Pil Hoon dan Seo Won saling curi pandang. Pil Hoon berusaha menggenggam tangan Seo Won. Seo Won terkejut dan menyingkirkan tangan Pil Hoon. Ia takut kedua rekan mereka terbangun.
Pil Hoon : Jangan kuatir, mereka sudah pingsan.
Pil Hoon mencoba lagi tapi Seo Won menyingkirkan tangan Pil Hoon lagi. Mereka tidak tidur, mereka cuma pura2 tidur!
Keduanya seperti itu terus, sampai mobil mereka hampir keluar jalur. Young Sun setengah terbangun, Gil Ro..
Pil Hoon : Ya?
Young Sun : Konsentrasi menyetir saja.
Pil Hoon : Baik, Asisten Pelatih.
Pil Hoon dan Seo Won saling melotot. Young Sun bergumam, kalian tidak boleh melakukan itu saat aku tidur, aku tidak bisa tidur dengan keributan yang kalian buat. Pil Hoon dan Seo Won langsung diam.
Pil Hoon ngomel, dia berkata Young Sun itu seperti hantu saja. Itu sebabnya sulit mendapatkan suami. Seo Won geli dan memukul Pil Hoon.
Sebaliknya, Do Ha yang pulang bersama Sun Mi dan Won Suk tampak heran dengan sikap Sun Mi. Sun Mi diam saja sepanjang jalan. Bahkan tidak mau melihat ke arah Do Ha.
Pil Hoon mengantar Seo Won pulang dan ingin masuk ke apartemen Seo Won. Seo Won melarangnya.
Pil Hoon berkata ayahnya tidak mengijinkannya pulang. Pil Hoon ingin masuk tapi Seo Won melarangnya. Pil Hoon heran, kenapa? ini bukan pertama kalinya aku masuk ke sana.
Seo Won : Misi kita hampir berhasil dan kita baikan lagi. Aku jadi merasa sangat senang.
Pil Hoon : Lalu kenapa?
Seo Won : Karena aku sangat senang, aku takut tidak akan membiarkanmu pulang.
Pil Hoon senyum-senyum dan merangkul Seo Won. Kita...ikuti insting saja. Ikuti insting.
Seo Won melepaskan diri dari Pil Hoon, kita konsentrasi pada misi saja. Seo Won mengambil tasnya lalu mencium pipi Pil Hoon dan lari, aku pergi.
Pil Hoon surprise. Seo Won melambai di depan pintu apartemen.
Pil Hoon langsung memegang pipinya dan kelihatan sangat bahagia. Hei, aku benar2 tidak punya tujuan.
Seo Won hanya melambai dan masuk ke dalam. Pil Hoon memegang pipinya lagi, ia senang sekali.
Seo Won langsung mengeluarkan dompet foto dan boneka monyetnya dari kardus dan melompat ke tempat tidur sambil memeluk monyet itu.
Monyet itu nyengir ke Seo Won. Hee..
Won Suk berkata ke Do Ha yang kebetulan tugas lembur kalau ia akan ke markas besar untuk memeriksa Jae. Do Ha mengerti. Setelah Won Suk pergi, ia mendekati Sun Mi.
Do Ha : Shin Sun Mi, ada apa denganmu? Kenapa kau bersikap seperti itu tadi?
Sun Mi cuek, ia tidak mau menjawab dan jalan pergi.
Do Ha mencoba telp Direktur Oh tapi tidak ada jawaban. Sun Mi melihat Do Ha. Sun Mi memutuskan untuk bicara pada Do Ha.
Do Ha heran, kau belum pergi? Sun Mi tanya, apa ada yang ingin dikatakan Do Ha kepadanya, sesuatu yang tidak bisa dikatakan pada orang lain. Apa saja.
Do Ha : Tidak ada yang perlu kukatakan.
Sun Mi mendengus, tapi ia memaksakan diri tersenyum, aku akan mendengar apapun yang ingin kau katakan. Tapi kau berkata tidak ada yang dikatakan. Apa kau tahu betapa menyebalkannya itu? Nikmati saja hidupmu. Dasar brengsek.
Sun Mi pulang. Do Ha hanya menghela nafas dan mencoba telp Direktur Oh lagi.
Direktur Oh terbaring di jok belakang mobilnya sendiri. Ada darah di dadanya. Direktur Oh meninggal?
Mi Rae memandanginya, tangannya masih memegang pistol. Mi Rae menyeringai.
Won Suk menunggu Direktur Oh, tapi yang masuk adalah asistennya. Agen itu berkata Direktur Oh mengirim sms dan berkata akan libur hari ini.
Won Suk mengajak agen itu untuk ke ruang interogasi tapi agen itu menolak. Direktur berpesan bahwa dia yang akan melakukan interogasi dan tidak mengijinkan seorang pun masuk ke sana.
Won Suk tetap akan melihat Jae. Agen itu melarangnya. Anda tidak bisa seperti ini, tolong pertimbangkan posisi saya.
Won Suk berkata ia sudah lama sekali berusaha menangkap orang ini dan ia hanya ingin melihat wajah Jae sebelum pergi. Won Suk keluar kantor.
Agen itu menahan Won Suk. Tolong jangan seperti ini. Saya akan dibunuh Direktur besok pagi.
Won Suk : Lepaskan. Kalau tidak, kau akan mati di tanganku hari ini.
Agen itu tetap menahan lengan Won Suk. Won Suk melumpuhkannya, ia memukul perut agen itu. Beberapa agen dan petugas keamanan datang, tapi Won Suk juga berhasil melumpuhkan mereka.
Won Suk marah. Kalian harus tahu ini, kalau Direktur tidak disini, aku yang bertanggung jawab! (Won Suk bisa dikatakan orang ke-2 di NIS)
Won Suk menemui Jae. Jae kelihatan terkejut melihat Won Suk. Won Suk heran, kenapa kau kelihatan sangat senang bertemu denganku? Seolah kau melihat orang yang bangkit dari kematian. (Rencana mereka memang akan membunuh Oh dan Won Suk, jadi Jae heran kenapa Won Suk belum mati wkk)
Jae memaki Won Suk. Won Suk langsung menegurnya, beraninya kau memaki orang yang cukup tua untuk menjadi ayahmu. Sudah berhenti melotot kepadaku, matamu seperti mengeluarkan sinar laser.
Won Suk membujuk Jae, kalau Jae mau bekerja sama, ia akan berusaha mengurangi hukuman Jae.
Jae : Aku akan membunuhmu.
Won Suk tertawa, benarkah? Baiklah. Kalau penyelidikan ini selesai dan kau berhasil keluar dari sini, pastikan kau membunuhku. Tapi aku yakin kalau saat itu tiba, aku sudah mati karena tua.
Won Suk hanya ingin tahu dua hal. Pertama, dimana John J sekarang? Kedua, apa hubunganmu dengan Kim Mi Rae?
Jae : Agen NIS, apa kau punya surat perintah? Aku pernah diberi tahu kalau kalian belum mengeluarkan surat perintah penahanan. Tapi kurasa, dengan tingkat pemikiran rakyatmu yang belum berkembang, meskipun NIS seperti ini, mereka juga tidak bisa melakukan apapun.
Won Suk : Kalau demi keselamatan negara, kami punya hak penuh untuk memeriksa. Itu tidak melanggar hukum. Jadi kau bisa bicara.
Jae menggelengkan kepala dan bicara dalam bhs Ing, so stupid. Don't u know Korean? You want me to speak in English?
Won Suk : Apa? Apa yang dikatakan anak brengsek ini? Bicara dalam bahasa Korea! Dimana John J?
Jae : Pria yang meninggal waktu itu, apa dia saudaramu? atau dia orang tuamu atau apa? Kenapa kau sangat marah?
Won Suk terdiam. Ia tidak menduga Jae menyinggung masalah di Thailand.
Do Ha ingin menyelidiki komputer Pil Hoon. Ia membuka file2 Pil Hoon. Tiba-tiba Pil Hoon datang. Do Ha segera mematikan monitor, dan merapikan buku2 Pil Hoon.
Pil Hoon terkejut melihat Do Ha berdiri di dekat mejanya. Apa yang kau lakukan di mejaku?
Do Ha sempat menyambar mug Pil Hoon, kau seharusnya membereskan mejamu. Kalau kau meninggalkan mug kotor di meja, ini akan mencemari kantor.
Pil Hoon : Aku tidak tahu kalau kau juga membersihkan meja orang.
Do Ha berkata ini karena ia tugas lembur. Pil Hoon jadi geli, kau ternyata lebih lembut dari yang kelihatan. Kau bahkan mencuci gelas juga?
Do Ha tanya kenapa Pil Hoon ke kantor. Pil Hoon berkata ia takut Do Ha bosan, jadi karena mereka rekan satu tim, ia ingin lebih dekat dengan Do Ha.
Do Ha : Kita sudah lumayan dekat, apa kita perlu lebih dekat lagi?
Pil Hoon mengulurkan tangan dan ingin bersahabat, kita masih harus menangkap beberapa orang lagi jadi lebih baik kita baikan.
Tapi Do Ha menolaknya, ayahmu ada di daftar orang yang harus kita tangkap. Kita tidak bisa berjabat tangan. Do Ha memberikan mug Pil Hoon, cuci gelasmu sendiri.
Pil Hoon berkata ini sebabnya Do Ha tidak punya teman. Ia jalan ke tempat duduknya tanpa mencuci mug. Pil Hoon mencoba membuka file rahasia lagi tapi gagal.
Won Suk tanya siapa nama Jae. Jae menyeringai, ini semakin menyenangkan. Aku ingin tahu apa yang akan terjadi kalau kau tahu siapa namaku.
Pil Hoon mencoba membuka file rahasia. Do Ha tidur di lantai atas. Pil Hoon mencoba memasukkan password tapi gagal lagi.
Do Ha membuka matanya dan mengecek laptopnya. Ia terkejut saat tahu Pil Hoon berusaha meng-hack server NIS. Do Ha langsung sms Direktur Oh, Han Gil Ro mencoba meng-hack sistem NIS.
Mi Rae mengambil gambar Direktur Oh yang terbaring di mobilnya.
Hari sudah pagi tapi Won Suk masih ada di ruangan interogasi. Ia merentangkan tangan melemaskan badannya. Jae komen, bukankah menyiksanya akan jauh lebih mudah daripada ini? Itu keahlian NIS kan?
Won Suk : Tidak ada yang melakukan itu lagi sekarang. NIS itu organisasi yang bermartabat.
Jae : Bermartabat? Orang bermartabat tidak akan melakukan apa yang kalian lakukan. Kalian sama sekali tidak berkedip saat menghancurkan hidup seseorang. Kalian melakukan apa yang ingin kalian lakukan dengan alasan demi keselamatan negara. Negara apa yang kalian bicarakan ini? Tanah air apa yang kalian maksudkan? Aku juga pernah...menjadi warga negara negara dan tanah air itu.
Won Suk : Baiklah, itu artinya kau pernah hidup di Korea. Berapa tahun usiamu saat kau meninggalkan Korea?
Jae : Saat kami membunuh Choi Dae Sang di Thailand, kami seharusnya juga membunuhmu. Tapi kau menyingkirkan mayatnya dan melarikan diri, ya kan? Kalian ini benar2 menggelikan. Kau bisa membuang semuanya demi mencapai tujuanmu.
Apa yang begitu penting yang harus kau lindungi itu, sampai kau harus meninggalkan rekan kerjamu sendiri?
Won Suk pasti sangat terguncang tapi ia kelihatan tenang dan tanya apa Jae ada di Thailand saat itu.
Jae menjawab, ia juga membunuh seorang lagi. Orang brengsek yang terbang ke Thailand bersamamu itu. (maksudnya Agen Kim Seong Jun)
Kali ini Won Suk kelihatan marah. Ia berdiri dengan kasar sampai bangkunya jatuh. Jae ketawa.
Pil Hoon menjemput Seo Won dan berkata mulai saat ini, ia ingin mereka berangkat dan pulang bersama.
Pil Hoon juga membawakan sarapan untuk Seo Won. Seo Won senang sekali. Ia tanya dimana Pil Hoon tidur semalam. Pil Hoon tidak mau memberi tahu Seo Won.
Seo Won : Baiklah.
Pil Hoon jadi heran, kau tidak ingin tahu dimana aku tidur semalam?
Seo Won : Bukannya kau tidak mau memberitahuku?
Pil Hoon : Aku tidak memberi tahu dirimu karena aku tidak ingin kau cemas.
Seo Won : Kalau kau ingin mengatakannya padaku, katakan saja.
Pil Hoon tidak mau. Seo Won tidak tanya lagi, ya sudah. Ia sibuk makan roti. Pil Hoon protes, kenapa Seo Won tidak ada ketertarikan kepadanya. Apa kau senang kalau aku tidur dimana saja? Kau tidak peduli? Kau bahkan tidak ingin tahu?
Seo Won tidak menjawab, ia menyuapkan roti ke mulut Pil Hoon, makan saja.
Pil Hoon menggigit roti, bagaimana kau bisa makan di saat seperti ini?
Seo Won memberikan jus untuk Pil Hoon. Minumlah. Pil Hoon minum sedikit dan protes lagi, bagaimana kau bisa minum sekarang?
Seo Won tanya, enak tidak? Pil Hoon mengunyah, enak juga. wkk mereka ini.
Seo Won mengajukan aturan, Aturan 1, Saling mempercayai meskipun tidak ada yang dikatakan.
Pil Hoon mengangguk. Baiklah.
Sampai di kantor, Seo Won minta Pil Hoon menunggu 10 menit, ia akan masuk lebih dulu.
Pil Hoon : Kenapa?
Seo Won takut orang akan curiga kalau mereka datang bersama. Pil Hoon ketawa, siapa yang peduli kalau mereka curiga?
Seo Won : Aturan ke-2. Jangan sampai ketahuan kalau kita kencan di kantor.
Pil Hoon tidak mengerti kenapa ada banyak sekali aturan, apa ini training tentang kencan?
Seo Won menjawab dengan : Aturan ke-3, dengarkan baik-baik apa yang kukatakan.
Pil Hoon setuju baiklah. Seo Won langsung lari, aku masuk duluan. Pil Hoon protes, kalau begitu aku bisa terlambat!
Ayah berkata ia tidak akan ke pertanian lagi karena harus menghadap Dewan Kota untuk mengajukan proposal eco-villagenya. Min Ho datang minta makan pada Ibu. Ibu marah2.
Min Ho membujuknya dan mulai membual akan merawat ibunya kalau sudah tua. Ibu kesal dan mengancam akan menyiksa istri Min Ho kelak. Min Ho berkata nanti ia tidak akan menikah dan ibu harus masak terus untuknya. Ibu marah dan mengusir Min Ho.
Ibu ingin Ayah memikirkan pertanian. Ayah mengerti tapi menurutnya pertanian sudah tidak begitu penting lagi. Ayah ingin memelihara rusa di tanahnya.
Young Sun bicara dengan Seo Won, ia yakin Won Suk akan mendapatkan sesuatu dari Jae. Sun Mi mendekat dan ingin bicara tapi terpotong dengan kedatangan Pil Hoon.
Pil Hoon memberi salam dengan cerah ceria, Selamat Pagi!
Young Sun langsung menegurnya, apa ini, kenapa kau terlambat?
Pil Hoon mengecek jam, ia cuma terlambat 10 menit.
Young Sun tidak mau tahu, apa kau tahu nasib negara bisa berubah dalam 10 menit? kalau kau terlambat lagi, mati kau! ayo buat kopi.
Semua agen ikut pesan kopi pada Pil Hoon. Seo Won hanya bisa melihat ke arah Pil Hoon dengan wajah bersalah. Pil Hoon cemberut ke Seo Won.
Young Sun tanya apa yang ingin dikatakan Sun Mi. Tapi Sun Mi berubah pikiran dan berkata tidak ada apa-apa.
Seo Won memberikan daftar aturan lagi pada Pil Hoon. Pil Hoon membaca yang no. 4 tidak marah lebih dari dua kali dalam sehari. Pil Hoon menoleh, yang benar? bukannya kau yang selalu marah padaku?
Aturan ke-5, tanpa ijin dari Seo Won, Pil Hoon tidak boleh datang ke rumahnya. Pil Hoon langsung menolak.
Seo Won berkata kalau tidak mau, Seo Won bahkan tidak akan memegang tangan Pil Hoon.
Pil Hoon : Aturan itu, harus didiskusikan dulu sebelum diputuskan jadi aturan. Ini artinya kau memaksakan perintah.
Seo Won : Ini yang kuinginkan, tapi kau tidak bisa melakukannya demi aku? Aku akan mengikuti aturanmu juga.
Pil Hoon : Baiklah. Aturan pertama, tidak berbohong.
Seo Won tidak bisa melakukannya karena ada saatnya ia tidak punya pilihan. Seo Won tanya apa Pil Hoon bisa tidak bohong kalau sedang menjalankan misi rahasia?
Pil Hoon : Baiklah, aku batalkan yang itu. Aturan baru No. 1, katakan password rumahmu.
Seo Won : Tidak bisa.
Pil Hoon : Kenapa? kedua orang tuamu dan adik iparku tahu.
Seo Won mendengus, siapa yang kau sebut adik ipar itu. Pil Hoon protes, kenapa cuma aku yang tidak tahu.
Pil Hoon mencoba membujuk Seo Won, coba dengarkan aku. Kalau tiba2 kau jatuh sakit dan pingsan di dekat pintu, dan kau tidak punya kekuatan untuk telp siapapun. Kau juga tidak bisa membukakan pintu, dalam keadaan seperti itu..aku perlu tahu password pintu apartemenmu. Agar aku bisa menggendongmu ke RS.
Seo Won ketawa, itu konyol sekali. Tidak ada yang seperti itu. Pokoknya Seo Won tidak bisa memberikan kode rumahnya. Seo Won tanya bagaimana dengan dokumen ayah Pil Hoon, apa yang akan kau lakukan dengan itu?
Pil Hoon : Kenapa tiba2 menyinggung masalah itu?
Seo Won meminta dokumen itu pada Pil Hoon. Pil Hoon tanya apa ada yang memerintah Seo Won. Ketua Tim? Atau Asistennya? mereka ingin menggunakan trik ini agar mendapatkan dokumen itu?
Seo Won : Bukan. Aku memang menginginkannya. Ini demi kita berdua. Karena saat aku menyelidiki ayahmu, aku tidak yakin apa aku bisa melihat ke arahmu dengan jujur.
Aku selalu merasa tidak enak padamu atas apa yang aku lakukan. Apa aku bisa ketawa dan bicara bersamamu sementara aku melakukan itu?
Seo Won ingin menyelesaikan masalah ini agar hubungan mereka bisa berjalan lancar. Pil Hoon tidak setuju, masalah mereka dan masalah ayahnya itu berbeda. Tidak ada hubungannya.
Seo Won : Aku tahu kau mungkin takut kalau ternyata ayahmu adalah penjahat. Seperti apa kau mencintai ayahmu, aku juga akan melakukan hal yang sama. Kita akan selesaikan masalah ini bersama.
Pil Hoon : Kau benar2 menganggap ayahku seburuk itu? Aku akan membuktikan kalau ayahku tidak bersalah.
Seo Won : Apa kau sudah bertanya pada ayahmu? Apa..hubungannya dengan John J? Aku tahu kau belum tanya, karena kau takut kalau ayahmu akan mengatakan bahwa ia bekerja sama dengan John J.
Pil Hoon berusaha menjelaskan, dokumen itu tidak berisi apapun yang menunjukkan hubungan ayahnya dengan John J. Pil Hoon tidak suka Seo Won menyinggung masalah itu sementara mereka duduk dan bicara soal hubungan mereka.
Pil Hoon tidak mau Seo Won menyinggungnya lagi. Baik soal ayahnya maupun dokumen itu. Pil Hoon pergi.
Seo Won memanggilnya. Pil Hoon menoleh : Aku tidak peduli dengan aturan2 itu. Cinta bukan tentang mematuhi peraturan. Tapi mengikuti kata hati.
Manager Ma bicara dengan asisten Park, setelah Presdir mengusir putranya yang tidak bisa kerja dan Direktur Kim Mi Rae yang selalu bersikap arogan, sekarang tinggal siapa lagi di kantor ini kalau bukan dirinya. Asisten Park minta Manager Ma tidak melupakan dirinya.
Polisi datang dan tanya dimana mereka bisa bertemu Presdir Han. Manager Ma mengantar polisi itu ke kantor Presdir.
Han Joo Man berusaha telp Kim Mi Rae, tapi Mi Rae tidak mengangkatnya.
Polisi menemui Han Joo Man.
Jae menolak makanan yang diberikan NIS. Won Suk tidak mengerti, apa sebenarnya yang diprotes oleh Jae. Jae berkata meskipun ia harus mati kelaparan, ia tidak akan makan makanan dari NIS.
Asisten Direktur masuk dan berbisik ke Won Suk. Won Suk harus keluar. Ia berkata ke Jae, makanan itu dari pembayar pajak, makanlah dengan rasa terima kasih. Keduanya keluar. Jae murka dan membuang makanan itu.
Polisi minta Han Joo Man ikut mereka ke kantor polisi. Dengan setengah memaksa. Presdir Han menolak. Temanku itu Jaksa.
Seorang Polisi tiba2 mendapat telp dari "atas" dan tiba2 ia minta maaf pada Presdir Han. Maafkan kami, ini salah paham. Permisi.
Presdir Han terduduk di mejanya, ia menghela nafas lega.
Won Suk menemui...Direktur Oh? what? jadi dia tidak jadi mati? yah..kecewa. Wkk
Won Suk tanya apa liburan Oh menyenangkan? Won Suk berkata ia hanya melihat Jae sekilas dan tidak melakukan interogasi.
Oh diam saja. Won Suk menunduk, saya minta maaf.
Oh buka suara, Won Suk..kau tahu kalau aku menyayangimu kan? (what?)
Won Suk : Tentu saja saya tahu. Saya..juga menyayangi anda Direktur.
Oh minta Won Suk tidak memanggilnya Direktur, tapi panggil Jin Chul saja. Won Suk ketawa, ia tidak bisa melakukan itu. Lalu ia benar2 memanggil nama Oh. Jin Chul.
Oh ketawa, itu lebih baik. Keduanya ketawa. Won Suk berkata ia sudah memasukkan Kim Mi Rae dalam daftar wanted, dan Han Joo Man juga akan dibawa. Mereka tinggal mengaitkan dengan Park Dong Gyul dan kemudian kita bisa mendapatkan JJ.
Oh : Won suk, kau percaya padaku kan?
Won Suk : Selain percaya pada bangsa dan negara, saya paling mempercayai anda.
Oh berkata ia yang akan mengurus semuanya dan minta Won Suk pergi. Ia sudah mengeluarkan Kim Mi Rae dari daftar pencarian dan membatalkan perintah penangkapan untuk Han Joo Man.
Won Suk terkejut. Ia tidak percaya ini. Oh berkata file yang dicuri juga palsu. Oh sudah berencana melepas kasus ini. Mereka tidak punya apapun untuk menahan orang2 itu.
Won Suk : Lalu bagaimana dengan orang yang kita tangkap?
Oh akan mengurus masalah itu. Won Suk protes, orang itu ada di lokasi saat Senior Choi dan Seong Jun terbunuh. Ia bahkan sudah mengakuinya!
Oh : Aku akan mengurusnya, jadi jangan mendekatinya. Bersiaplah menutup kasusmu dan membubarkan tim-mu. Apa kau tidak mau ke Amerika?
Won Suk tidak percaya, ia ingin mengawal kasus ini sampai akhir. Penjahat itu membunuh pelatih dan rekan saya! Oh hanya berkata ia akan mengurusnya. Pergilah.
Won Suk : Baiklah. Karena anda meminta saya pergi, saya akan pergi. Tim saya membutuhkan satu minggu untuk istirahat dan satu minggu lagi untuk mengurus laporan. Setelah itu saya akan membubarkan tim. (oh untuk ep 17-20 ya..wkk)
Won Suk jalan keluar. Oh juga kelihatan kesal dan membanting dokumennya.
Flashback, Oh sadar dan keluar dari mobil. Ia menyadari ada darah di tangan dan jaketnya. Lalu Kim Mi Rae muncul sambil mengarahkan pistol pada Oh, aku akan memberikan pilihan. Mau mati sekarang juga atau kita bisa membuat kesepakatan?
Kembali ke masa kini, Oh melihat Won Suk dari tirai jendelanya. Ia kelihatan serba salah.
Won Suk menyempatkan diri menemui Jae. Ia melihat makanan di lantai. Won Suk mengambil baki makanan dan menarik rambut Jae. Sampah seperti kau ini tidak punya hal membuang uang pajak masyarakat. Won Suk pergi dengan marah. Tapi ia membawa baki dan ada rambut Jae di tangannya.
Seo Won menunjukkan laporan bank yang mereka miliki. Ia menjelaskan, mereka membutuhkan rek itu untuk memeriksa apa ada transaksi lain yang mencurigakan.
Pil Hoon : Kita sudahi saja.
Seo Won minta Pil Hoon membalik halaman berikutnya. Seo Won menjelaskan, ada 5 Miliar Won ditransfer atas nama Pil Hoon dan masuk ke rek ayahnya. Pil Hoon tidak mau mendengar, ia berdiri dan tanya apa ada yang ingin kopi. Young Sun menyuruh Pil Hoon duduk, selesaikan saja pekerjaanmu.
Pil Hoon tidak mau menjawab dan berkata mereka harus mengurus pekerjaan masing2. Ia harus mengurus persediaan kosmetik. Pil Hoon pergi.
Sun Mi akhirnya lapor ke Won Suk bahwa Do Ha memberikan informasi secara rahasia pada Direktur Oh tentang apa yang mereka kerjakan.
Young Sun dan Won Suk terkejut. Young Sun bahkan tampak kecewa, wow..aku percaya pada Do Ha.
Won Suk tanya dimana Do Ha sekarang. Sun Mi berkata Do Ha lembur semalam, jadi sekarang ia libur. Young Sun ingin Won Suk memindah Do Ha ke tim lain. Sun Mi setuju.
Won Suk menghela nafas, dengarkan baik-baik. Direktur memerintahku untuk menutup kasus dan membubarkan tim.
Young Sun terkejut, bagaimana dengan Kim Mi Rae dan JJ? Won Suk tidak tahu, tapi ia berusaha mendapatkan waktu 2 minggu untuk menangkap penjahat itu sebelum waktunya habis.
Young Sun : Bagaimana kalau Direktur tahu?
Won Suk : Kita bisa memanfaatkan Kong Do Ha. Katakan pada semuanya kalau kita akan liburan dan bekerja diam-diam. Kalau Do Ha lapor itu pada Direktur, Direktur akan merasa tenang.
Kita gunakan waktu itu untuk menyelesaikan pekerjaan.
Sun Mi : Anda ingin ...memanfaatkan Do Ha?
Won Suk : Kalau kita memberikan informasi palsu pada Do Ha, itu akan mempermudah kita.
Won Suk memerintah Young Sun memberikan perintah secara pribadi pada setiap agen. Untuk tetap mencari Kim Mi Rae. Pastikan Seo Won mendesak Gil Ro sampai akhir untuk mendapatkan dokumen itu darinya.
Won Suk minta Sun Mi terus lengket pada Do Ha dan sengaja memberikan info palsu pada Do Ha. Sun Mi terkejut, saya? itu..
Won Suk : Jangan bilang kau tidak bisa melakukannya. Kasus ini adalah milik tim kita. Kita tidak akan melepaskannya sampai kita menangkap penjahat itu.
Won Suk memberikan baki dan beberapa helai rambut milik Jae yang tadi direnggutnya. Won Suk minta Young Sun memeriksa DNA-nya. Young Sun mengerti. Won Suk pergi.
Young Sun mendekati Sun Mi dan tanya, kau bisa melakukannya. Ya kan? Sun Mi menjawab, dalam pekerjaan kita, tidak ada jika dan tapi. Hanya ada hal-hal yang harus kita lakukan dan hal-hal yang tidak seharusnya kita lakukan.
Young Sun lega, aku yakin kau bisa melakukannya. Sun Mi mengangguk. Kong Do Ha si brengsek itu, saya sudah bilang sejak awal kalau dia itu penghianat, ya kan?
Seo Won mengajak Pil Hoon ke cafe (Pil Hoon minum apa sih, kelihatannya seger, campuran pepsi biru dengan jeruk atau soda atau apa ya wkk) Seo Won mencoba mengajak Pil Hoon nonton film atau makan malam. Tapi Pil Hoon tahu pasti ada udang dibalik rempeyek.
Pil Hoon berkata kalau ia ingin bertemu Seo Won, alasannya cuma satu, yaitu ia kangen dengan Seo Won. Tapi kalau Seo Won yang ingin ketemu, pasti ada yang ingin diketahui Seo Won soal ayahnya.
Seo Won : Kalau aku berkata aku rindu padamu, apa kau percaya?
Pil Hoon : Buatlah aku percaya, jadi tanpa aturan2 itu aku tetap percaya kalau kau itu sungguh2.
Seo won : Lalu apa yang harus kulakukan? Aku benar2 merindukanmu. Tapi orang yang harus kuselidiki adalah ayahmu.
Pil Hoon menatap Seo Won dalam2 dan berkata, kalau begitu kita tidak perlu ketemu untuk sementara waktu. Seo Won protes, kenapa begitu mudah mengatakan kata2 itu.
Pil Hoon : Tidak mudah mengatakan itu kepadamu. Baik soal aku menyukaimu atau aku mengajakmu putus. Meskipun aku yakin, itu mudah bagimu.
Seo Won mengaku, ia sebenarnya takut hidup di dunia ini. Kalau ia tidak punya satu tujuan atau mengikuti satu aturan, ia merasa pasti hidupnya akan kacau. Tidak ada satu saatpun, dan satu orang pun yang mudah bagiku. Dan diantara itu semua, kau yang paling sulit bagiku.
Saat ini, aku benar2 ingin semuanya jadi lebih mudah. Jadi, hanya untuk satu orang aku ingin merasa tenang berada dalam pelukannya.
Seo Won minta maaf sudah mengajak Pil Hoon bertemu. Ia jalan pergi.
Do Ha masuk kantor dan heran karena tidak ada orang, tinggal Sun Mi. Ia tanya dimana semua orang. Sun Mi berubah sikapnya, ia jadi ramah dan berkata semua libur seminggu lalu akan membuat laporan dan tim kita akan dibubarkan.
Ketua Tim pergi ke jimjilbang dan Asisten Pelatih pergi kencan. Kau lembur kan seminggu ini?
Do Ha membenarkan. Sun Mi menepuk bahu Do Ha, kalau begitu selamat lembur, aku akan mengirim makan siang besok. Bye.
Do Ha hanya geleng kepala dengan sikap Sun Mi. Lalu ia lapor ke Oh. Direktur Oh tidak percaya begitu saja, ia tetap minta Do Ha mengecek semua yang dilakukan Won Suk dan mendapatkan dokumen dari Gil Ro sebelum Won Suk dll mendapatkannya.
Flashback, Mi Rae mengancam Oh dan minta NIS membebaskan Jae. Oh menolak, meskipun ia menghargai nyawanya. Ia tidak akan membebaskan penjahat yang sudah ditangkap NIs begitu saja.
Mi Rae memberikan disk yang isinya daftar mata2 korporat WPA yang saat ini bekerja di Jepang dan Cina. Jika kau bisa mendapatkan ini, aku yakin NIS akan menjadi dinas rahasia terbaik di Asia.
Oh : Kalau ini benar, aku mungkin bisa membebaskannya.
Mi Rae memberikan beberapa disk lain yang isinya profile mata-mata AS dan Eropa yang saat ini bekerja di Korea. Jika kau bisa mendapatkan ini, maka kau akan jadi legenda. Kau mungkin akan tercatat dalam sejarah sebagai mata-mata terbaik yang pernah ada.
Oh : Syaratnya?
Mi Rae : Nama orang yang datang denganmu di resort ski waktu itu.
Oh : Kalau itu aku bisa mengatakannya padamu, nama itu juga nama alias. Kim Won Suk.
Mi Rae : Kim Won Suk...aku menginginkan nyawanya.
Oh terkejut mendengarnya.
Kembali ke masa kini. Oh mendapat laporan dari asistennya, isi file itu memang daftar mata2 lengkap dengan profile mereka. Jadi kalau mereka memberikan file ini pada Jepang atau Cina, mereka bisa menukarnya dengan apa saja yang mereka inginkan.
Ini adalah hal yang sangat besar, saya rasa kita perlu melaporkannya pada dewan dan anda harus membuat keputusan.
Oh memerintah asistennya untuk menghapus semua file dan laporan. Lalu membebaskan Jae besok pagi.
Sun Mi minum sendiri, ia tampak tertekan. Sun Mi membuka kaleng bir ke-3nya. Astaga anak ini..
Seo Won makan malam sendiri. Nasi instan, kimci dan sayuran. Sederhana sekali.
Pil Hoon muncul, ia membawakan makan malam untuk Seo Won, kau belum makan kan? Seo Won berkata belum. Pil Hoon jelas kelihatan ingin diundang masuk, tapi ia tidak berani tanya apa boleh masuk. Pil Hoon berkata akan pergi. Seo Won mengiyakan.
Setelah pintu ditutup, Pil Hoon kelihatan kesal. Seo Won membuka kotak makan malamnya, isinya ternyata sushi yang mahal. Seo Won takjub melihatnya. Ada dua pasang sumpit di dalam kotak, Seo Won menghela nafas. Ia tahu Pil Hoon sebenarnya ingin makan malam bersama.
Pil Hoon tiba2 telp lagi, ia belum pulang dan masih di halaman apartemen. Pil Hoon tanya apa ada jahe dalam sushi.
Seo Won menemukan jahe, tapi ia berkata tidak ada. Pil Hoon senang, tidak ada? baiklah tunggu sebentar.
Pil Hoon membelikan jahe untuk Seo Won. Pil Hoon menahan diri lagi untuk tidak tanya apa boleh masuk ke dalam. Ia berkata akan pergi. Seo Won berterima kasih untuk makan malamnya.
Seo Won mengamati dua pasang jahe dan wasabinya lalu geleng kepala. Seo Won memutuskan menikmati sushinya saja. Tapi saat ia hampir memasukkan udang ke mulutnya...
Pil Hoon telp lagi dan tanya apa ada kecap asin dalam paket.
Seo Won berbohong : Tidak ada.
Pil Hoon : Tidak ada?! baiklah, tunggu sebentar.
Kali ini Pil Hoon membawakan kecap asin sebotol besar. Seo Won mendengus, apa ini? Pil Hoon langsung berkata akan pergi.
Seo Won kesal : Katakan padaku kau mau kemana dan dimana kau tidur malam ini! Aku sudah punya sumpit, wasabi, dan kecap asin. Lalu kau mau telp aku untuk tanya apa lagi kali ini? Apa kau akan terus datang dan pergi seperti ini sepanjang malam?
Pil Hoon : Kenapa kau marah?
Seo Won : Apa kau tidak marah? Lalu untuk apa kecap asin ini? Apa kau memintaku mencelupkan sushi ke sini atau meminumnya seperti soda? Meskipun harus merendam semuanya ke dalam sini, tidak akan sampai setengahnya.
Kau tahu aku tidak minta hal-hal seperti ini.
Pil Hoon : Aturan ke-4, jangan marah lebih dari 2 kali dalam sehari.
Seo Won : Aturan apanya, apa kau ini bodoh? Tidak ada aturan dalam cinta. Terserah, kau mau pulang dan tidur di rumah, atau tekan saja 042834 bintang dan masuk saja!
Seo Won membanting pintunya. Pil Hoon tertegun lalu nyengir lebar, berarti Seo Won mengundangnya masuk ke apartemen. Hee..
Untung ingatan Pil Hoon lumayan. Ia bisa mengingat password Seo Won dengan cepat. Pil Hoon jalan masuk. Seo Won sudah siap menyuapi Pil Hoon dengan sushi. Pil Hoon tidak menggubrisnya dan langsung memeluk Seo Won.
Mereka makan sushi bersama. Pil Hoon ingin tahu keadaan ibu Seo Won, ia ingin menyanyi lagi untuk ibu Seo Won. Seo Won geli. Pil Hoon tanya apa adik iparnya tidak akan liburan lagi. Seo Won protes, kenapa adikku adalah adik iparmu? Pil Hoon mendekat dan ingin mencium Seo Won.
Seo Won menyuapkan sushi ke mulut Pil Hoon. Pil Hoon kesal sekali, kenapa kau tidak mengijinkanku melakukan apapun?
Gangguan berikutnya tiba. Sun Mi tiba2 muncul. Pil Hoon awalnya mengira itu Kong Do Ha, lalu ia mendekat ke monitor dan terkejut, ah itu Sun Mi (hehe..dua orang itu wajahnya memang mirip kalau dari jauh.) Seo Won segera menekan interkom dan minta Sun Mi menunggu sebentar.
Seo Won memaksa Pil Hoon masuk ke lemari. Pil Hoon protes, tapi percuma, Seo Won bertekad merahasiakan hubungan mereka dari rekan kantor. Aturan ke-2, no.2.
Seo Won membuka pintu. Sun Mi datang dengan dua kantung besar bir dan soju. Seo won heran, kau habis minum ya? Sun Mi nyengir, ya ..sedikit. Tidak, aku minum banyak. Aku ingin minum bersamamu.
Seo Won : Baiklah, apa kita keluar untuk minum saja?
Sun Mi tiba2 menangis, Seo Won...! Ia menangis tersedu-sedu.
Setelah Sun Mi tenang, Seo Won memberinya minum jus. Sun Mi tanya bagaimana Seo Won bisa tahan. Saat harus berbohong pada Gil Ro demi tugas.
Seo Won menjelaskan, Seseorang bertanya pada salah satu pilot yang menjatuhkan bom atom di Jepang. Bagaimana ia bisa mendapat tugas itu dari semua pilot pesawat tempur yang ada. Apa ia pernah memikirkan itu. Tentara itu menjawab ia tidak pernah memikirkannya dan hanya menjalankan tugas.
Tapi ia sebenarnya membenci tugas ini karena ia tidak suka bohong, karena aku benar2 menyukai Gil Ro.
Sun Mi mirip Do Ha kalau seperti ini hehe. Do Ha cewek. |
Seo Won : Aku juga harus menahan luka sama seperti yang diderita Gil Ro.
Seo Won sengaja mengambil kesempatan ini untuk menjelaskan pada Pil Hoon yang sembunyi di dalam lemari.
Sun Mi : Kau benar2 menyukainya. Lalu sekarang bagaimana apa kalian putus?
Seo Won menoleh ke arah lemari. Sun Mi yakin mereka putus. Pil Hoon menghela nafas di dalam lemari. Seo Won menolak menjawab dan mengajak Sun Mi minum.
Seo Won menuang soju. Tapi Sun Mi menuang soju ke dalam gelas besar dan mencampurnya dengan bir, ia membuat bomb soju. Seo Won langsung tahu ada masalah serius. Ada apa? Ada sesuatu dengan Do Ha?
Sun Mi menyangkal kalau ini masalah Do Ha. Sun Mi berkata ia hanya ingin bertemu Seo Won, karena Seo Won menakutkan, bisa dikagumi dan tampak sedih, itu sebabnya ia datang.
Sun Mi memberikan soju bomb itu ke Seo Won. Seo Won melarang Sun Mi melakukannya. Apapun itu, jangan lakukan. Meskipun itu demi kepentingan negara, jika itu akan menyakiti seseorang yang tidak bersalah, jangan lakukan itu.
Sun Mi : Bagaimana kalau orang itu bukan tidak bersalah?
Seo Won : Kau yang akan terluka.
Sun Mi berkata itu adalah realita, jika kau ingin mendapat hal yang besar kau harus mengorbankan sesuatu yang kecil.
Seo Won : Kitalah hal yang lebih besar itu, bukan yang sebaliknya. Kita tidak bisa mengijinkan yang sebaliknya terjadi.
Sun Mi berkata Seo Won tetap melakukannya. Seo Won membenarkan, dan itulah sebabnya aku melarangmu melakukannya.
Meskipun kau mencintai orang itu, kau harus terus memohon padanya agar ia mempercayaimu. Dan kau harus terus menangis memohon mereka untuk mempercayaimu.
Seo Won jadi terbawa perasaan dan menangis. Sun Mi berkata ia tidak akan seperti itu. Mengapa aku harus memohon? Kenapa dari semua orang, aku yang dipilih?
Sun Mi jadi marah dan telp Young Sun. Ayo kita ajak dia minum. Seo Won senang dan ingin mengajak Sun Mi keluar menjemput Young Sun untuk minum. Ternyata Sun Mi telp Young Sun dan mengajaknya ke rumah Seo Won.
Pil Hoon mengeluh dalam hati. Seo Won tidak bisa berkutik. Kasihan Pil Hoon. Ia harus mendekam di lemari.
Min Ho ikut makan bersama orang tuanya, ia heran kenapa banyak sekali daging sapi di rumah mereka. Ibu menyinggung soal pekerjaan untuk Min Ho. Min Ho berkata meskipun ia tidak kerja, kakak iparnya akan menjaminnya. Ayah dan Ibu terkejut, kau sudah bertemu Gil Ro? Min Ho membenarkan, ia keceplosan bicara dan berkata ia hampir saja menjadi seorang paman.
Ayah dan Ibu syok, apa maksudnya itu. Min Ho ingin menjelaskan, tapi ia menggeleng, sudah lupakan saja. Ibu dan ayah terus mendesaknya.
Min Ho : Jadi Kyung Ja dan Gil Ro benar-benar..
Ayah : Ya?
Min Ho teriak, ah tidak bisa. Aku harus merahasiakan ini. Ayah dan Ibu langsung bisa menebak, apa Kyung Ja..punya bayi? Apa dia hamil? Ibu langsung ingin telp putrinya.
Tapi Seo Won sedang bicara dengan Sun Mi dan Young Sun, ia tidak mendengar bunyi ponselnya.
Young Sun cerita macam2. Sun Mi mulai kegerahan, Seo Won ..benar2 panas disini. Sun Mi mulai membuka sweaternya. Seo Won panik, jangan buka bajumu. Sun Mi heran, kenapa? Kita pernah ke jimjilbang bersama.
Young Sun lebih parah, ia jalan ke lemari baju Seo Won dan ingin pinjam celana untuk ganti jeans-nya.
Seo Won panik dan menghalangi Young Sun agar tidak membuka lemari baju. Young Sun ingin membuka jeansnya, ia ingin menginap di rumah Seo Won.
Seo Won teriak ke Pil Hoon, jangan buka matamu. Kalau kau buka mata, kau akan mati!
Pil Hoon langsung tutup mata wkk.
Young Sun : Siapa? Aku ?
Seo Won : Bukan.
Seo Won langsung membuka laci dan membiarkan Young Sun mengambil celananya. Young Sun ganti celana rumah dan ia merasa lebih nyaman. Seo Won mengeluh.
Beberapa saat kemudian, ketiga agen wanita itu duduk dan mulai curhat lebih mendalam. Seo Won tidak ingin mendapatkan pria yang seperti ayahnya. Ia ingin seorang pria yang menghormati dan mau mendengarkan dirinya.
Seo Won : Tapi aku bukan benar2 orang yang baik. Karena aku tidak ingin menjadi yang lebih kecil/mengalah. Dan kalau ia masih tetap meninggalkanku meskipun aku sudah memohon dan minta maaf, kurasa itu akan sangat menyakitkan.
Young Sun : Seseorang..harus mencapai dasarnya sebelum ia menyadari kebenarannya. Apakah itu kelompok religius atau seseorang, kepercayaan yang kau dapatkan setelah kau mencapai dasarnya adalah yang tertinggal dalam hidupmu.
Kepercayaan tanpa memberikan hatimu bukanlah kepercayaan yang sesungguhnya.
Sun Mi sudah mabuk, ia mulai tidur, aku harus mencapai dasarnya. Aku benci semuanya. Aku benci semua orang.
Seo Won : Aku tidak mau Gil Ro jatuh ke dasarnya. Tapi aku terus melakukan itu kepadanya.
Paginya, Pil Hoon terjatuh dari dalam lemari. Ia panik dan berusaha kembali lagi ke dalam lemari.
Seo Won memanggilnya dan berkata Young Sun dan Sun Mi baru saja pergi. fiuh..Pil Hoon langsung lari ke kamar mandi, ia sudah menahan pipis semalaman wkk
Pil Hoon mengajak Seo Won ke rumahnya. Ia akan menemui ayahnya dan ingin Seo Won menunggu di depan rumah.
Pil Hoon berkata dokumen milik ayahnya ada di bawah tempat duduk Seo Won. Jika ayahku memang penjahat dan aku tidak bisa memaafkannya. Aku ingin paling tidak kau bisa memaafkannya. Kau satu-satunya orang yang bisa kujadikan sandaran.
Seo Won membaca dokumen itu dan menghela nafas.
Pil Hoon menemui orang tuanya. Ibu langsung lega, ia tanya banyak hal pada Pil Hoon. Pil Hoon minta ibunya pergi dulu, ia harus bicara berdua saja dengan ayahnya.
Ibu kesal, apa kau tahu betapa menyebalkannya diusir hanya agar kalian sesama pria bisa bicara.
Pil Hoon langsung tanya pada ayahnya, siapa John J? Ayah terkejut dan minta Ibu pergi sebentar. Ibu merajuk, kenapa kau juga seperti itu. Tapi ibu tidak bisa membantah kalau ayah yang memintanya.
Ayah tampak panik, darimana kau mendengar ini? Apa dari Kim Mi Rae?
Pil Hoon kelihatan sedih, ini membenarkan dugaannya kalau ayahnya memang tidak bersih-bersih amat.
Pil Hoon menunjukkan foto John J. (UTW! I miss u). Ayahnya syok, pria ini? Bagaimana kau bisa mengenal pria ini?
Pil Hoon menahan kesedihannya. Ia coba bertanya, siapa Choi Heung Soo?
Ayah marah : Dasar anak brengsek.
Pil Hoon : Kalau ayah mengatakan padaku, aku akan mengatakan semuanya pada ayah. Sebagai putra ayah.
Ayah : Aku tidak melakukan kesalahan. Itu transaksi legal. Aku dengar dia adalah ayah orang ini, jadi aku melakukan transaksi itu.
Pil Hoon : John J adalah anak Choi Heung Soo?
Ayah : Sebenarnya apa maumu? Darimana kau mendapatkan semua informasi tidak berguna ini?
Pil Hoon mengaku : Aku adalah seorang agen NIS.
Ayah syok : Apa?
Pil Hoon : Putramu Han Pil Hoon, bekerja untuk kesatuan tugas khusus NIS. Ayah...apa kau salah satu dari penjahat itu?
Ayah kelihatan bersalah, tapi ia hanya berkata : Kau ini benar2 idiot, berapa memangnya gajimu di NIS? Ayah pergi.
Pil Hoon melihat ke arah Ayah sambil menahan tangis.
Pil Hoon kembali ke mobilnya. Seo Won tanya, apa Pil Hoon baik2 saja. Pil Hoon membenarkan. Ayahku selalu mengutamakan uang. Dia selalu melakukan apa saja demi uang. Karena dia seperti itu, hal ini tidak terlalu mengejutkan.
Seo Won menggenggam tangan Pil Hoon.
Pil Hoon : Tapi meskipun aku tahu ini sudah jelas ..meskipun aku tahu akan seperti ini...
Pil Hoon tidak bisa melanjutkan kata-katanya, ia menangis di pelukan Seo Won.
Seo Won ikut menangis dan membelai punggung Pil Hoon. Maafkan aku...aku benar2 minta maaf.
Level 7 [1], [2], [3], [4], [5], [6], [7], [8], [9], [10], [11], [12], [13], [14]
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation.
0 comments:
Post a Comment