau ini pertama kalinya kau main kartu. Kau pintar sekali, benar2 ahli.
Man Bo menghitung kartu mereka dan berkata kalau Mimi dan Becky kalah, mereka hutang 2400 Won pada Man Bo.
Kedua gadis itu kesal sekali. Sementara Man Bo nyengir karena dapat uang.
Yi Gak dan Park Ha keluar dari klinik. Yi Gak kagum, suntikan sungguh mengagumkan. Setelah mendapat suntikan ini, aku bisa bernafas dengan baik. Aku normal lagi. Jika ini terjadi di Joseon, nyawaku pasti sudah..
Yi Gak minta Park Ha bergegas, karena tamu2 menunggu mereka.
Park Ha diam saja dan menatap tajam Yi Gak. Yi Gak heran, ada apa?
Park Ha : Siapa sebenarnya dirimu? Kau bukan Tae Yong, ya kan? Siapa kau sebenarnya?
Nenek gelisah menunggu Yi Gak, aku ingin pulang dan istirahat. Kemana sebenarnya Tae Yong kenapa ia belum kembali. Ayah Tae Mu juga ikut komen, apa yang ia lakukan, mengundang orang tua untuk selamatan rumah dan melakukan ini, dia seharusnya tidak boleh seperti ini.
Bibi tanya ke Se Na apa Tae Yong pergi bersama Park Ha. Se Na berkata mungkin saja karena ia melihat mereka di tangga beberapa waktu lalu setelah makan dan Se Na tidak melihat mereka lagi.
Nenek kesal, anak muda sekarang tidak punya pikiran. Apa yang akan kalian lakukan sekarang?
Se Na menawarkan diri untuk membersihkan sisa pesta lalu pulang. Tae Mu berkata akan menunggu Tae Yong lalu pulang.
Nenek mengangguk dan memuji Se Na, Sekretaris Hong kau sudah kerja keras hari ini.
Se Na : Selamat jalan, Presdir.
Park Ha dan Yi Gak jalan pulang. Park Ha marah, kenapa kau berbohong? Kenapa kau membohongi aku?
Yi Gak : Kenapa aku harus membohongimu?
Park Ha : Itulah mengapa aku ingin tahu. Aku percaya akan semua yang kau katakan. Awalnya kau bilang kalau kau datang dari Joseon dan aku percaya padamu. Kemudian, kau bilang kalau kau adalah cucu Presdir, Yong Tae Yong.
Kupikir "ah, ini ..ternyata sebenarnya seperti ini." jadi aku percaya padamu. Tapi sekarang, kau jadi Putra Mahkota Joseon lagi? Lalu kapan kau akan memutuskan menjadi Yong Tae Yong lagi? Sekarang aku tidak bisa lagi mempercayaimu.
Park Ha jalan cepat menuju jembatan penyeberangan. Yi Gak tampak tersinggung. Yi Gak memutuskan menyeberang jalan tanpa lewat jembatan.
Yi Gak membuat lalu lintas kacau dan pengendara mobil harus mati2an menghindar dan menginjak rem agar tidak menabrak Yi Gak.
Park Ha terkejut dan ngeri melihatnya. Apalagi saat ada truk yang menuju ke arah Yi Gak. Park Ha memalingkan muka karena ngeri.
Yi Gak selamat sampai ke seberang jalan. Park Ha lari mendekatinya, ia marah2 apa kau sudah gila?! Kau hampir saja mati!
Yi Gak : Sekarang apa kau bisa mempercayai apa yang kukatakan?
Park Ha masih marah ia menendang kaki Yi Gak, jangan pernah melakukan hal seperti itu lagi! Katakan saja dengan kata2. Aku akan mempercayaimu.
Yi Gak kesakitan, ia marah,aku akan menghancurkan keluargamu sampai tiga generasi mendatang!
Se Na mencuci piring dan Tae Mu mendekatinya. Ia memeluk Se Na dari belakang, apa kau masih...marah?
Se Na melepaskan tangan Tae Mu dan berkata ia tidak marah.
Tae Mu tampak terpukul, ini pertama kalinya Se Na memperlakukan dirinya seperti ini. Se Na tanya apa sekarang Tae Mu menyalahkan dirinya karena berubah?
Tae Mu yakin ayahnya akan merestui hubungan mereka. Ia minta Se Na menunggu, jangan seperti ini padaku.
Se Na : Kalau kau berubah, maka aku pun akan berubah.
Tae Mu : Aku hanya perlu melakukannya dengan baik, ya kan? Aku tidak akan mengecewakanmu.
Park Ha dan Yi Gak duduk di bangku dekat apartemen mereka. Park Ha tidak mengerti, Yi Gak bisa saja sesak nafas dan meninggal! Kau tahu itu dan kau tetap saja makan kepiting saus kecap itu? Apa menjadi Tae Yong itu lebih penting dari pada hidupmu?
Yi Gak membenarkan, ya sepenting itu.
Park Ha : Kenapa? Apa kau ingin uang? Atau kau ingin sukses?
Park Ha sadar, Yi Gak tidak membutuhkan keduanya. Yi Gak juga tidak menginginkan itu.
Park Ha berkata keluarga Tae yong percaya kalau kau adalah Tae Yong dan memperlakukanmu dengan baik, apa yang akan kau lakukan tentang itu?
Yi Gak berkata akan melakukan yang terbaik untuk memerankan Yong Tae Yong. Park Ha heran, kenapa harus seperti itu. Apa kau bersedia mempertaruhkan nyawamu hanya untuk menjadi Yong Tae Yong?
Yi Gak : Ini adalah alasan aku datang kesini dari Joseon.
Park Ha : Kau punya alasan datang dari Joseon?
Yi Gak : Aku kesini untuk bertemu seseorang.
Park Ha : Seseorang? Siapa orang itu?
Yi Gak : Park Ha, karena kau adalah manusia di jaman ini, aku tidak bisa mengatakannya padamu. Tapi aku tidak akan pernah bohong padamu.
Se Na masuk kamar Park Ha dan melihat-lihat. Ia melihat lukisan wajah Park Ha di postcard karya Tae Yong asli. Ia juga melihat foto Park Ha dan Yi Gak di ponsel Park Ha. Se Na mendengar Tae Mu datang dan ia cepat2 meletakkan ponsel Park Ha
Tae Mu ingin mengantar Se Na pulang tapi Se Na menolak. Aku naik taksi saja.
Tae Mu komen, Se Na menakutkan kalau marah. Se Na kesal kenapa Yi Gak dan Park Ha belum pulang.
Yi Gak sudah lebih santai, ia berkata saat tidak bisa bernafas tadi, ia tidak ingat apa yang terjadi. Park Ha, apa kau membantuku bernafas lagi?
Park Ha mengiyakan. Yi Gak heran, bagaimana kau melakukannya?
Park Ha : CPR (Cardio-pulmonary resuscitation)
Yi Gak : Bagaimana kau melakukannya?
Park Ha : Dilakukan dari mulut ke mulut dan kau harus meniupkan udara ke dalamnya.
Yi Gak tiba2 mendapat ide cemerlang. Ia tampak kesakitan, aku tiba2 tidak bisa bernafas! Park Ha jelas panik lagi, apa tengorokanmu tertutup lagi? Apa kita harus ke RS?
Yi Gak berkata ia butuh tindakan mulut ke mulut. Yi Gak membuka satu matanya untuk mengintip reaksi Park Ha. Dasar.
Park Ha marah2, ia langsung memukuli Yi Gak. Apa kau mau mati! Kau mau mati ya?! Bagaimana kau bisa bercanda? Kau membuatku ketakutan setengah mati!
Yi Gak masih pura2 tidak bisa bernafas. Park Ha memukul mulut Yi Gak, kalau begitu tidak usah bernafas!
Park Ha : Kalau aku berpikir kau sudah membuatku ketakutan tadi, aku bisa mati karena kesal.
Yi Gak menggoda Park Ha : Di kehidupanmu sebelumnya, kau pasti seorang Jendral.
Park Ha marah, apa? Jendral? Ia memukul lengan Yi Gak lagi.
Se Na melihat sikap akrab keduanya.
Malamnya, Yi Gak mengumpulkan seluruh penghuni apartemen atap. Malam ini, kita akan tinggal di dalam rumah atap yang baru. Yi Gak membagi tugas untuk semuanya.
Man Bo bertugas mencatat semua pengeluaran Rumah Tangga.
Chi San bertugas mengatur rumah tangga.
Yong Seol, kau harus waspada sepanjang waktu.
Ketiganya mengiyakan.
Yi Gak : Dan kau, Park Ha, karena kau bukan lagi pemilik rumah ini dan hanya penyewa, kau harus mengerti tugas2mu.
Park Ha bertugas menyiapkan makanan, bersih2, mencuci baju, dan pekerjaan rumah tangga lainnya. Aku ingin kau memastikan aku bisa tinggal disini dengan nyaman dan lakukan itu tanpa mengeluh.
Chi San nyengir : Dia jadi musuri (tukang cuci/pembantu rendahan)
Park Ha marah, apa? kenapa aku harus melakukan semua itu?
Yi Gak : Aku baru saja mengatakan agar kau tidak mengeluh. Dimana kau tinggal?
Park Ha : Aku? aku tinggal...disini.
Yi Gak : Dan rumah siapa ini?
Park Ha merengut, ia mengangkat jarinya dan menunjuk Yi Gak sambil memalingkan muka. Kesal karena harus mengakui itu.
Yi Gak tersenyum, kau harus melakukan dengan sepenuh hati semua tugas2mu.
Yi Gak berdiri, aku lelah, kalian semua istirahatlah sekarang. Joseon 3 mengiyakan.
Chi San masih berani pesan, Park Ha-noona, pastikan untuk menyiapkan omurice dengan saus besok pagi. Dan juga sup tofu panas/soondubujigae.
Park Ha mendelik. Yong Seol hanya membungkuk dan berkata Park Ha-ssi, selamat tidur.
Park Ha tidak bisa tidur dan ingat kalau alasan Yi Gak datang dari Joseon adalah untuk bertemu seseorang. Sampai Yi Gak berani mempertaruhkan nyawanya demi menjadi Tae Yong.
Paginya, Park Ha pergi ke Perpustakaan Umum Daerah. Ia mencari diantara rak buku.
Park Ha menemukan apa yang ia cari, ternyata Joseon-wangjo-sa, Sejarah Dinasti Joseon/Sillok.
Park Ha mencari diantara halaman sejarah, ia menemukan yang dicarinya. Park Ha membaca kisah sejarah itu dan menangis. Park Ha menutup buku dengan wajah muram.
Tae Yong menemui Manager Pyo dan ingin tahu seperti apa dirinya saat sebelum menghilang.
Pyo : Kenapa kau mempercayaiku?
Yi Gak : Karena Nenek mempercayaimu.
Pyo berkata ia yakin sebelum apapun yang terjadi pada Yi Gak di Amerika, kau pasti bertemu dengan Tae Mu.
Yi Gak : Aku bertemu Tae Mu-hyung di Amerika?
Pyo yakin itu, Tae Mu jelas bertemu denganmu di AS, tapi ia berkata kalau tidak bertemu denganmu. Dia sudah berbohong mengenai itu sampai sekarang.
Yi Gak ingat kata2 Tae Mu yang sama sekali tidak percaya kalau Yi Gak adalah Tae Yong. Pyo berkata ia tidak tahu apa hubungan kebohongan Tae Mu dengan menghilangnya Tae Yong, tapi Pyo ingin Yi Gak berhati2 pada Tae Mu. Tae Mu tahu suatu rahasia atau ia melakukan sesuatu pada dirimu.
Yi Gak ingat saat Tae Mu menyodorkan kepiting dan berkata bukankah ini kesukaanmu, Tae Yong? Tae Mu sengaja ingin mencelakainya.
Yi Gak dan Pyo jalan masuk ke kantor, bersamaan dengan Direktur Yong dan Tae Mu. Pyo menyindir mereka, hei..ini Yong Dong Man yang semakin gemuk saja. Yong Dong Man, ayah dan anak. Kenapa aku selalu merasa gelisah kalau bertemu denganmu, Direktur Yong Dong Man?
Direktur Yong marah, beraninya Pyo bicara tidak sopan dengannya. Pyo berkata mereka masuk ke perusahaan di saat yang sama, tapi kau mendapatkan posisimu sekarang ini bukan dengan usaha keras, benar kan, Direktur Dong Man?
Ayah Tae Mu kesal dan berkata ke Yi Gak, Tae Yong, lebih baik kalau kau tidak dekat2 dengan Pyo Taek Soo. Kau akan jadi brengsek nanti.
Pyo : Kau ini berisik sekali. Tae Mu, kau benar2 mirip ayahmu dan kau tidak menyukaiku.
Tae Mu tidak menanggapi. Tapi ia tanya ke Yi Gak, Tae Yong, apa kau mengalami masalah?
Yi Gak : Tae Mu-hyung, bukankah kau jauh lebih kesulitan?
Tae Mu maju, Yi Gak juga. Tae Mu tampak tegang, apa maksudmu? Yi Gak memancing, kita berdua tahu dengan baik apa artinya itu.
Pyo tampak terkejut dan Direktur Yong mengajak Tae Mu pergi.
Pyo tanya apa Yi Gak sudah mulai konfrontasi dengan Tae Mu, apa tidak berlebihan untuk saat ini?
Yi Gak berkata ia hanya asal bicara untuk mengetes Tae Mu. Tapi reaksinya cukup mengejutkan.
Direktur Yong menghadap Nenek. Nenek dengar ada yang ingin dibicarakan Dong Man. Dong Man mengiyakan, ia berkata kalau Tae Mu akan pergi ke kencan buta besok. Tae Mu berusaha menghentikan ayahnya tapi sia-sia.
Bibi Wang langsung semangat, omo! benarkah?
Nenek : Aku tidak tahu kalau kau tertarik dengan itu, kenapa begitu mendadak?
Siapa kencannya?
Direktur Yong : Ibu, kau pasti ingat perusahaan, Dong Hae, kan? Ini dengan putri ketiga keluarga itu.
Nenek mengangguk, benarkah. Ah itu mengingatkanku. Nenek minta Se Na duduk sebentar. Ia tanya apa Se Na sudah punya pacar atau belum.
Ayah Tae Mu langsung berkata, Sekretaris Hong tidak punya pacar. Dia bekerja sepanjang waktu, bagaimana ia bisa punya pacar? Ya kan?
Se Na mengerti, ayah Tae Mu tidakingin hubungan-nya dengan Tae Mu diketahui Nenek. Se Na memastikan, saya tidak punya pacar, Presdir.
Ayah Tae Mu puas, tentu saja. Tae Mu tertegun.
Nenek tanya apa pendapat Se Na tentang Tae Yong. Bibi Wang langsung senang dan berkata ia juga suka jika Se Na bersama Tae Yong, bagaimana kita bisa punya pikiran yang sama, Eonni?
Nenek tahu Se Na dan Tae Yong pernah bertemu diluar jam kerja. Bibi tanya bagaimana pendapat Se Na tentang Tae Yong. Nenek ingin menjodohkan Se Na dengan Tae Yong, dan ia akan berusaha agar hubungan ini berhasil.
Ayah Tae Mu berkata kalau Tae Mu akan bertemu dengan calonnya besok jam 5 sore. Tae Mu terlihat marah karena Se Na tampak senang dengan usul perjodohan yang diajukan Nenek.
Tae Mu memanggil Se Na ke kantornya dan memberikan tiket pertunjukan musikal. Se Na tidak suka pertunjukan itu. Tae Mu berkata kalau pertunjukannya besok jam 5 sore.
Se Na heran, bukankah saat itu kau ada janji kencan buta di Hotel Daehan? (SBS selalu pakai Hotel Daehan, di City Hunter juga)
Tae Mu ingin Se Na tahu seperti apa isi hatinya, dari tempat mana yang akan ia datangi besok sore.
Park Ha duduk dan merenung, mungkin memikirkan kisah sejarah yang barusan ia baca. Park Ha terlihat sedih. Lalu ia dapat telp dari ibu yang akan mengunjungi rumah baru Park Ha.
Ibu muncul dengan banyak sekali makanan. Park Ha terkejut, Ibu..kenapa bawa banyak sekali?
Ibu justru terkejut saat melihat Joseon 4 berdiri di tangga. Ha ha..bayangkan putrimu tinggal dengan 4 bujangan haha..
Ibu : Omo! Apa mereka adalah teman serumahmu?
Park Ha minta Man Bo dkk memberi salam, ini adalah ibuku. Man Bo, Chi San dan Yong Seol langsung membungkuk dan memberi salam pada ibu.
Kecuali Yi Gak.
Park Ha melotot ke Yi Gak dan Yi Gak berkata, ah ya halo, santai saja. Lalu jalan pergi.
Ibu minta air minum ke Park Ha dan keduanya mulai ngobrol. Ibu datang dengan alasan lain. Ia sudah mengatur kencan buta untuk Park Ha. Kau seharusnya tidak kerja keras terus dan mulai mencari pria yang baik.
Ibu : Menikah, punya anak dan punya keluarga.
Yi Gak, Man Bo, Chi San dan Yong Seol menguping pembicaraan itu dari balkon, mereka mengulang kata2 ibu.
Ibu berkata kalau Tuan Ju yang kerja di pasar telah melihatmu beberapa kali, dia benar2 menyukaimu. Dia tanya apa bisa menjodohkanmu dengan anaknya.
Park Ha : Tapi bu, sekarang aku tidak..
Ibu tidak mau tahu, diamlah. Dia itu guru SD. Dia juga sangat tampan. Kau harus bertemu dengannya tidak peduli apapun yang kau katakan. Aku sudah mengatur jadwal pertemuannya. Jadi kau harus bersiap-siap.
Park Ha terkejut, Apa? Ibu sudah membuat janji?
Ibu : Apa aku harus melepaskan kesempatan ini? Tapi rumah atapmu ini, sejak kapan bisa menjadi begini bagus? Selera pemiliknya sungguh sangat unik.
Ibu heran melihat Joseon 4 dan tanya Park Ha, apa yang dilakukan ke-empat pria itu diatas sana?
Park Ha melirik ke Joseon 4 dan memberi tanda untuk pergi dari situ, tapi Yi Gak menunjuk dirinya, dan memberi tanda kalau ini adalah rumahnya. Ia berhak ada di manapun.
Yong Seol tampak syok mendengar kalau Park Ha akan dijodohkan. Chi San minta Man Bo melihat ke arah Yong Seol.
Chi San, MAn Bo, dan Yong Seol sudah ganti baju training kebesaran mereka. Yong Seol hanya duduk diam saja di bawah.
Chi San membicarakan perjodohan Park Ha, apa priaitu akan menyukai Park Ha. Man Bo yakin pasti ada pria diluar sana yang memiliki selera aneh.
Man Bo heran, kenapa Petugas Woo hanya duduk saja di lantai seperti itu? KUkira kita akan keluar.
Yong Seol tidak semangat dan berkata ingin istirahat saja hari ini. Kalian berdua pergilah sendiri.
Man Bo : Petugas Woo, kapan kau pernah membutuhkan istirahat? Jangan pura2 sakit, dan ayo cepat kita keluar.
Yong Seol murka, ia teriak, siapa bilang aku tidak bisa sakit?
Chi San menggodanya, petugas Woo, apa sakitnya disini? Chi San menunjuk dadanya, sakit cinta?
Yong Seol berdiri, dimana aku simpan pedangku? Man Bo langsung menarik Chi San pergi dan berkata ke Yong Seol, petugas Woo istirahatlah. Hahaha...
Park Ha olah raga di halaman. Yi Gak keluar. Park Ha heran kenapa Yi Gak tidakolah raga, bukannya tadi ia ingin olah raga. Apa kau mencemaskan sesuatu?
Yi Gak jalan mondar mandir dan berkata : Buatku, ini olah raga. Kenapa kau olah raga tiba2?
Park Ha : Ini untuk membuat tubuhku langsing dan anggun. Besok, aku akan kencan buta.
Yi Gak tanya apa Park Ha yakin akan bertemu pria yang baik? Park Ha percaya kata2 ibunya, karena ibu berkata ia pria yang baik, aku berharap ia memang baik.
Yi Gak : Jika orang pergi ke kencan buta dan mereka saling menyukai, apa mereka akan menikah?
Park Ha : Ada beberapa pasangan yang menikah dalam satu bulan.
Yi Gak : Benarkah? Kuharap ia seorang pria yang baik.
Park Ha : Malam ini, aku harus berdoa kalau dia pasti seorang pria yang baik.
Yi Gak menghabiskan yakultnya dan meremas botol plastiknya dengan marah. Mulai cemburu dia..
Park Ha siap2 akan pergi kencan. Ia memakai blus dan jeans, lalu menambahkan blazer pendek. Park Ha mengikat rambutnya.
Park Ha keluar dan Yi Gak sudah menunggunya. Tapi Yi Gak pura2 baru keluar kamar,lalu tanya apa Park Ha ingin belanja keperluan rumah.
Yi Gak minta Park Ha beli makanan manis kalau pulang.
Park Ha : Apa? Apa aku akan ke supermarket?
Yi Gak : Kau tidak akan belanja? Jangan bilang kalau kau akan pergi kencan dengan penampilan seperti ini?
Park Ha tidak merasa ada yang salah dengan penampilannya. Ini sesuatu yang jarang kukenakan, mungkin karena kau belum pernah melihat sebelumnya. Ini kelihatan cantik di kaca.
Yi Gak melihat Park Ha dari atas ke bawah, ia tidak suka. Apa kau ingin ibumu jadi malu? Apa kau tidak ingin teman kencanmu merasa kau ini cantik?
Park Ha : Ini adalah masalahku, jangan memusingkannya.
Yi Gak merasa bertanggung jawab karena Park Ha tinggal satu atap dengannya. Aku tidak ingin kau diabaikan atau merasa malu saat kencan buta. Aku tidak bisa diam saja tanpa membantu.
Park Ha masih tidak terima, apa salahnya dengan baju ini?
Yi Gak melihat ke arah anak buahnya. Joseon 3 mengarahkan jempolnya ke bawah. Park Ha kesal, ini benar2...
Giliran Yi Gak dan Joseon 3 mengantar Park Ha belanja. Mereka menunggu, lalu Park Ha keluar dari kamar ganti menunjukkan baju yang ia coba. Yong Seol langsung tepuk tangan setiap kali Park Ha muncul.
Man Bo dan Chi San mengarahkan jempol ke bawah. Yi Gak menggoyangkan jari tanda tidak setuju.
Park Ha mencoba baju berkali-kali dan reaksi mereka sama saja. Ia cemberut.
Lalu Park Ha keluar dengan gaun yang manis dan Yi Gak tersenyum. Man Bo, Chi San, dan Yong Seol tepuk tangan. Yi Gak menyukai gaun yang terakhir dan memberikan kartu kredit pada petugas.
Yi Gak akan membeli semua baju yang sudah dicoba Park Ha hari ini. Park Ha terkejut, untuk apa membeli semuanya, kami hanya akan membeli yang ini saja. Yi Gak tidak setuju, apa kau pikir kencan buta ini hanya sekali saja? Tidak mungkin. Yi Gak minta staf butik mengingat wajah Park Ha, jika dia mencoba kembali dan mengembalikan baju2 ini, kalian tidak boleh menerimanya.
Park Ha masih harus memilih sepatu. Park Ha hampir jatuh saat mencoba jalan dengan high heels. Joseon 4 mengamatinya dengan menahan nafas. Yi Gak berkata yang terakhir sudah bagus. Park Ha lega, apa aku bisa turun sekarang?
Yi Gak membawa Park Ha ke salon untuk dicatok rambutnya. Park Ha sampai ketiduran. Yi Gak mendekatinya dan geleng kepala. Ia mengetok kepala Park Ha, Park Ha terbangun dan merengut.
Yi Gak : Semoga kencanmu sukses. Jangan menendang kakinya. Aku pergi sekarang.
Park Ha kesal, dasar idiot.
Park Ha menemui pria yang akan dijodohkan dengannya. Park Ha tampak berseri-seri.
Of course Park Ha berseri-seri...pria itu ternyata Heo Yeom!! Heo Yeom! Joseon most bright scholar ever...hahaha
Pria itu tanya apa Park Ha punya nama panggilan. Lalu menebak, pasti permen Park Ha.
Park Ha membenarkan.
Pria itu menjelaskan, sejak kecil wajahku sangat pucat, jadi nama panggilanku adalah : Heo Yeom (what? haha... Ini bagusnya Putri Min Hwa masuk lorong waktu dan teriak2 mengejar Yeom.)
Park Ha geli, itu lucu sekali.
Keduanya tampak langsung akrab dan saling menyukai. Membuat tiga pria di dekatnya tampak kesal. Siapa lagi...kalau bukan Man Bo, Chi San, dan Yong Seol yang terang2an mengamati Park ha dan Yeom. (Yang Myung-gun remaja bertemu Heo Yeom dewasa haha...)
Yeom tanya apa Park Ha suka nonton film. Park Ha suka. Yeom melihat ke arah tiga pria itu dan berkata ia juga penggemar film dan sangat tergila-gila pada film. Jika mengenai film, aku bisa membicarakannya sepanjang malam.
Park Ha melihat ke Joseon 3 dan Yeom tanya, ada apa? Park Ha berkata bukan apa-apa.
Chi San cemberut dan langsung kirim sms ke Yang Mulia : Dia tinggi dan juga sangat tampan, dia yang terbaik. (well, kehidupan masa lalunya, dia adalah guru Putra Mahkota haha..)
Yi Gak gelisah. Lalu ia dapat sms lagi, dia sepertinya menyukai Park Ha noona, dia terus saja berkata kalau Park Ha itu sangat cantik. Dia bahkan ngiler.
Yi Gak mulai kesal dan memberi makan ikan untuk menekan perasaan-nya. Chi San sms lagi, mereka memutuskan akan pergi nonton film, sepertinya semua berjalan lancar.
Yi Gak minum air untuk menenangkan diri, tapi ia tidak tahan dan kirim sms ke Park Ha, sudah waktunya memberi makan ikan, cepat pulang.
Park Ha membaca pesan Yi Gak. Yeom tanya apa mereka bisa pergi sekarang.
Park ha minta maaf, ia tidak bisa pergi, tiba2 ada urusan yang sangat mendesak. Kukira aku harus segera pergi.
Yeom terkejut. Park Ha minta maaf, ini benar2 sangat mendesak.
Yeom : Apa boleh buat, aku akan mengantarmu pergi.
Park Ha : Tidak perlu, aku benar2 harus bergegas. Aku sangat senang hari ini, aku minta maaf, benar2 minta maaf.
Park Ha bergegas pergi. Yeom tampak kecewa lalu melihat ke arah Joseon 3.
Yi Gak ada di dalam mobil. Ia mengeluarkan tangan-nya dari jendela untuk merasakan angin dan kelihatan bahagia. Yi Gak merapikan rambutnya dari spion mobil.
Park Ha menunggu Yi Gak. Mobil Yi Gak datang...diangkut oleh mobil derek hahaha...
Yi Gak melambai ke arah Park Ha. Park Ha tampak kesal.
Park Ha mendekat, apa ini? Yi Gak dengan santai menanggapi, kau sudah datang, aku mau belajar menyetir. Kau harus mengajariku.
Park Ha : Apa ini sebabnya kau minta aku datang kesini?
Yi Gak yakin bisa cepat menguasai mobil karena ia cepat belajar. Park Ha mengajari Yi Gak menyetir mobil.
Yi Gak mencengkeram setir mobil dengan kencang. Park Ha menyalakan mesinnya. Park Ha minta Yi Gak mengangkat kakinya dari rem dengan perlahan.
Yi Gak mulai menjalankan mobilnya dengan kecepatan kura-kura. Park Ha kesal, apa kita ini merangkak? Injak gasnya lagi, lebih cepat kalau kita jalan saja.
Park Ha memberi tanda lampu merah. Yi Gak menekan rem kuat2. Park Ha teriak, aku bilang injak rem perlahan saja! Apa ini, apa kau bodoh?
Yi Gak marah : Satu hari, aku benar2 akan mendisiplin mulut besarmu itu.
Park Ha : Lihat lurus ke depan.
Yi Gak : Ya.
Park Ha mengajar belok kiri, nyalakan lampu sen. Tapi Yi Gak justru menyalakan wiper hahaha..Park Ha menghela nafas dan Yi Gak berkata ia sengaja melakukannya karena ia tidak bisa melihat ke depan dengan jelas.
Park Ha mengajar parkir. Pertama, berbalik. Mobil mereka tiba2 diam saja. Yi Gak bingung, kenapa tidak bergerak.
Park Ha : Karena ini dalam posisi netral. Ini sangat mengesalkan, aku bisa mati.
Yi Gak teriak, apa kau bisa setir mobil sejak lahir? Park Ha tidak peduli, kau tidak bisa menyetir kalau kau marah2. Park Ha dengan galak berseru, berbalik.
Yi Gak berusaha memarkirkan mobilnya diantara dua mobil lain. Jaraknya lumayan lebar. Tapi Yi Gak tidak bisa2 parkir. Park Ha kesal, apa kau bisa parkir untuk hari ini? Apa aku harus makan dulu lalu kembali lagi?
Yi Gak marah, aku akan berhenti belajar menyetir kalau harus melalui semua ini.
Park Ha : Bagus kalau begitu. Keluar.
Yi Gak keluar dari mobil dengan kesal.
Park ha juga keluar, tapi masuk ke bagian pengemudi dan langsung memarkir mobil dengan sukses diantara dua mobil lain. Park ha keluar dan mengangkat dagunya ke arah Yi Gak. Yi gak juga sebal.
Yi Gak berkata jika kau hidup di jaman Joseon, apa kau pikir bisa menunggang kuda dengan cepat?
Park Ha : Kuda? Kau hanya harus naik, meletakkan pantatmu di punggungnya, duduk saja dan kudanya akan tahu kemana harus pergi. Jika kau teriak hiya....maka kuda akan maju dan kalau kau berseru woah maka kuda akan berhenti.
Yi Gak tersenyum tipis.
Mereka pergi ke istal kuda. Park Ha sudah duduk di punggung kuda, tapi wajahnya pucat dan tubuhnya kaku.
Yi Gak menahan rasa geli, ia pura2 tanya, apa yang kau lakukan? Ayo maju.
Park Ha ketakutan, ia berkata tunggu..tunggu dulu! Tunggu dulu!
Yi Gak ketawa, bukankah kau berkata akan maju jika kau berkata hiya...
Yi Gak membuat kuda itu bergerak dan Park ha ketakutan. Ia menjerit. Yi Gak meledek Park ha, tadi katanya gampang.
Park Ha : Gampang untukmu!
Yi Gak bicara pada kuda itu, kau seekor kuda. Aku adalah manusia. Kau akan menjadi tungganganku.
Yi Gak minta Park Ha duduk dengan nyaman. Jika kau terus saja gemetaran, apa kau pikir kudanya akan suka? Manfaatkan kesempatan ini, jangan takut dan belajarlah dengan baik.
Yi Gak langsung naik ke punggung kuda dan membawa kudanya keluar.
Yi Gak dan Park ha berkuda dengan santai. Yi Gak tanya bagaimana pria yang ditemui Park Ha dalam kencan buta hari ini.
Park Ha : Dia sangat menyenangkan dan baik padaku. Dia tidak mencoba memerintahku melakukan ini itu.
Yi Gak : Oh, benarkah? Lalu apa tipe pria yang kau sukai?
Park Ha : Bukankah aku sudah mengatakan kalau aku menyukai orang yang baik?
Yi Gak : Bukan itu. Apa kau suka pria yang tinggi atau pendek?
Park Ha : Tinggi selalu bagus.
Yi Gak : Kau suka pria yang berambut panjang atau pendek?
Park Ha : Rambut pendek lebih baik daripada panjang.
Yi Gak : Matanya?
Park Ha : Tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
Yi Gak : Lalu, hidung? Mulut?
Park ha tidak menjawab. Yi gak mendesaknya, jawab aku.
Park Ha kesal, apa aku harus menjawab kalau kau tanya? Yi Gak berkata jawab, jika aku bertanya.
Park Ha tidak mau. Yi Gak tanya apa Park Ha menolak menjawab?
Park Ha : Ya!
Yi Gak memacu kudanya untuk membuat Park Ha takut.
Tae Mu menunggu Se Na di lokasi pertunjukan musikal. Se Na baru datang setelah pertunjukan usai. Ia melihat Tae Mu menunggunya dan menghela nafas.
Tae Mu kecewa, kenapa kau baru muncul sekarang.
Se Na : Apa kau tidak berpikir kalau aku tidak akan datang? Kenapa kau tidak pulang saja?
Tae Mu : Aku mempertaruhkan segalanya untukmu, jadi bagaimana aku bisa menyerah dan pergi. Aku akan menunggu sepanjang malam.
Aku lapar sekarang, kau harus tanggung jawab.
(Tae Mu cute disini hahaha...)
Tae Mu makan malam bersama Se Na. Ponsel Tae Mu berdering tapi Tae Mu tidak mengangkatnya. Itu dari ayahnya.
Tae Mu : Ini pertama kalinya aku tidak mematuhi ayahku. Aku menghianatinya. Ayah mungkin akan membuangku. Aku sudah mempertaruhkan segalanya padamu, Se Na. Jika aku melakukan ini untukmu, apa kau pikir aku sudah berubah?
Se Na : Jika kau mempertaruhkan segalanya untukku lalu kau dikhianati, apa yang akan kau lakukan?
Tae Mu : Jika itu terjadi, aku akan kehilangan ...segalanya. Aku akan kehilangan semuanya.
Se Na : Itu menakutkan.
Tae Mu : Aku tidak akan membiarkanmu lari.
Tae Mu mengulurkan gelas anggurnya dan toast dengan Se Na.
wew...scary couple.
Paginya, Se Na masuk ke lift dan Yi Gak memanggilnya, Sekretaris Hong! Yi Gak ikut naik lift bersama Se Na.
Park Ha menghadap Nenek. Nenek tanya bagaimana kondisi di rumah. Park Ha berkata karena bantuan Presdir semua berjalan lancar.
Nenek tanya kemana Park Ha dan Tae Yong semalam. Park Ha berkata mereka bicara diluar dan ternyata kelamaan, ia minta maaf.
Nenek : Kau seharusnya lebih berhati-hati mulai sekarang.
Park Ha mengiyakan.
Nenek berkata ia sebenarnya tidak suka kalau Tae Yong ingin tinggal sendiri, aku tidak suka Tae Yong tinggal di apartemen atap, tapi karena kecelakaan itu dan ia tidak bisa ingat jadi aku mengijinkannya tinggal disana agar ia ingat kembali.
Park Ha : Saya tahu.
Nenek tanya apa ada hubungan khusus antara Park Ha dan Tae Yong.
Park Ha : Tidak, tidak sama sekali.
Yi Gak minta Se Na mengajarinya main squash. Se Na bersedia mengajari Yi Gak, bagaimana kalau besok? Yi Gak setuju.
Nenek dan Park Ha masih bicara, jadi Tae Yong-ku tiba2 muncul di rumah atap-mu. Park Ha membenarkan.
Nenek : Dan Tae Yong tidak tahu siapa dirinya sama sekali?
Park Ha : Ya.
Nenek : Tae yong juga tidak pernah mengatakan siapa dia?
Park Ha : Saya tidak tahu siapa dirinya.
Nenek mengangguk dan tetap minta Park ha berhati-hati dalam hubungan pria-wanita. Park Ha mengerti.
Man Bo mengajari Yi Gak main squash lewat video. Mereka lihat Australia Open dan mempelajari semua tekniknya dengan serius.
Tiba2 terdengar bunyi bel. Man Bo punya bel besar yang bunyi saat kopinya siap.
Man Bo ingin mengambil kopinya, tapi Yi Gak memintanya memutar ulang video. Man Bo berkata belnya terus bunyi.
Yi Gak minta Man Bo mematikan saja bel itu, tapi Man Bo berkata ia harus mengembalikan bel ini pada kasir agar dia mematikannya.
Yi gak seperti dapat ide : Benarkah? Hanya mereka yang memanggil yang bisa mematikannya?
Man Bo : Ya.
Yi gak tertarik dan melihat bel itu. Ia pergi ke kasir dan tanya berapa harga bel ini. Ia ingin membelinya.
Buat siapa lagi coba...kalau bukan buat Park ha. Yi Gak terus saja membunyikan bel itu, sampai Park Ha kesal setengah mati.
Park Ha mencoba menyembunyikan bel itu tapi tetap saja bunyi.
Yi gak terus saja menekan bel dari kantornya.
Park Ha tidak tahan lagi dan pergi ke kantor Yi Gak. Apa ini?
Yi Gak tampak senang, oh ini bekerja dengan baik! Bagus..bagus! Kau bisa kembali sekarang. Aku cuma ingin melihat apa alat ini bekerja atau tidak.
Park Ha murka, kalau kau berani mengebelku lagi, aku akan menendang kepalamu. Apa kau ingin kepalamu berdering?
Yi Gak teriak, bicaramu kasar sekali!
Park ha : Aku jelas memintamu untuk mengabaikanku kalau kita sedang kerja.
Park Ha jalan keluar. Yi Gak teriak, Park Ha! bawa ini bersamamu! Park Ha! Kalau kau tidak mendengarku, aku akan melemparmu keluar dari rumah!
Nenek memberikan buku sketsa milik Tae Yong pada Se Na. wow..ada gambar bunga teratai dan kupu-kupu, menarik. Nenek minta Se Na membawa buku itu ke rumah atap. Tapi jangan hanya diberikan begitu saja, kau harus mencari kesempatan untuk bicara dengan Tae Yong, mungkin buku ini bisa membantunya ingat sesuatu.
Se Na mengerti, ia juga harus membawa kimchi dan makanan lain kesukaan Tae Yong.
Se Na pergi ke rumah atap. Ia masuk tapi tidak ada siapapun. Yi Gak belajar squash sendirian.
Se Na menunggu Yi Gak sambil melihat2 gambar sketsa karya Tae Yong. Tiba2 Se Na tertarik dengan inisial E.O yang ada di sebuah lukisan patung Liberty.
Se Na merasa pernah melihat inisial ini sebelumnya.
Se Na masuk ke kamar Park Ha, ia melihat lukisan wajah Park Ha di kartu pos lagi dan membandingkan inisialnya dengan inisial buku sketsa Tae Yong. Yup, persis sama.
Park ha pulang. Ia masuk ke kamarnya dan terkejut melihat Se Na. Apa yang kau lakukan di kamarku? Se Na mendengus, kau lebih licik dari yang kupikirkan.
Park Ha : Berhenti bicara yang aneh2, cepat keluar dari kamarku.
Se Na : Apa kita harus membicarakan, siapa yang lebih licik?
Park Ha : Bicara denganmu membuatku lelah. Jadi tolong keluar, keluar sekarang!
Se Na ingin tahu sejak kapan Park Ha mengenal Tae Yong. Park Ha tidak mengerti.
Se Na : Sejak awal, kau tahu kalau dia adalah cucu Presdir, Yong Tae Yong, ya kan? Kau pura-pura tidak tahu, pura2 manis dan jujur. Membantu orang untuk mendapat kembali ingatannya.
Selama ini, mengharapkan kompensasi yang besar, benar kan?
Park ha : Apa kau gila? Apa kau sudah hilang ingatan? Berhenti bicara omong kosong dan keluar dari kamarku!
Se Na menunjukkan kartu pos itu, lukisan di kartu pos ini...kau seharusnya tidak memamerkannya begitu saja.
Se Na melemparkan buku sketsa Tae Yong ke lantai, ini buku sketsa milik Tae Yong. Jika kau melihat inisial yang ia pakai untuk menandai lukisannya, kau tidak akan bisa membantahnya.
Park ha mengamati dan membandingkan dua inisial itu dan ia terkejut.
Se Na menyeringai, kenapa? apa kau marah karena rencanamu sudah terbongkar? Apalagi ..itu ketahuan olehku. Tanda tangan di buku sketsa Tae Yong dan tanda tangan di kartu posmu, kau tidak bisa membantah kalau keduanya adalah sama, ya kan?
Park Ha bingung, ia masih mencerna bagaimana bisa seperti itu. Terdengar suara panggilan dari luar, Park Ha, dimana? Park Ha!
Park Ha dan Se Na keluar. Presdir dan Bibi Wang datang.
Nenek segera minta kartu pos yang dimaksud. Se Na memberikannya pada Nenek. Nenek dan Bibi Wang terkejut melihatnya, Ini jelas lukisan karya Tae Yong! Omo, Park Ha. Bukankah ini wajahmu?
Nenek : Katakan padaku. Lukisan ini..dimana dan kapan kau mendapatkannya?
Park Ha : Dua tahun lalu, di Amerika.
Nenek marah, kau bertemu Tae Yong dua tahun lalu, dan kemudian kau berkata kau tidak tahu siapa dia?
Park Ha bingung, saya tidak tahu siapa yang memberikan kartu pos ini.
Bibi Wang : Apa itu masuk akal? Lalu siapa yang melukis ini untukmu? Tentu saja, orang yang melukisnya yang memberikan ini padamu.
Park Ha : Tapi itu benar. Saya benar2 tidak tahu.
Nenek : Bahkan dengan ini, kau berkata kau tidak mengenal Tae Yong. Kau membawanya ke rumah atap ini. Kau membuat keluarganya menderita selama 2 tahun. Kau membuat Tae Yong menderita saat dia tidak bisa menemukan jalan ke rumahnya.
Park Ha : Benar, saya benar2 tidak tahu.
Nenek murka ia langsung menampar Park Ha dengan keras. Kau! Gadis jahat! Bibi Wang terkejut dan Se Na tersenyum sinis.
Park Ha terkejut dan bingung sekaligus.
Jadi, sebenarnya Yi Gak datang ke masa kini, untuk menyambung kembali benang merah antara Tae Yong - Park ha? oh so sweet. Karena sebenarnya jodoh Yi Gak adalah Bu Yong. Ini ceritanya mirip Moon-Sun juga. Kembali ke jodoh semula.
Bagaimana sebenarnya akhir kisah Yi Gak yang dibaca Park Ha, apa akhirnya sangat tragis, sampai Yi Gak harus pergi ke masa depan untuk mengubah sejarah? Jangan2 Yi Gak sampai bunuh diri karena sedih dan jodoh Tae Yong juga putus. Kalau Yi Gak pulang ke Joseon dan berjodoh lagi dengan Bu yong, maka Tae Yong juga akan berjodoh dengan Park Ha.
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation.
0 comments:
Post a Comment